Skip to main content

Think Seriously

Berpikir Serius, sebuah tema yang cukup menarik dan jarang sekali dibahas karena memang kita cenderung susah untuk berpikir, hanya orang-orang yang tercerahkan mau berpikir. Aku dapat kiriman sebuah artikel tentang aplikasi keseriusan. aku petiikka sebagian tulisan mengenai berpikir serius.


Yang dimaksud dengan berpikir serius (at tafkiir al jaddiy) adalah adanya maksud (al qash-du) dalam proses berpikir, kemudian disertai adanya usaha untuk merealisasikan maksud tersebut, (sehingga otomatis harus) disertai gambaran yang baik tentang fakta yang sedang dipikirkan. Berpikir tentang bahaya misalnya, bukanlah semata-mata untuk membahas tentang bahaya, tetapi dalam rangka menjauhi bahaya. Berpikir tentang makan bukanlah semata membahas tentang makan, tetapi dalam rangka memperoleh makanan. Demikianlah untuk seluruh jenis fakta yang dipikirkan, keseriusan menuntut dua hal, yaitu berpikir tentang sesuatu dan berpikir tentang bagaimana merealisasikan sesuatu itu. Berpikir tentang sesuatu mesti ditujukan untuk mengetahui sesuatu tersebut. Sedangkan berpikir tentang realisasi harus ditujukan dalam rangka mewujudkannya.
Ya, aku sepakat sekali bahwa di dalam kita berpikir senantiasa dengan Maksud yang jelas, sehingga pikiran kita bukan pikiran kosong, mimpi di siang bolong, dan pasti hanya khayalan karena berpikir tanpa maksud berarti ga jelas, rata-rata orang yang berpikir "pepesan kosong" mudah dimasuki syetan hingga kesurupan (he..hehe...).

Untuk bisa melakukan berpikir serius, seseorang harus menjauhkan diri dari kesia-siaan dan kebiasaan (rutinitas) dalam berpikir. Kesia-siaan artinya ia memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dia pikirkan atau ia memikirkan sesuatu yang tidak hendak ia wujudkan (berpikir tanpa maksud). Sedangkan kebiasaan (rutinitas) artinya dia tidak mencurahkan daya upaya dalam berpikir dan merealisasikan apa yang dipikirkan –biasanya gagasan yang muncul (dalam hasil berpikirnya) hanya berputar dari “menjiplak” apa yang biasa dilakukan orang–. Orang yang terjebak dalam dua hal ini akan sulit menerbitkan gagasan-gagasan baru terkait dengan fakta yang dipikirkannya. Bahkan jika fakta yang dihadapinya benar-benar baru baginya, ia hanya bersikap pasif menunggu gagasan dari orang lain, meski menurutnya ia sudah “berpikir”.
Nah, ini dia yang sulit. Keluar dari rutinitas. kebiasaan kita ketika sudah di zona nyaman dan menjadi rutinitas yang ada maka akan sulit keluar atau berpikir out of box. sehingga, jika memang punya tujuan yang mulia dan tinggi, maka ga perlu kuatirkan tentang kondisi kita sekarang. berpikirlah untuk tujuan dan cita-citamu, dan mulailah dari sekarang. jangan terjebak pada kesia-siaan.

Aku jadi teringat ketika kemarin diajak rapat untuk membahas tentang kinerja dan kelemahannya lalu harus bagaimana selanjutnya. Awalnya aku diam saja,inginmelihat respon dan sebarapa jauh tim kerja mengetahui masalahnya dan tujuan yang hendak dicapai. ternyata maslahnya "simple" yaitu tiada keserisuan dari tim untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan,dan itu sudah menjadi kebiasaan (tidak melakukan kinerja stndart prosedur). Maka, aku mudah saja mengatakan "lakukan dulu sesuatu yang seharusnya dikerjakan" lalu baru kita akan lakukan sesuatu yang akan kita raih kedepan.Semoga mereka menyadari akaibat kelalaiannya dari berpikir dan beramal serius. Namun, aku paling tidak suka menunggu untuk berpikir serius,sehingga sambil menunggu mereka beramal serius maka aku sudah buat tujuan-tujuan jangka pendek dan segera kulakukan bersama tim yang lain.

Jika rutinitas atau kebiasaan itu adalah sesuatu hal yang positif maka tidak terlalu menjadi masalah, mungkin hanya akan menimbulkan kejenuhan. Tetapi jika kebiasaan dan rutinitas itu adalah aktifitas tidak sesua aturan, kan bisa berabE?

Maka untu menjadikan hidup ini bergairah jauhi berpikir kesia-siaan. Senantiasalah berpikir : Meraih tujuan dan berpikir untuk meraih tujuan tersebut (realisasinya bagaimana).

Selamat berpikir Serius!

Comments

Popular posts from this blog

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...

Lagi Rame Fufufafa

 Skandal akun Fufufafa menghangatkan politik di Indonesia. Bila benar memang fuffaf adalah akun milik Gibran, maka ini menjadi skandal yang memalukan bangsa karena banyak hatespeech dan rasis serta porno menghiasi statemen dan komentar fufufafa dalam akunnya.  Yang unik, fufufafa banyak menghina dan melecehkan Prabowo dan keluarganya. Banyak pernyataan fufufafa yang mengindikasikan isi kepala nya tak jauh dari porno dan kebencian. Menjijikkan! itulah kesan pertama membaca isi statemen fufufafa di kaskus. Entahlah apa yang terjadi bila Prabowo keluarga dan timnya tahu mengani skandal fufufafa ini, masihkah mereka nyaman bekerjasama dengan pelaku ujaran kebencian dan rasisme ini.  Menjadi babak baru bagi perpolitikan Indonesia. Pelajaran politik berharga bagi anak bangsa bahwa politik itu adalah urusan rakyat yang diberikan kepada penguasa untuk memberikan kemudahan dan pelayanan terbaik. Apa jadinya jika pelayan rakyat dengan paradigma dan pemikiran penuh ujaran kebencian ...