Skip to main content

Mengapa Saya Menulis?

Karena saya bukan anak pembesar atau tokoh berpengaruh. Menulis juga menjadi bukti perjalanan kehidupan. Bisa berbagi informasi dan pengetahuan. Setidaknya saya bisa mengukur perubahan diri dari tulisan. 
Membaca setiap tulisan di blog ini seolah terbawa dalam pola perkembangan jaman dan pengaruh di kehidupan. Cara menulis dan merangkai kata, mengingatkan kepada karya tulisan yang pernah di baca.
Saya akan tetap menulis, karena mengasyikkan. Bukan untuk belajar bagaimana tata cara menulis. Tapi, untuk belajar menulis ya dengan langsung menulis. Ada suatu keinginan kuat tuk jadi penulis. Syaratnya mudah, hanya dengan menulis. Prosesnya lah yang cukup berat. Penuh dengan latihan dan konsistensi. Terus menghasilkan tulisan. Sekalinya berhenti menulis, hanya menjauhkan dari keinginan. Tak ada yang bagus dengan cara instan. Semua ada proses. Semua ada waktunya. Bila mau bisa bersepeda, pingpong, badminton, dan apapun, pasti butuh pembelajaran yang rutin. Tanpa kepayahan, mustahil akan jadi jago dibidang nya. 
Menulis pun begitu. Sudah berapa banyak yang ditulis? Sudah berapa jam yang dibutuhkan untuk menulis? Sudah berapa artikel/halaman/tema yang ditulis?. Semakin banyak, kudunya semakin jago. Lakukan prosesnya, dan percepat dengan pengorbanan dalam pembelajaran. 
Ada posisi atau status yang mengharuskan menulis. Ya, saya disitu sekarang ini. Begitu banyak referensi dikumpul kan lalu dibaca. Masih juga terasa berat dan kaku, jemari ini menuliskan kata per kata. Saya memang jarang bahkan hampir tidak pernah latihan. Semua tulisan karena ada di zona kepepet. Sungguh tak baik dan jauh dari kata bagus. Latihan rutin dan terbiasa, membuat jari ini begitu gesit. Mengantarkan buah pikiran dalam bentuk tulisan yang enak tuk dimengerti. Hanya butuh latihan dan terus berkarya. 
Disinilah, saya menemukan kenikmatan dan tantangan. Menjadi penulis itu pasti sulit, asal dijalani dan dilatih, pasti bisa dan mudah akhirnya.
Keinginan ini, meningkatkan adrenalin. Sebuah pembuktian diri bahwa apa yang dicita-citakan pasti bisa diraih. Serius, itu kuncinya. Penuh semangat untuk menciptakan goal baru dalam kepenulisan. Tembakkan hasil tulisan. Hingga mencapai sasaran. Naikkan level target nya. Lakukan sekarang, esok hingga nanti.
Menulis bukan lagi keinginan tapi kebutuhan. Disitulah, nama penulis mulai dikenal dan ditunggu hasil tarian kata dalam kalimat dan paragraf nya.
Tak ada lagi yang jadi penghalang kecuali dipinggirkan agar tak menyurutkan tujuan.
Menulislah agar tetap bodoh dan haus akan keilmuan.

Comments

Popular posts from this blog

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...

Lagi Rame Fufufafa

 Skandal akun Fufufafa menghangatkan politik di Indonesia. Bila benar memang fuffaf adalah akun milik Gibran, maka ini menjadi skandal yang memalukan bangsa karena banyak hatespeech dan rasis serta porno menghiasi statemen dan komentar fufufafa dalam akunnya.  Yang unik, fufufafa banyak menghina dan melecehkan Prabowo dan keluarganya. Banyak pernyataan fufufafa yang mengindikasikan isi kepala nya tak jauh dari porno dan kebencian. Menjijikkan! itulah kesan pertama membaca isi statemen fufufafa di kaskus. Entahlah apa yang terjadi bila Prabowo keluarga dan timnya tahu mengani skandal fufufafa ini, masihkah mereka nyaman bekerjasama dengan pelaku ujaran kebencian dan rasisme ini.  Menjadi babak baru bagi perpolitikan Indonesia. Pelajaran politik berharga bagi anak bangsa bahwa politik itu adalah urusan rakyat yang diberikan kepada penguasa untuk memberikan kemudahan dan pelayanan terbaik. Apa jadinya jika pelayan rakyat dengan paradigma dan pemikiran penuh ujaran kebencian ...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...