Skip to main content

Pola Pendidikan di Perkuliahan Jepang

 Ada dua periode penerimaan dalam setahun, di bulan spring (April) dan di bulan autumn (September). Setiap mahasiswa akan mendapatkan langsung dosen pembimbing untuk skripsi/thesis/desertasinya. Mereka akan diasuh satu Professor sekaligus pengelola/leader laboratorium.

Untuk mahasiswa S1 harus banyak ambil SKS (mata kuliah), yang bisa lintas lab dan biasanya satu kelas pun hanya 10-20an orang. Apalagi dengan adanya pandemi covid, kelas hanya dihadiri 50% kapasitas ruangan.

Untuk konsultasi penelitian, akan ada kelas seminar yang diadakan oleh laboratorium nya sebulan sekali, dengan masing-masing mempresentasikan progres penelitian nya. Disitulah pembimbing nya terus memantau danengarahkan.

Untuk S2, jumlah mata kuliahnya lebih sedikit daripada S1. Dan untuk mahasiswa S3, tak banyaka mata kuliah pilihan yang harus diambil, mungkin hanya 2 mata kuliah, selebihnya penelitian. Dengan target publikasi ilmiah. 

Di Indonesia, secara kurikulum lebih berat, banyak mata kuliah yang harus diambil hingga ke jenjang S3 pun. Untuk proses pembimbingan pun, tidak ada hari tetap untuk dilakukan tatap muka secara intensif dan rutin dengan pembimbing, sehingga diserahkan banyak hal kepada mahasiswanya. Konon, Indonesia lebih menganut kurikulum Amerika yang berorientasi output. 

Dimana pun dan menggunakan kurikulum apapun, maka belajar adalah poinnya. 

Selamat belajar.

Comments

Popular posts from this blog

Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Teringat masa bebrapa waktu yang lalu. Dunia web dan blog, seolah sutu hal yang menakjubkan bagiku. Dan terbesit sebuah tanya? bagaiman ya kok bisa membuat web yang begitu bagus. Mungkinkah seorang tanpa dasar ilmu komputer atau IT bisa membuatnya. Seiring perkembngan dunia internet. Ilmu ngeweb dan ngeblog begitu banyak bergentayangan, sehingga mampu membantu orang-orang yang awam tentang dunia bahasa pemrograman menjadi begit mudah. Jika saja, saya berkata "Tidak" atau "Stop" setiap menemukan kesukaran maka ilmu yang saya dapat pun sebtas keputusasaan. namun berbeda setiap saya mendapati kesukran, untuk terus mencari jawabannya. Distulah letak kenikmatannya, yaitu ketika meneukan jawabannya. Yang awalnya begitu sulit, ketika kita mampu melewati kesulitan tersebut. Maka kemudahan dan senyuman yang akan terkembang. Dari proses pembelajaran ini, saya semakin yakin bahwa sunanhatullah harus dilakukan. Kepandaian bisa diperoleh dengan rajin belajar. Dan tiada pernah

Free domain dan web hosting

Buat webmu sendiri!. Anda yang suka berkreasi dengan web maka perlu mencoba untuk belajar terlebih dahulu dengan layanan gratis. ketika saya berselancar di dunia maya ini, kemudian ketemu dengan web hasil gratisan www.viladavid.co.cc yang sedang baru dibangun. usut punya usut ternyata web tersebut dibangun dengan gratisan semuanya mulai dari domain dan web hostingnya. Untuk domainnya bisa mendaftar ke co.cc, anda bisa tentukan nama domain (alamat web yang anda sukai) selama masih tersedia secara free, langsung ambil saja dan register. Untuk web hostingnya yang gratisan anda bisa baca penjelasan berbahasa inggris di bawah ini: If you wish to have a professional shared hosting quality in a free hosting package, come and host with 000webhost.com and experience the best service you can get absolutely free. Founded in December 2006, 000webhost.com has a trusted free hosting members base of over 60,000 members and still counting! Offering professional quality hosting, support, uptime a

Soekarno-Hatta International Airport closed due to heavy rain

Indonesia was forced to temporarily close its main international airport Friday because of poor visibility during torrential downpours, an official said. More than 60 planes were delayed or diverted. Forty-three flights were delayed and 21 diverted to other airports, Hariyanto said. Indonesia was pounded by rain late Thursday and early Friday, bringing traffic to a standstill in much of the capital, Jakarta. Citywide floods last occurred in February 2007 in Jakarta, much of which is below sea level. Environmentalists have blamed the flooding on garbage-clogged rivers, rampant overdevelopment and the deforestation of hills south of the city.