Pandemi covid19 masih terus berlarut-larut, setiap ada vaksin baru maka muncul pula varian baru. Setelah peredaran dan bisnis alat tes covid berhasil meraih keuntungan fantastis, kini vaksin menjadi barang dagang mahal yang diperebutkan. Meskipun, vaksin yang beredar dinilai sebagai obat dalam emergency tanap tahapan tes sempurna, karena semua ingin keluar dari pandemi.
Teknologi vaksin ini bukan hal baru, termasuk salah satu cara untuk keluar dari pandemi. Sayangnya, kita lihat pererdaran dan produksi masal oleh industri kesehatan dunia menjadi barang dagangan menggiurkan di dunia ketiga atau negara berkembang. Bila di negara maju, pemerintah memastikan keamanan vaksin yang akan diberikan dan memberikan vaksinnya secara gratis karena itu hak setiap warganya.
Misalnya, ketika pemerintah Jepang membelikan vaksin bagi warganya dari vaksin yang efikasinya yang tertinggia, suatu ketika ditemukan ada zat asing yang mengkontaminasi vaksin moderna. Tanpa memperhitungkan kerugian, pemerintah langsung menghentikan pemberian vaksin moderna yang tersisa, sampai mendapatkan penjelasan dan kepastian keamanan dari produsen.
DI jepang, semua warga diberik hak vaksin yang sama, dan tidak dikejar-kejar atau dipaksa untuk divaksin, katena itu hak dan pilihan bagi setiap warga untuk menentukan keamanan diirinya dengan segala resikonya. Sangat berbeda dengan nasib warga negara berkembang. Vaksin menjadi barang mahal dan peluang bisnis menjanjikan. Pemerintah di negara berkembang, biasanya tidak mampu membeli vaksin untuk seluruh warganya. Kalopun mereka membeli, biasanya dapat utangan dari negara produsen. Ketidakpercayaan rakyatnya pada pemerintah di negara berkembang, menyulitkan apllikasi vaksin, banyak yang takut terhadap resiko vaksin, karena jika terjadi resiko tinggi pada penerima vaksin, tidak ada perlindungan dan jaminan.
Banyak di negara berkembang, akhirnya menggunakan strategi regulasi yang mewajibakn warganya untuk vaksin, dan ini peluang bisnis cukup besar. Rakyat tidak bisa bergerak kemanapun kecuali vaksin. Ketika vaksin sudah dijadikan sebagai barang private, beli jika butuh, maka banyak pebisnis yan mengincar peluang edar dan menjual massal di negara berkembang.
Potensi bisnis inilah yang sangat terasa di negara berkembang.
Di Indonesia sendiri ada peluang inovasi vaksin nusantara yang menggunakan teknologi yang berbeda dengan vaksin lainnya (sinovac, moderna, dll). Namun demikian, vaksin nusantara mendapatkan tantangan dan hambatan dari dalam negeri sendiri karena yang dihadapi bisnis industri kesehatan global. Bila vaksin nusantara ternyata terbukti berhasil, maa sangat mengancam penguasa industri kesehatan. Mampukan Indonesia merdeka dari dikte industri kesehatan global?
Semoga yang terbaik bagi rakyat Indonesia. Bukan yang tercuan.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!