Jagad Twitter Indonesia sedang trending dengan G30SPKI, Kesakitan Pancasila dan Poligami. 30 September juga jadi SK "dipecatnya" pegawai KPK yang dianggap tidak lulus tes wawasan kebangsaan, aneh. Tak ada pembelaan dari institusi pemerintah bagi mereka. Netizens berhasil menggalang opini sehingga istana khususnya kepresidenan bingung meresponnya. Awalnya mendukung pimpinan KPK yang memecat mereka, lalu diarahkan ke kepolisian untuk menampung pegawai yang dipecat.
Ditambah lagi, Jenderal Gatot mengangkat bahayanya kebangkitan komunis yang telah menyusup di kekuasaan termasuk di TNI. Museum G30SPKI di Kostrad mendadak ramai karena hilangnya patung tokoh TNI yang memerintahkan untuk menumpas PKI.
Muncul gerakan pasang bendera setengah tiang yang masih di masyarakat oleh netijen untuk mengenang pahlawan yang dibantai PKI. Dan pada 1 Oktober sebagai hari kesaktian Pancasila dipasang bendera satu tiang penuh sebagai tanda kemenangan dari komunisme.
TVRI yang menjadi corong pemerintah untuk propaganda anti komunisme, berubah kebijakan tidak mau menayangkan film G30SPKI. Rame di medsos sepak terjang tangkapan sikap Pimpinan nya yang lebih condong ke prokom.
Dilain isu, muncul seruan poligami di kalangan PKS menyikapi pandemi yang berimbas pada turunnya ekonomi para kader dan bertamabahnya janda. Bagi kader yang mampu, disarankan untuk berpoligami demi saling membantu.
Tentu saja, ini makanan empuk kaum seberang yang kebanyakan juga islamophobia, dan buzzer2 anti Taliban (mrk suka nuduh org lain Taliban demi isu radikal radikul). PKS pun meminta maaf dan meralat seruannya.
Namun tidak dengan netijen, banyak bermunculan foto dan video Soekarno muda dan ketika menjabat. Semua orang kembali diingatkan "kelakuan" Soekarno sebagai pencinta wanita, entah itu layak disebut perilaku poligami atau malah tidak sesuai syariat poligami dalam Islam?.
Entahlah. Setiap serangan kaum islamophobia kepada ajaran Islam, pasti berbalik dengan terungkapnya kelakuan junjungannya.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!