Para aktivis demokrasi di Indonesia mulai resah dan gelisah. Bahkan, ada istilah baru dari kondisi tersebut, demokrasi brutal. Penguasa dianggap bersembunyi dengan proses demokrasi namun memperjuangkan kepentingan oligarki. Kepentingan rakyat tak direspon dengan benar. Banyak kematian akibat protes atau demo kepada penguasa, namun dibiarkan seolah tak ada yang salah dengan pelanggaran HAM yang terjadi.
Ruang diskusi dan berpendapat dibatasi, dengan mudah menggunakan UU ITE untuk menjerat para kritikus.
Inilah sedikit keresahan dari para aktivis.
Wajah nya demokrasi prosedural, realita nya secara brutal memaksakan kepentingan oligarki kepada rakyat bahkan rakyat tak diberi pilihan kecuali menerima meskipun itu menderita. Bagiamana politik dan ekonomi sudah dikuasai secara "brutal", tak pernah lagi aspirasi publik didengar.
Begitulah pendapat salah satu aktivis demokrasi. Setujukah?
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!