Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Tentang Dakwah Fase Mekkah Era Rasulullah SAW

Ada tahapannya, ada prosesnya. Sejak risalah Islam diterima Nabi Muhammad SAW, maka secara resmi dakwah dijalankan. Yang terdekat, menjadi sasaran dakwah Islam. Istri, sepupu, budak, paman dan sahabat-sahabat Rasulullah pun masuk Islam. Yang menolak pun tak sedikit dari kerabat. Ada tempat sebagai senter (Pusat) dakwah dalam fase pembinaan dan kaderisasi. Rumah Arqom bin Al Arqom sebagai tempat rahasia berkumpulnya para sahabat dalam pembinaan. Tak jarang, Rasulullah SAW mengutus sahabat untuk membina ke keluarga yang bersedia untuk masuk Islam. Tahapan ini difokuskan untuk mengkristalkan akidah Islam dalam setiap individu-individu yang memeluk Islam. Islam menjadi way of life bagi setiap sahabat. Tak ada yang bisa menukar iman mereka, bahkan nyawa pun siap dikorbankan. Lihatlah karakter Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Bilal dan sahabat lainnya. Islam telah menjadi pusat edar dalam hidup meraka. Hidup para pejuang Islam di fase ini berubah drastis. Dengan Islam dan mendakwahkannya, mere

Sholawat Asyghil

Sholawat asyghil menjadi masyhur kembali. Sholawat ini ditengahnya berisikan doa bagi pelaku kezaliman. Sholawat ini, ada yang mengatakan dipanjatkan oleh Imam ja’far Ash-Shodiq yang wafat 138 H. Beliau hidup di masa Umayah dan Abassiyah yang secara politik kekuasaan tidak stabil sehingga penuh konflik antara penguasa dengan rakyatnya. Sholawat ‘Asyghil’ ini juga dikenal dengan sebutan Sholawat ‘Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Baalawy’ (wafat 1122 H). Dikarenakan sholawat ini tercantum di dalam kitab kumpulan sholawat beliau, ‘al-Kawakib al-Mudhi’ah Fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah’. ( sumber:blog.al-habib.info ). Di Indonesia, sholawat ini populer oleh KH Abdullah Syafi’i (wafat 1406 H) dalam setiap siaran radio As Syafiiyah, dibawah asuhan ponpesnya. Sekarang, sholawat ini kembali populer ditengah karut marutnya politik ummat Islam. Pilkada DKI berefek mengkubunya secara politik. Bahkan tokoh-tokoh ummat Islam sangat kentara mana yang mendukung Pemimpin non muslim (kafir) da

Kebebasan dan Toleransi di Era Sekulerisme

Sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) menjadi persoalan krusial bagi kehidupan manusia. Meningkatnya kesadaran beragama menjadi pengusik sekulerisme, sehingga terus menjadi perbincangan publik. Geliat kegiatan keagamaan di ruang publik, menggairahkan masyarakat untuk menjadikan dirinya berserah kepada aturan Tuhannya. Tentu saja, ini bertolak belakang dengan prinsip-prinsip sekulerisme yang membatasi agama hanya di ranah privat, haram tuk di ruang publik. Polemik berkepanjangan ini masih dimenangkan oleh sekulerisme karena prinsip-prinsip sekulerisme diadopsi oleh negara dan perangkatnya. Sebagaimana prediksi Huntington, akan terjadi perang peradaban antara ideologi khususnya kapitalisme (sekulerisme) dengan Islam. Akhir-akhir ini, ramai sekali aksi-aksi terorisme baik dengan kekerasan maupun verbal. Entah darimana datanganya, tiba-tiba polisi menjadi sasaran sang teroris. Konon katanya, karena ketidakadilanlah sebab munculnya kekerasan tersebut. Di sisi lain, Indonesia juga ma

Kepemimpinan

Setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungawaban terhadap apa yang dipimpin. Menarik, sifat-sifat utama dalam kepemimpinan yang disampaikan Napoleon Hill dalam bukunya “Think and Grow Rich". Perlu kita renungkan dan terapkan dalam hal kepimpinan hal-hal sebagai berikut: 1. Keberanian yang tak tergoyahkan, 2. Pengendalian diri, 3. Rasa keadilan yang tajam, 4. Kepastian dalam memutuskan, 5. Kepastian rencana, 6. Kebiasaan mengerjakan lebih banyak daripada yang diterima, 7. Kepribadian yang menyenangkan, 8. Simpati dan pemahaman, 9. Penguasaan detail, 10. Kesediaan untuk menerima tanggungjawab penuh, 11. Kerja sama. Apabila kita lihat dan cermati orang-orang yang sukses dalam karir dan hidupnya, maka kesebelas faktor kepemimpinan diatas akan kita dapati padi diri mereka. Ada dua tipe kepemimpinan: 1). Kepemimpinan dengan persetujuan dan simpati pengikutnya, dan 2). Kepemimpinan dengan paksaan, tanpa persetujuan dan simati pengikutnya. Alkisah, kuingn beri contoh sederh

Mendadak Khitan

Libur syawal (Idul Fitri) membawa berkah tersendiri. Libur seminggu ini diisi, salah satunya mencari kuliner di mall. Ketika di jalan menemukan sebuah iklan tentang sunat (khitan). Dua bocah laki-lakiku, langsung kutanya mau khitan mumpung liburan? dan jawabnya iya. Kujelaskan bahwa khitan itu sakit karena kulit sehat dipotong, akan ada darah kelur dan pembengkakan. Bohong jika hanya sakitnya seperti digigit semut. Mungkin, semut merah yang menggigit. Sebagai seorang muslim menjadi salah satu kewajiban kita menjaga kebersihan dari najis salah satunya dengan syariat khitan. Sang bocah terus menagih untuk khitan. Maka, langsung ku search alamat tukang khitan dan kutanya syarat, biaya dan kapan. Hari ini juga bisa, jawab sang operator. Ya sudahlah, akhirnya hari itu juga mendadak khitan. Ada konsep yang menarik dalam khitan modern ini, anak-anak dimanjakan dengan permainan PS sambil menunggu. Dan, ketika direbahkan pun untuk di sunat maka anak diajak main game dari ipad. Sakit? iya namun

Pertanian Organik, Mungkinkah?

Salah satu agenda Nawacita adalah membangun 1000 desa organik. Istilah seribu, bila dalam bahasa jawa berarti banyak. Secara kuantitas target tersebut dibagi dalam 650 desa sektor tanaman pangan, hortikultura 250 desa dan perkebunan 150 desa. Untuk memenuhi target tersebut per tahun rata-rata dibangun 250 desa. Pasar produk organik dunia bertumbuh 20% per tahun dengan pasar terbesar AS, Jerman, Perancis dan China. Trend setter pangan organik didunia semakin naik sehingga pasarnya sangat luas. Penjualan sayuran organik diperkirakan USD 100 juta per tahun di Jabodetabek. Berdasarkan jenis produk, terbesar di Indonesia adalah beras lalu sayuran. Konsumen Indonesia membeli pangan organik rata-rata karena kesadaran akan kesehatan dan kemasannya menarik. Dengan jumlah penduduk 254 juta orang, ada 12 juta yang tercatat sebagai konsumen organik. Secara prosentase masih kecil namun sudah cukup besar secara jumlah riilnya. Kendala produk organik ini diantaranya ada pada harga. Biaya input dalam

Menuju Lumbung Pangan 2045

Ambisius mungkin tapi realistis. Terlepas dari perdebatan apakah bangsa ini berswasembada apa belum, secara bertahap menunjukkan ada keberanian untuk menghentikan impor beras. Secara kinerja pertanian terus menunjukkan progress positif. Target produksi yang dicanangkan dicapai dengan memperhatikan penggunaan lahan dan pengairan. Milyaran bahkan triliunan rupiah sudah digelontorkan untuk mendorong luas tambah tanam dan bisa hidupnya lahan terlantar. Pun menariknya, masalah distribusi input dan output mengajak aparat keamanan untuk mengawal stabilitas harga input dan output pangan. Keberhasilan mengajak aparat kemanan seperti TNI dalam menjaga lahan pangan agar dibudidayakan, dan mengawal petani untuk melaksanakan program pemerintah. Maka, hasilnya kestabilan pangan tercipta. Membangun fondasi lumbung pangan. Daratan Indonesia 191,1 juta ha. Ada 15,9 juta Ha bisa dikembangkan untuk pangan. Apabila bangsa ini menginginkan menjadi lumbung pangan maka perlu segera selesaikan reformasi agrar

Sudahlah Kejar Saja!, Tidak Usah Banyak Alasan

Entahlah budaya mana, terlalu banyak kepura-puraan. Dulu, aku terlalu malu dan banyak alasan ketika menginginkan sesuatu, maka ku seolah tak mengharapkannya sehingga kesannya menghindar. Padahal, di lubuk hati terdalam aku sangat yakin mampu untuk mendapatkannya. Akhirnya, terlalu banyak peluang yang hilang. Seniorku, beberapa tahun diatasku. Belum apa-apa sudah menghakimi dirinya bahwa tak ada perusahaan yang menerimanya karena usianya sudah “terlalu tua” bagi fresh graduate. Maka, kutantang dia, darimana dia tahu jika perusahaan tak menerimanya sedangkan dia tak pernah satu pun mengirim lamaran. Buktkan saja kalo berani, cobalah kirim ke semua perusahaan yang diinginkan. Jika memang tidak ada panggilan ya bisa jadi memang tidak masuk kriteria. Tapi jika ternyata dipanggil dan berhasil diterima bagaimana? semuanya punya kemungkinan yang sama. Jika ditolak ya wajar, jadi coba saja kirim lamaran sebanyak-banyaknya. Hasilnya, dia pun diterima di salah satu perusahaan. Tahu ngga jika Henr

Keberhasilan Hidup dari Impian

Katanya, rutinitas adalah pembunuh perubahan. Mungkin hal itu benar, seperti yang kurasakan. Kurangnya gairah dan berharap tantangan. Maka, kuberanikan diri kembali untuk membuat impian, semoga menjadi awal keberhasilan. Jika ditanya tentang mau jadi apa, bisa meraih apa dan bisa memiliki apa?. Ku berdiri di depan cermin dan melihat diriku sudah berada pada impian-impian masa laluku. Pernah, di masa remaja keinginanku untuk merantau di Yogyakarta atau Bogor yang ter-delay karena ketidakridoan ibuku. Kenyataannya, tahun 2010 kuhidup di Yogyakarta sebagai mahasiswa S2 di UGM dan sekarang ku memilih tinggal di Bogor. Ada sebuah hantu yang masih merisaukan pikiranku ketika di masa kecil ibu menanyaiku mau jadi apa? kujawab kuingin bergelar Doktor (level tertinggi dalam sekolah) dan menjadi direktur. Meski, sampai saat ini ku tak paham mengapa aku menjawab seprti itu. Setdaknya, jalanku sudah setengah untuk meraih impian itu. Saat ini, ku ingin bermimpi bahwa aku bisa melanjutkan kuliah S3

Rahasia Bagaimana Membuat Orang Lain Menyukaimu

Sebagai orang dengan karakter thinking ekstrovet sudah bawaannya jika terkesan kaku. Namun, itu semua bisa dirubah dalam bersikap jika tahu rahasianya. Secara kepribadian, setiap manusia pasti mengnginkan disukai dan memiliki banyak teman. Maka, agar kita bisa disenangi oleh banyak orang perlu dirubah cara kita bersikap dan memposisikan interaksi menjadi suatu yang menarik. Ada 7 prinsip yang harus dilakukan agar kita disukai oleh orang lain: 1. Berminatlah kepada orang lain, jangan hanya basa-basi. 2. Tersenyumlah, karena senyum itu ibadah. 3. Ingatlah setiap nama orang yang ditemui, karena mengingatnya menunjukkan kita sangat terkesan dengannya. 4. Jadilah pendengar yang baik, biarkan mereka bercerita tentang dirinya. 5. Bicaralah mengenai minat orang lain. 6. Tuluslah dengan membuat orang lain merasa penting. Teringat, di sebuah kantor di Jakarta. Ada seorang karyawan yang hampir tidak memiliki kawan dekat kecuali suami dan anaknya saja. Apa yang terjadi padanya adalah karena ia ham

Your job is not Your Career

Sering kita terjebak kepada rutinitas pekerjaan yang membosankan hingga kita tak tahu arah kemana tujuan pekerjaan itu sendiri. Kita tidak bisa lepas dari “kenikmatan” rutinitas yang membunuh kreatifitas.Itulah comfort zone yang menghilangkan arah karir kita. Saking enaknya rutinitas tersebut, kita menjadi orang paling mahir tanpa berpikir dalam mengerjakannya. Datang ke kantor, lakukan kerjaan sebagaimana biasanya hingga jam istiraht dan pulang tiba.Tak ada yang menarik lagi kecuali berharap ada tambahan honor atau gaji ke-13. Perlu kita bertanya pada diri, benarkah kita enjoy mengerjakan apa yang selama ini kita kerjakan sehingga selalu menumbuhkan kecintaan dan kerinduan. Atau hanya merasa tak ada pilihan lain karena bisanya hanya itu yang dilakukan. Tak ada passion! Disinilah, perlunya memilih karir sesuai dengan passion. Dimana selalu terbesit motivasi baru dan semangat untuk meraih capaian yang lebih baik. Ada suka cita dalam mengerjakan dan perbaikan. Ada haru nestapa dalam pro

Andai Kamu Tahu tentang Ulama

Begitu tingginya Allah mengangkat derajat orang yang berilmu, yaitu orang-orang yang Takut kepada Allah karena ilmunya. Sungguh sedih dan miris hati ini, melihat kondisi bangsa yang tercabik dengan perilaku para penista agama dan ulama. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang berilmu (ulama) itu adalah pewaris dari Nabi-nabi".(HR. Abu Dawud, Ath-thurmdzi dll dari Abi Darda'). Isi langit dan bumi pun selalu meminta ampun untuk orang yang berilmu. Dengan illmu, orang yang mulia akan bertambah mulia. Mulianya orang yang berilmu karena dengan ilmunya ia membawa orang-orang untuk mengetahui apa-apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Wajarlah jika diibaratkan matinya orang yang berilmu (ulama) lebih berharga daripada matinya satu suku bangsa. Kita bisa lihat kerusakan di bumi ini ditentukan oleh penguasa dan ahli fiqh (agama). Jika mereka rusak maka rusaklah seluruhnya. Namun, bagaimana jika penguasanya yang tidak berilmu? maka ulamalah yang akan selalu mengingatkan dan mengajarkan

Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan

Kegiatan Pra-Musrenangtan Nasional Tahun 2017 mengambil tema Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono. Pertemuan nasional ini bukan untuk bagi-bagi anggaran, namun merencanakan kegiatan pembangunan. Dalam perencanaan kegaiatan dan anggaran tidak mengenal unit organisasi. Prioritas nasional enjadi core dalam sinergitas kegiatan pusat dan daerah. Contoh nyata perencanaan berdasar prioritas nasional yaitu Ditjen Perkebunan di tahun 2017 hanya mendapat sekitar 400an miliar jauh lebih kecil dibandingkan dengan Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen PSP yang mendapatkan anggaran 6-7 triliun. Dalam formula pembnagunan pertanian harus berpikir komprehensif dan tanggalkan kesektoran. Pada 2018 pengembangan sumber-sumber air tetap menjadi prioritas, karena dampak perubahan iklim merubah pola tanam dan jadwal tanam sehingga air menjadi faktor Constrain yang ha

Kampung Hijau di Kota Malang

Malang, 25 Maret 2017, saya berkesempatan survey lokasi untuk acara field trip. Salah satu yang ditawarkan oleh BPTP Jawa Timur adalah Gelintung Go Green (G3). Gerakan ini, G3, di gagas oleh ketua RW 23, Ir. Bambang Irianto. Berbekal visi yang kuat untuk merubah lingkungannya agar menjadi lestari (hijau) dan nyaman, ia menghimpun warganya dengan pendekatan ide (perubahan mindset). Awalnya, 95% menolak ide penghijaun yang ditawarkan karena mindset wrag masih melihat dari sisi biaya. Dengan kegigihannya, akhirnya ia pun “memaksa” warganya untuk melakukan penghijauan. Cara paling efektif adalh dengan “stempel” RW yang dibutuhkan, maka Pak Bambang siap memberikan persetujuan adminsitrasi yang dibutuhkan asal warganya mau menanam tanaman dirumahnya. Februari 2012, gerakan ini dimulai dan hasilnya bisa dirasakan hingga sekarang. Kampung (RW) nya menjadi best practice dalam pemberdayaan warga dalam mengelola pekarangan. Pada tahun 2016, ia mewakili Indonesia menjadi inovator di pertemuan even

Menulis Itu Mudah

Semua punya pengalaman menulis. Pemula kesulitan memulai suatu tulisan. Ketika sudah dimulai akan mengalir. Banyak hal kebiasaan yang bisa membantu untuk membiasakan menulis. Bukankah kita senang berbagi di medsos atau yang suka nulis di buku harian. Semua harus dikondisikan menjadi kebiasaan. Awalnya, tulislah apa saja. Bisa dari sutau hal yang biasa dilakukan. Menulis itu sederhana. Mulailah dari banyak membaca. Karena membaca akan bisa menabung kosa kata. Jadilah peneliti kecil-kecilan. meneliti dari hal-ha kecil. Tak perlu meneliti yang berat sebagaimana profesi peneliti. Tempakan sebagai pembaca ketika menulis. Mulailah menulis dengan memilih topik/tema. Wajar bagi pemula jika bingung memilih tema, maka biasakan tulis saja apapun ide yang muncul, baik di kertas, handphone atau laptop. Carilah tema yang mudah dan dipahami. Lalu, buatlah kerangka tulisan. Penting agar kita bisa lebih fokus dengan adanya outline tersebut. Mulailah membuat kalimat. Hindari kalimat raksasa dan k

Menulis Berita

Ahir-ahir ini, pemerintah disibukkan dengan berita-berita bohong (hoax) yang beredar secara masif melalui media sosial dan web. Tentu saja, penulisannya tidak menggunakan kaidah jurnalistik dan etika. Bahkan, ada tim opini yang sengaja memuat berita hoax demi kepentingan politik (pilkada, dll). Ada hal yang perlu kita ingat bahwa berita yang ditulis seharusnya layak berita. Berita yang layak dipublikasikan untuk khalayak. Kriteria-kriteria layak berita haruslah sesuai dengan etika jurnalistik, memenuhi nilai-nilai dan unsur-unsur berita serta dengan bahasa yang baik. Unsur-unsur berita yang perlu diperhatikan mencerminkan 5W+1H (Who, What, Where, When, Why, dan How). Unsur tersebut menuntun untuk memberitakan faktual berdasarkan fakta/kejadian, bukan sesuatu yang dibuat-buat. Nilai-nilai berita yang bisa diangkat menjadi berita semisal keunikan, keterbaruan, tren, keterkenalan, pertama kali, manusiawi dll. Nilai-nilai ini perlu dipegang bukan untuk membuat berita hoax dan

Menjauhlah dari Sifat Sombong dan Ujub

Kenalilah kebenaran, semoga kita terhindar dari kesombongan. Sombong itu ketika kita menolak kebenaran, dari manapun datangnya dan dari siapapun yang membawanya. Dikatakan sombong, ketika kita meremehan manusia yang lain. Seolah diri ini melebihi segalanya, dan yang lain hina atau lebih rendah dari kita. Pernahkan melihat ada orang membusungkan dada (merasa lebih dari yang lain) hanya karena kekayaan, jabatan atau pengaruh?. Maka, ingin kuingatkan bahwa yang layak sombong hanya Sang Pencipta, karena kesombonan selendangNya. Sang Baginda Nabi pun mengingatkan dengan ancaman tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat kesombongan, sekalipun hanya sebesar biji sawi. Berbeda halnya dengan ujub. Bila kita memandang diri sendiri terlalu berlebihan dan seolah menduduki martabat yang tinggi padahal tak layak, itulah ujub. Membanggakan diri sendiri!. Ujub lebih menonjolkan diri sendiri sedangkan sombong selain menolak kebenaran, diikuti dengan merendahkan orang lain. Keduany

Kebijakan dan Program Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Proses perencanaan pembangunan pertanian tahun 2018 sudah dimulai sejak Januari 2017. Bappenas telah menetapkan tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 adalah “Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”. Pada tahun 2018, program prioritas Kementerian Pertanian dalam rangka prioritas nasional ketahanan pangan. Secara makro, ada dua program prioritas peningkatan produksi pangan dan pembangunan sarana dan prasarana pertanian. Program-program tersebut di break down menjadi kegiatan-kegiatan prioritas diantaranya: 1. Produksi padi 79,3 juta ton 2. Produksi jagung 23,4 juta ton 3. Produksi gula 3,2 juta ton 4. Produksi daging sapi 710 ribu ton 5. Produksi kedelai 2,3 juta ton 7. Produksi cabai merah 1,2 juta ton, cabai rawit 782,3 ribu ton dan bawang merah 1,3 juta ton Target-terget tersebut yang sudah terdokumen di perencanaan Bappenas. Sejtinya, Kementan selalu mengevaluasi dan menyesuaikan target-target dengan realit

Seni Memimpin

Menjadi pemimpin adalah pilihan, begitupun menjadi pengikut. Seorang pemimpin yang menyiapkan dirinya untuk memimpin akan berbeda dengan orang yang tanpa persiapan. Saya ceritakan dua tipe orang dengan dan tanpa persiapan: Pertama, ada seorang anak muda yang baru masuk di perusahaan. Sebagai yuniro, ia banyak belajar dan bekerja keras. Tidak sampai empat tahun, ia diangkat menjadi manajer. Banyak yang marah dan heran terhadapnya karena seniro-seniornya yang lebih pengalaman dan menta karir, diserobot olehnya. Banyak yang tidak tahu tentangnya, bahwa sejak ia menjadi karyawan ia sudah disiapkan oleh perkumpulan karyawan yang sifatnya rahasia dan angota-anggotanya diisi oleh kalangan direksi dan manager. Ia menjadi salah satu anggota perkumpulan tersebut. Oleh pengurus organisasi, ia sudah disiapkan secara mental dan keahlian serta dukungan ornag-orang kuat. Proses yang ddilakukan oleh perkumpulan, ia lalui dengan sempurna sehingga ia menjadi salah satu yang paling layak dipromosikan.

Model Baru Perang di Media Sosial

Mencuatnya kasus Ahok dengan tuduhan penistaan agama dan event pilkada DKI semakin ramainya perang opini di Media Sosial. Bahkan, opini yang dibangun mengarah kepada informasi bohong (hoax) yang berujung dengan fitnah. Fitnah yang disebar pun bukan hanya karena unsur benci namun sudah menjadi bagian dari perang opini. Baru-baru ini, aksi ummat Islam menuntut Ahok agar segera ditahan, menjadikan ada arus gerak bersama dikalangan ummat Islam untuk membela agama dan ulamanya. Ketika ada perusahaan roti yang memberikan pengumuman perihal ketidakterlibatannya dalam aksi ummat Islam dan ada kesan menuduh ummat Islam sebagai gerakan radikal, di media sosial muncul gerakan boikot yang membuat turun saham perusahaan. Begitu pula dengan dua TV nasional yang terkesan dikalangan ummat Islam selalu menyudutkan ummat ini, muncul juga gerakan boikot TV tersebut sehingga ratingnya pun turun.