Skip to main content

Posts

Showing posts from 2021

Masih, Polemik Gerakan Usaha dan Sedekah UYM

Para investor dan pemberi sedekah melalui UYM, satu persatu buka suara dan menyampaikan kekecewaannya. Wajar saja. Satu sisi, UYM terus terusan tampil dengan usaha-usahanya baik di saham dan lainnya. Bahkan dengan terang-terangan bisa ratusan juta bayar pajaknya dari usahanya. Tentu saja, inilah yang membuat para investor dan penyedekah mulai bertanya-tanya, mengapa tidak mendapatkan bagian bagi hasilnya. Lalu, dari mana uang UYM sebanyak itu?. Tidak sedikit yang curiga, perusahaan Investasi dijadikan "money laundry" dari para penyedekah dan investor. UYM pun siap membuktikan bahwa tuduhan itu semua salah dan siap dipengadilan. Apapun polemik ini, setidaknya efek terhadap dakwah sedekah melalui UYM mulai turun trust nya. Banyak yang mulai memutar kembali video lama UYM yang meminya jamaah untuk bersedekah agar bisa dapat Beratus kali lipat imbalannya. Sekarang, konsep itu ditantang oleh jamaah, agar UYM menyedekahkan semua hartanya agar dapat imbalan berkali lipat. Menyimak p

Antara Dakwah Sedekah dan Patungan Usaha UYM yang Dipermasalahkan

Akhir ini, mencuat kembali protes dan tuntutan peserta investasi yang digalang oleh Ustadz Yusuf Mansur. Dari informasi dari sosmed testimoni peserta yang kecewa di YouTube, didapatkan bahwa banyak hal akad syar'i yang tidak jelas sejak awal. Bahkan, bila didengarkan jawaban dari UYm sendiri, diakuinya dalam membangun proyek nya, kekurangan dana diambil dari perbankan sehingga UYM harus bayar bunga bank tiap bulannya. Secara pribadi, saya sendiri sepakat dan menerapkan power of sedekah. Namun, saya tidak pernah ikut program apapun dari UYM, meski pernah ikut ceramahnya. Sedekah itu urusannya hamba dengan Sang Pencipta, sehingga memang baiknya ikuti aturan Ilahi bagaimana mendistribusikan nya. Kerancuan konsep sedekah, gerakan usaha (untuk memiliki aset ummat) dan investasi menjadi akar masalah nya. Dalam Islam, bila kita bekerjasama atau kolaborasi usaha maka harusnya ditentukan jenis akadn syirkah nya (mudhorobah, inan, dll). Lalu gerakkan memiliki aset ini juga kurang jelas, uang

Pinjol Jadi Sumber Masalah Baru, Bukan Solusi

Dulu, dibanggakan dengan adanya serapan pinjol yang tinggi, seolah itu indikasi geliatnya ekonomi. Konon, transaksi pinjol adalah transaksi ekonomi.  Namun, kini semua menjerit ketika banyak yang tak mampu bayar bahkan terteror oleh penagih. Ada yang stress, ada yang bunuh diri, ada yang keluarga nya berantakan, dan itu sedikit efek dari pinjol.  Sebenernya, ini adalah sedikit inovasi dari sistem kapitalisme yang kita kenal dengan fintech. Akumulasi kapital berupa fiat money butuh terus dipercaya dan dipakai oleh masyarakat. Populasi yang tinggi menjadi peluang bisnis fintech.  Singkat nya, menurutku sumber masalahnya ada di sistem Ribawi. Pinjol yang menawarkan kemudahan pinjaman tanpa syarat yang jelimet, menjadi pelarian orang-orang yang tak bisa akses sumber finansial. Bunga pinjol yang tinggi (0,8% per hari atau 24% per bulan) sangat mencekik dan siap meneror. Bagi rakyat kelas bawah yang terdesak, pinjol seolah jadi malaikat sesaat dan jadi laknat kemudian. Kesimpulan nya, sistem

Trending: G30SPKI, Kesaktian Pancasila dan Poligami

Jagad Twitter Indonesia sedang trending dengan G30SPKI, Kesakitan Pancasila dan Poligami. 30 September juga jadi SK "dipecatnya" pegawai KPK yang dianggap tidak lulus tes wawasan kebangsaan, aneh. Tak ada pembelaan dari institusi pemerintah bagi mereka. Netizens berhasil menggalang opini sehingga istana khususnya kepresidenan bingung meresponnya. Awalnya mendukung pimpinan KPK yang memecat mereka, lalu diarahkan ke kepolisian untuk menampung pegawai yang dipecat. Ditambah lagi, Jenderal Gatot mengangkat bahayanya kebangkitan komunis yang telah menyusup di kekuasaan termasuk di TNI. Museum G30SPKI di Kostrad mendadak ramai karena hilangnya patung tokoh TNI yang memerintahkan untuk menumpas PKI. Muncul gerakan pasang bendera setengah tiang yang masih di masyarakat oleh netijen untuk mengenang pahlawan yang dibantai PKI. Dan pada 1 Oktober sebagai hari kesaktian Pancasila dipasang bendera satu tiang penuh sebagai tanda kemenangan dari komunisme. TVRI yang menjadi corong pemerint

Free Guy, Sebuah Reviu

Film free guy jadi film box office minggu ini. Cukup menarik, mengambil cerita kekinian tentang dunia games yang ditopang oleh Artifisiall Intelijen. Dalam dunia games "free city", nama game online tersebut, Guy hanyalah pemain background atau latar yang setiap hari hanya menjalankan rutinitas bangun, ganti baju, jalan ke kantor, beli kopi, ketemu teman kantor, sampai ke kantor (bank), melayani customer dan jika ada perampokan, hanya diam tak melawan. Tiba-tiba, guy melihat gadis yang disukai nya, salah satu tokoh pemain game online. Muncul perasaan untuk berubah rutinitas nya dan mengejar gadis impian tersebut. Mulai muncul keanehan, Guy bisa menjadi tokoh pemain karena mengambil kacamata pemain lain. Ini membuktikan, Artificial Intelijen bekerja dalam game tersebut. Sebuah keberhasilan bagi programmer nya. Dari sisi cerita, film ini memuat pesan sekulerisme dan sosialisme secara gamblang. Hal ini bisa mempengaruhi akidah penonton tanpa disadari. "Tuhan" dicerminka

Demokrasi Meresahkan?

Para aktivis demokrasi di Indonesia mulai resah dan gelisah. Bahkan, ada istilah baru dari kondisi tersebut, demokrasi brutal. Penguasa dianggap bersembunyi dengan proses demokrasi namun memperjuangkan kepentingan oligarki. Kepentingan rakyat tak direspon dengan benar. Banyak kematian akibat protes atau demo kepada penguasa, namun dibiarkan seolah tak ada yang salah dengan pelanggaran HAM yang terjadi. Ruang diskusi dan berpendapat dibatasi, dengan mudah menggunakan UU ITE untuk menjerat para kritikus.  Inilah sedikit keresahan dari para aktivis. Wajah nya demokrasi prosedural, realita nya secara brutal memaksakan kepentingan oligarki kepada rakyat bahkan rakyat tak diberi pilihan kecuali menerima meskipun itu menderita. Bagiamana politik dan ekonomi sudah dikuasai secara "brutal", tak pernah lagi aspirasi publik didengar. Begitulah pendapat salah satu aktivis demokrasi. Setujukah?

Pijati Ibumu

Duh, Irinya hati ini bila melihat orang-orang yang masih memiliki orang tua. Ada ladang pahala yang begitu mudah dan dekat. Menyesal, ketika menyadari waktu lampau saat ortu masih ada, mengapa tidak all-out menyenangkan nya. Kini, hanya doa dan niat baik yang bisa kuhaturkan. Setiap kebaikan yang bisa kupersembahkan pada ortu, hanya niat yang kuwakilkan buat mereka. Muhammad bin Al Munkadir rahimahullah mengatakan, "Semalam suntuk kupijat kaki ibuku. Sedangkan saudaraku Umar semalam suntuk mengerjakan sholat. Aku tidaklah gembira andai malamku digantikan dengan malam saudaraku".  Memijat ibu itu lebih baik dibandingkan sholat malam semalam suntuk. Menyenangkan ortu lebih baik daripada sholat Sunnah. Berbakti pada orang tua hakikat nya membuat mereka bahagia, termasuk jika itu hanya memijat kaki ibu.  Mentaati perintah ibu, ketika ia meminta untuk dipijat merupakan amal sholih.  Yuk, kalian yang masih punya orang tua, berbaktilah. Buat mereka bahagia dan tak pernah menyesal pu

Apa itu Komunisme?

Hari ini, "komunis" menjadi kata trending di Twitter. Banyak netizens yang mencuit perihal komunis. Apalagi ini bulan September, ada sejarah kelam bangsa Indonesia di tahun 1965, yang kemudian dikenal dengan nama Gerakan 30 September PKI (Partai Komunis Indonesia). Menjadi trauma bangsa, bagaimana PKI memperjuangkan komunisme menjadi ideologi bangsa dan negara menjadi negara komunis. Dibelahan bumi manapun, kalian yang mau membaca sejarah negara yang berideologi komunis, pasti ada sejarah berdarah masa lalu, bagaimana penguasa nya rela membunuh warga nya yang menolak atau menjadi ancaman komunisme. Lihatlah di Unisoviet, RRC, Vietn, Korea Utara dll yang beraliran komunisme. Mengapa penguasa yang berideologi komunis begitu kejam hingga rela membantai warganya sendiri yang menolak komunis?  Peletak ide ini adalah Karl Marx, meskipun bukan ia seorang. Buku dan tulisannya menjadi masterpiece bagi penganut sosialisme, bisa disebut kitab sucinya lah. Meskipun ia sendiri keturunan Y

#stopisuradikalisme Trending Hari Ini

Tagar stop isu radikalisme (#stopisuradikalisme) menjadi salah satu trending tagar di Twitter. Hal ini muncul dimungkinkan karena narasi setiap penyelenggara negara dalam setiap kesempatan yang dibicarakan adalah radikalisme. Meskipun masyarakat mayoritas tidak paham apa yang dimaksudkan oleh penguasa. Dari sisi rakyat kebanyakan, radikalisme adalah kemiskinan struktural, teror penyakit dan harus vaksin, bahkan pola hidup permisif seperti LGBT, intoleran pada mayoritas menjadi isu radikal yang dirasakan langsung oleh masyarakat bawah. Agenda dan isu radikalisme yabg diusung penguasa memang bisa berbesa dengan isu radikalisme dikalangan rakyat kebanyakan. Bagi penguasa yang berpandangan sekulerisme atau komunisme, orang atau kelompok masyarakat yang berpandangan taat agama menjadi tertuduh radikalisme yang akan menjadi sasaran penguasa. Begitu pula sebaliknya, rakyat yang melihat penguasa cenderung jauh dari agama adalah penguasa yang radikal, sangat berani menjadi saingan Sang Maha Kua

IBHRS Tahanan Politik?

Hari ini mulai trending #IBHRS_TahananPolitik. IBHRS merupakan singkatan dari Imam Besar Habib Rizieq Syihab. Membaca dan melihat kasus IBHRS memang tidak bisa dilepaskan dari kasus Pilkada DKI Jakarta. Seperti yang pernah diutarakan IBHRS sendiri bahwa ada dendam politik. Seperti diketahui, kalahnya Ahok oleh Anies, ada andil kekompakan ummat Islam di DKI Jakarta untuk menolak pemimpin kafir (tertutup oleh sesuatu sehingga tidak mau beriman). Ditambah lagi, keceplosan si Ahok dalam Dinasnya memberikan pidato atau arahan menyinggung perihal Alquran (out of context) sehingga diadili, dihukum sebagai pelaku penistaan agama. Saat itu, ormas terdepan dalam edukasi ummat Islam adalah FPI dan HTI, yang kemudian hari dibubarkan juga oleh penguasa. Ahoker garis keras tak tinggal diam, selalu membuat isu dan propaganda di sosmed mengenai musuh politik Ahok dkk tsb. Hasilnya, HRS harus rela hidup di Mekkah dan sekembalinya ke Indonesia harus menghadapi berbagai skenario, termasuk wafatnya 6 oran

Matinya Empati Penguasa? Belajarlah dari Khulafaur Rasyidin

Hari ini #MatinyaEmpatiPenguasa trending di Twitter. Hal ini terkait dengan naiknya harta kekayaan pejabat negara yang melimpah ruah dan fantastisnya anggaran yang diterima wakil rakyat berdasarkan pengakuan Krisdayanti. Disisi yang lain, kehidupan orang miskin di Indonesia sangat memprihatikan. Banyak orang tak mampu mengakses makan, sandang dan papan. Menyedihkan. Gap antara tuan kaya dan orang papa, bak langit dan bumi. Trending juga, Umar bin Khattab, salah satu Khulafaur Rasyidin yang hidupnya sangat berempati pada rakyat nya. Hal ini juga diteruskan oleh cicitnya, Khalifah Umar bin Abdul Azis, yang memilih hidup bersahaja dengan tunjangan negara secukupnya untuk hidup saja, namun semuanya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyatnya. Sangat disayangkan, sosok Umar ini, hanya dijadikan kampanye ketika pilpres atau pilkada. Selebihnya, tak ada yang menyerupai bahkan keinginan untuk menirunya. Umar bisa berempati pada rakyat karena itu tuntutan syariat. Umar paling takut ketika ada k

Demokrasi Biang Kezaliman?

Melihat kondisi politik, ekonomi, kesehatan, keamanan, kedamaian dan sosial masyarakat di Indonesia, tak ada salah jika ada pihak yang melihat nya sebagai hasil berdemokrasi. Karena selama ini, bangsa Indonesia memang menerapkan sistem demokrasi. Memilih presiden, gubernur, bupati dan wakil rakyat dengan cara demokrasi. Otomatis hasil kinerja dan aturan yang dibuat berdasarkan mekanisme demokrasi. Wajar lah, jika ada hasil hukum yang tidak adil, ini lah produk demokrasi di Indonesia.  Kerumunan oleh rakyat kecil atau musuh politik, pasti dengan tegas ditindak. Beda jika yang buat kerumunan di masa pandemik adalah penguasa, am dari delik hukum. Ya inilah realita demokrasi. Ketika diumumkan kekayaan penyelenggara negara yang naik begitu cepat sedang kan kaum miskin bertambah, ya inilah ekonomi demokrasi di Indonesia. Itulah realita nya ketika diterapkan hasil demokrasi. Kebebasan berpendapat? Dijamin dalam sistem demokrasi. Silahkan berpendapat dan mengkritisi. Bila penguasa tak berkenan

Netizens Melawan Pendengung?

Hari ini viral komentar Diaz Hendropriyono dan Dedy Corbuzier perihal anak-anak penghafal Al-Qur'an yang menutupi telinganya karena tidak mau terdistraksi oleh musik. Pembelaan netizens dan ingluencer berakal sehat langsung membuat tandingan dengan cara satire. Bermunculan video orang-menutup telinganya ketika diperdengarkan pidato kampanye presiden.  Diaz dan Dedy mungkin secara tidak sadar telah menunjukkan intoleransi, bahkan dengan nyata terjangkit islamophobia?. Mereka yang sejak kecil memperdalam ayat-ayat Allah SWT dengan menghafal, memahami, mengamalkan dan mensyiarkan, pasti lah menjadi orang yang penakut untuk berbuat buruk seperti berjudi, membunuh, korupsi, berbohong, makelar SDA rakyat. Karena perbuatan tercela itu sudah mereka ketahui sejak dini dan untuk diingkari karena takut akan Tuhannya. Berbeda dengan orang yang tak kenal ajaran agama, membunuh, berbohong, menipu, menjilat, menjual bangsa demi berkuasa pun akan dilakukan. Pada Allah saja mereka tidak takut, apal

Bongkar Dalang Tragedi KM50?

Jagad Twitter kembali diramekan oleh tagar #BongkarDalangTragediKM50.  Peristiwa 6 Desember 2020 ini memang belum usai karena peristiwa itu telah menghilangkan banyak nyawa, namun tak ada yang dihukum sebagai pelaku dan dalang nya. Tragis bila mengingat dan melihat foto korban yang diotopsi, mengalami penyiksaan dan pembantaian. Terhitung sudah 9 bulan kasus ini, meski sudah ada para ter ada tersangka nya, tak jua disidangkan. Bahkan sampai ada Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) yang telah menerbitkan Buku Putih Pelanggaran HAM Berat, tetap saja kasus ini seolah didiamkan.  Mengapa begitu mudah nyawa dihilangkan? Mengapa pelaku penghilang nyawa tak segera dihukum berat?  Mengapa keluarga korban diabaikan jiwa dan raganya karena merasakan rasa ada sakit dan dendam melihat orang tersayang nya dibantai? Ketika keadilan sudah tiada, kemana harus dihidupkan?

Ramenya Dunia Politik, Kudeta Partai?

 Hari ini, buzzer menaikkan tagar #KetumDemokratMoeldoko. Sepertinya cerita "kudeta" partai Demokrat masih berlanjut. Sejak awal, peta politik memang dinamis. Namun, kini mau di harmoniskan atau diminimalisir adanya oposisi. Partai Demokrat menjadi salah satu ganjalan, karena SBY dan partai demokratnya masih ambigu, kadang pilih ditengah, kadang tak memihak, cari aman. Perhitungan politik kedepan, jika Partai Demokrat bisa dikuasai maka perlememen bisa dimenangkan secara mutlak. Agenda politik untuk berkuasa akan lebih mudah dijalankan. Itulah perhitungan kekuasaan. Bila pun harus ada konflik dan yang dikorbankan, dianggap sebagai sebuah hal biasa.  Partai demokrat, SBY dan AHY tentu saja tidak tinggal diam, pasti melakukan perlawanan dan pergerakan. Politik akan selalu gaduh. Terus terang, sebagai rakyat biasa, apa yang terjadi dalam isu yang diusung partai politik tak pernah seirama dengan agenda rakyat. Tak begitu banyak yang peduli. Hanya menonton kegaduhan perebutan keku

Antara Pandemi dan Bisnis Industri Kesehatan

 Pandemi covid19 masih terus berlarut-larut, setiap ada vaksin baru maka muncul pula varian baru. Setelah peredaran dan bisnis alat tes covid berhasil meraih keuntungan fantastis, kini vaksin menjadi barang dagang mahal yang diperebutkan. Meskipun, vaksin yang beredar dinilai sebagai obat dalam emergency tanap tahapan tes sempurna, karena semua ingin keluar dari pandemi. Teknologi vaksin ini bukan hal baru, termasuk salah satu cara untuk keluar dari pandemi. Sayangnya, kita lihat pererdaran dan produksi masal oleh industri kesehatan dunia menjadi barang dagangan menggiurkan di dunia ketiga atau negara berkembang. Bila di negara maju, pemerintah memastikan keamanan vaksin yang akan diberikan dan memberikan vaksinnya secara gratis karena itu hak setiap warganya.  Misalnya, ketika pemerintah Jepang membelikan vaksin bagi warganya dari vaksin yang efikasinya yang tertinggia, suatu ketika ditemukan ada zat asing yang mengkontaminasi vaksin moderna. Tanpa memperhitungkan kerugian, pemerintah

Kedewasaan Berorganisasi

Organisasi itu kumpulan orang-orang dengan berbagai karakter dan kepentingan yang memiliki kesamaan sehingga bersepakat bekerjasama dengan aturan yang ditetapkan. Salah satu ciri kedewasaan adalah mampu menyelesaikan konflik-konflik yang ada. Alkisah, disebuah negeri Sakura, berkumpul anak muda yang suka olahraga. Mereka membentuk klub dengan tujuan bisa mengumpulkan orang yang suka olahraga dan menambah relasi. Dimulailah latihan demi latihan, dan semakin banyak yang bergabung. Muncul kepentingan dan motivasi masingmasing peserta. Ada yang pingin bener latihan sehingga butuh banyak jam latihan, ada yang hanya ingin cari keringat dan berkomunikasi dengan sesamanya, mencari pertemanan. Disinilah perang leader, bagaimana memutuskan arah organisasi, apakah menjadi klub olahraga penghasil atlet, atau hanya penyalur hobi dan silaturahmi. Seiring membesar nya organisasi, orang-orang yang berbeda haluan pasti memilih menepi dan keluar. Itu biasa. Itulah ciri kedewasaan, semakin banyak konflik

Berhijrah 1443 H

Saatnya kita semua berhijrah, dari maksiat kepada ketaatan. Setiap dosa, taubat segera dilakukan.  Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah menjadi peristiwa penting sehingga dijadikan awal bulan penanggalan Islam. Sejak di Madinah, Rasulullah SAW memimpin masyarakat dengan Islam meski pluralitas tetap ada, bahkan kaum majusi pun eksis meskipun minor. Kita harus bersyukur, bisa diberikan kesempatan untuk bertaubat. Semoga ini adalah h ini hijrah menuju kebaikan. Meninggalkan masa lalu kelam penuh noda. Bersimpuh diri meratap segala khilaf, demi sebuah harapan ampunan Illahi.  Perbanyak ibadah, perbanyak kebaikan. Sibukkan diri dengan ketaatan. Jauhi kejahatan dan dosa nista.  Hijrah. Momentum terbaik untuk berubah ke arah lebih baik. Sebagai seorang muslim, sibukkan dengan belajar Alquran, menghafal dan memahami, melaksanakan dan mendakwahkan. Tidak ada cara lain, selain bersungguh-sungguh untuk taat kecuali bertaubat dan berlomba kebaikan. Jika masih ada waktuku, ku ingi

Bersabar dan Bersyukur di Era Pandemi

Pandemi belum reda. Bahkan terkesan mengganas. Ada yang salah. Tata kelola seperti tak jelas, bingung dan panik. Ada yang bilang, hanya untuk menghindari kewajiban karantina, kata lockdown dihindari oleh pembuat kebijakan. Bagaimana kita sebagai muslim menyikapinya?. Secara pribadi, sebagai bentuk sabar kita maka, menjauhi sumber penyakit dan wilayahnya. Selaku taat menjaga protokol kesehatan. Menghindari kerumunan dan selalu menjaga jarak. Bentuk kesabaran kita adalah taat syariat terkait dengan pandemi ini.  Secara kelompok ditengah masyarakat, senantiasa ada kelompok yang saling menjaga agar aturan terkait solusi pandemi ini dijalankan.  Secara bernegara, tentunya menjalankan syariatNya dalam melayani segala urusan rakyatnya. Sebagai bentuk bersyukur kita tentu saja saling membantu dalam meringankan ujian pandemi ini. Bentuk syukur kita dengan kesehatan dan usia yang diberikan, dengan bersungguh-sungguh mengabdi kepada Sang Pencipta. 

Pola Pendidikan di Perkuliahan Jepang

 Ada dua periode penerimaan dalam setahun, di bulan spring (April) dan di bulan autumn (September). Setiap mahasiswa akan mendapatkan langsung dosen pembimbing untuk skripsi/thesis/desertasinya. Mereka akan diasuh satu Professor sekaligus pengelola/leader laboratorium. Untuk mahasiswa S1 harus banyak ambil SKS (mata kuliah), yang bisa lintas lab dan biasanya satu kelas pun hanya 10-20an orang. Apalagi dengan adanya pandemi covid, kelas hanya dihadiri 50% kapasitas ruangan. Untuk konsultasi penelitian, akan ada kelas seminar yang diadakan oleh laboratorium nya sebulan sekali, dengan masing-masing mempresentasikan progres penelitian nya. Disitulah pembimbing nya terus memantau danengarahkan. Untuk S2, jumlah mata kuliahnya lebih sedikit daripada S1. Dan untuk mahasiswa S3, tak banyaka mata kuliah pilihan yang harus diambil, mungkin hanya 2 mata kuliah, selebihnya penelitian. Dengan target publikasi ilmiah.  Di Indonesia, secara kurikulum lebih berat, banyak mata kuliah yang harus diambil

Tentang Rezeki

Sore itu, tetiba ada pesan masuk yang mengkabarkan ada kurang transfer. Padahal, sudah lupa dan tidak pernah cek lagi apakah sudah di transfer atau belum. Dikabarkan agar dicek apakah benar jumlah transferannya, ternyata baru ngeh juga jika kurang. Itulah rezeki. Salah satunya memang harta kepemilikan. Namun, lebih luas dari itu. Rezeki itu pemberian Allah kepada kita, bukan hanya harta dan tidak harus dimiliki. Ketika kita butuh kendaraan, kita bisa menyewa atau tetiba ada yang meminjamkan. Peluang dan kesempatan itu juga rezeki. Waktu di dunia juga rezeki. Manfaat kanlah waktu untuk bertaubat dan taat. Tiada kenikmatan yang diberikan Allah, ketika kita banyak maksiat, masih diberikan kesempatan bertaubat. Manfaatkan lah rezekimu sebaik mungkin. Bukan hanya untuk disini, berorientasi lah ke kampung halaman. Tempat kembali semua orang. Sebelum nafas di kerongkongan dan matahari terbit dari barat, maka pintu taubat terbuka. Bersungguh-sungguh lah meninggalkan dan menyesali segala perbua

Menulis Untuk Siapa?

Bila ditanya kan seperti itu, maka jelas saya jawab, blog ini untuk diri sendiri dulu. Standar tulisan adalah standar pribadi. Tempat mencurahkan isi pikiran dan catatan memori. Ketika ada suatu hari saya baca kembali maka akan mengembalikan pengetahuan. Selain itu, blog ini menjadi tempat latihan yang sangat mudah dan praktis. Banyak tulisan tercipta, ketika duduk di kereta, diantrian, atau sedang break dari kesibukan rutinitas. Saya percaya, setiap penulis itu adalah pembaca. Namun, tak semua pembaca yang berani untuk menulis. Banyak keraguan dan keengganan. Karena menulis pun butuh motif.  Melatih otot dan syaraf menulis butuh tahapan dan rutinitas sehingga bisa naik kelas. Setiap saat harus terlatih berpikir mencari ide untuk dituliskan. Ketika ada ide sedikit pun tak boleh dilepaskan. Langsung tuliskan.  Bila sebagai pemula, langsung minta sanjungan. Terlalu naif. Karena saya bukan anak pembesar dan tokoh berpengaruh. Saya hanya butuh latihan dan jam terbang.  Untuk saat ini, saya

Mengapa Saya Menulis?

Karena saya bukan anak pembesar atau tokoh berpengaruh. Menulis juga menjadi bukti perjalanan kehidupan. Bisa berbagi informasi dan pengetahuan. Setidaknya saya bisa mengukur perubahan diri dari tulisan.  Membaca setiap tulisan di blog ini seolah terbawa dalam pola perkembangan jaman dan pengaruh di kehidupan. Cara menulis dan merangkai kata, mengingatkan kepada karya tulisan yang pernah di baca. Saya akan tetap menulis, karena mengasyikkan. Bukan untuk belajar bagaimana tata cara menulis. Tapi, untuk belajar menulis ya dengan langsung menulis. Ada suatu keinginan kuat tuk jadi penulis. Syaratnya mudah, hanya dengan menulis. Prosesnya lah yang cukup berat. Penuh dengan latihan dan konsistensi. Terus menghasilkan tulisan. Sekalinya berhenti menulis, hanya menjauhkan dari keinginan. Tak ada yang bagus dengan cara instan. Semua ada proses. Semua ada waktunya. Bila mau bisa bersepeda, pingpong, badminton, dan apapun, pasti butuh pembelajaran yang rutin. Tanpa kepayahan, mustahil akan jadi

Derivasi Fiat Money, Ada Saja Ya?

Bagi yang belum tahu, sederhana nya Fiat Money itu uang yang tidak dijamin oleh sesuatu yang berharga, hanya legitimasi penguasa dan kesepakatan. Uang kertas misalnya. Rupiah yg digunakan di Indonesia begitu berharga bisa beli apapun di Indonesia, selama barang/jasanya dijual. Tidak demikian bila dibawa keluar wilayah kekuasaan ini Indonesia. Bisa tak berharga. Pernah, ketika di Jepang, membawa rupiah dan menukar nya di sana. Nilainya tidak sama dgn nilai tukar Yen di Indonesia. Sungguh tak berharga. Lebih baik bawa dollar atau Yen sekalian. Mengapa? Cerita nya panjang bisa satu mata kuliah makro ekonomi. Skip saja. Beberapa hari yang lalu, dikejutkan dengan ditangkap nya pendiri pasar muamalah dengan dinar dan dirham. Bagi yang ngerti ekonomi sebenarnya sungguh aneh. La wong bitcoin yang ga ada wujud nya saja boleh kok. Apalagi sekarang banyak nya institusi finance yang menyediakan wallet untuk transaksi. Yang ga nampak saja kalian boleh dan percaya. Apalagi yang tampak. Riil ekonomi.

Ciptakan Hobi Membaca

Membaca itu perlu dijadikan hobi, kebisaan dan kebiasaan. Coba lihat di negara maju. Target membaca buku, dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Tak heran, jika kita melihat kebiasaan yang berbeda dengan di Indonesia. Disinilah tantangannya. Bagaimana meniru kebiasaan yang baik, menambah ilmu dengan cinta baca. Kedepan, kita semua berharap ada revolusi pendidikan yang bisa menanamkan cinta baca. Sekarang, kita bisa memulainya dari diri sendiri. Teruskan dengan komunitas.  Di era digital ini, sangat mudah menemukan berbagai literatur dan bahan bacaan. Saya memulainya dengan buku bertema yang saya sukai, ada buku motivasi, agama, pertanian dan politik ekonomi. Saya memulai dari yang gratisan dengan join di grup telegram. Agar mudah di baca di gadget dan ukuran file kecil, saya suka file dot epub. Bisa di baca di Play booknya android dan IOS. Tiap hari, mulai melahap satu buku, setebal 100-300 halaman. Itu sangat mudah. Karena gadget tak jauh dari tangan, setiap hari berjam jam pegang gad

Global Positioning System (GPS) Kehidupan

  Global Positioning System (GPS) merupakan inovasi teknologi yang sudah banyak digunakan setiap orang untuk membantu mencapai tujuan perjalanannya. Dengan GPS, kita bisa mengetahui jalan mana saja yang akan kita lalui dan perkiraan berapa lama sampai di tujuan. Bahkan, GPS membantu kita memberikan informasi posisi kita apakah sudah sesuai (semakin) mendekati tujuan atau melenceng.   Begitupun seharusnya kita dalam menjalani hidup. Tujuan akhir kita ditentukan dengan kematian (ghaib=misteri) dengan keyakinan bahwa kita kan kembali kepada Yang Maha Kuasa, antara nikmat atau siksa. Tentu saja, kita semua pasti memilih balasan kenikmatan tiada tara dan dijauhkan dari siksaan celaka. Maka, mulailah gunakan GPS kehidupan anda. Tuliskan tujuan akhir hidup anda.   Aku ingin diridhoi Allah SWT dan dimasukkan kedalam indahnya jannah. Seorang ustadz, bercerita padaku maka ketika kita sudah berazzam untuk meminta Ridlo-Nya, tiada lain dengan menggunakan aturan main-Nya. Apalagi jika bukan peratu

Kutahu yang Kumau

Entah apa jadinya jika kita tak tahu untuk apa hidup di dunia ini. Tak tahu arti hidup bagaikan berjalan tak tahu arah dan tujuan. Kunci kesuksesan dalam hidup ini jika kita tahu tujuan hidup. Sebagai seorang muslim, saya tegaskan bahwa tujuan hidup di dunia ini sebagai Khalifah, pengemban amanah tuk diuji di dunia apakah kuat memegang aturan ilahi atau pembangkang. Tak ada yang lebih agung dari tujuan hidup seorang hamba kecuali Ridlo Illahi.   Sebaik-baik manusia ketika diberi umur panjang, digunakan untuk memperbanyak amal sholih. Disini, jelas bahwa tujuan kita di dunia sangatlah berarti. Hiasilah dengan banyak capaian yang bisa menjadi bekal tuk akhirat. Sebagai seorang anak, maka tujuanya adalah menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dengan memperbanyak amal shollih dan prestasi yang membanggakan baik di sekolah maupun lingkungan. Sebagai orang tua, bertujuan mencetak generasi pencinta Allah dan Rasul-Nya. Generasi yang unggul dan pemimpin masa depan. Sebagai pengusaha, be

Membangun Prinsip Sang Juara

  Pernahkah anda merasa pesimis dan pasrah terhadap kondisi yang menerpa?. Pernahkah anda kesal terhadap diri anda yang seolah tak bergerak kemana-mana karena menjalani kegiatan yang monoton?. Pernahkah anda mendapatkan kawan yang selalu menanamkan pikiran pesimis bahwa kondisi tak kan bisa berubah, tak perlu bersusah payah merubahnya cukup mengambil kesempatan keuntungan terhadap kondisi tersebut?. Dan anda pun menyimpulkan, jalani saja hidup ini tak perlu bersusah berpikir yang berat, semua sudah ditentukan, yang penting kita happy. Itulah pemikiran dan cara berpikir orang-orang yang terjebak pada zona nyaman, takut perubahan dan tidak siap berubah. Padahal, perubahan adalah sesuatu yang tak terhindarkan, tinggal kita mau menjadi subyek perubahan atau korban dari keadaan. Untuk merubah diri dan orang lain dimulai dari pemikiran atau pemahaman. Seseorang yang berpikiran bahwa sumber kebahagiaan adalah kekayaan atau harta maka menjadikan hidup matinya untuk meraih kekayaan tersebut.

Memupuk Jiwa Juara

  Ada yang bilang bahwa attitude merupakan cara sikap kita dalam menghadapi hidup. Ada dua sikap yang bisa dilihat, yaitu sikap positif dan negatif. Attitude yang positif akan menuntun kepada fokus meraih kesuksesan dan sikap pantang menyerah. Kita hidup pasti dihadapkan kepada problema dan kendala, disitulah dibutuhkan attitude yang positif dalam mengatasinya.   Attitude bisa bermula dari pemikiran (ide/konsep/pemahaman) tentang sesuatu hal, bisa disebut dengan cara pandang. Maka, penting pulalah dalam menjaga dan memiliki cara pandang yang positif (positif thinking) dalam membangun attitude positif. Disadari atau tidak, kondisi kita hari ini merupakan hasil dari apa yang dipikirkan kemarin. Berarti, hari esok (masa depan) sangat ditentukan oleh apa yang kita pahami dan lakukan hari ini.  Lebih baik menyalakan lilin daripada mengumpat kegelapan. Terkadang, kita cenderung untuk menyalahkan masa lalu dan akhirnya tak berbuat apa-apa untuk masa depan. Masa lalu yang kelam seolah menj

Shutterstock, Tempat Menjual Foto Secara Online

 Era sekarang ini, dengan kamera atau handphone mudah sekali orang punya hobi untuk jepret alias foto-foto. Setelah itu, diupload di sosial media baik instagram dan facebook. Mengapa tidak mencoba untuk menguploadnya di "pasar" foto yang memungkinkan orang untuk "menghargai" hasil jepret tersebut? Nah, ada salah satu web market place yang bisa digunakan untuk menjual foto, yaitu shutterstock.com. Shutterstock menjadi web yang populer dengan sudah lebih 15 tahun menyediakan tempat jual beli foto secara online. Sebagai fotografer baik profesional ataupun amatiran, bisa mendapat uang dollar dari menjual foto di shutterstock ini. Berdasarkan info dari website nya, penjual di Shutterstock telah menjual $500 juta di seluruh dunia.  Shutterstock tetap menjaga copyrigth penjepretnya. Sekali menjadi kontibutor shutterstock, kita bisa memulai mencari dollar setiap kali ada orang yang tertarik dan mendownload hasil jepretan kontributor. Sebagai kontributor akan mendapatkan