Selain menuntut adanya maksud dan usaha untuk merealisasikan maksud tersebut, berpikir serius juga menuntut agar usaha yang dilakukan setaraf dengan apa yang dipikirkan (artinya: sesuai dengan kadar yang dibutuhkan untuk merealisasikan maksud). Jika seseorang tidak berusaha merealisasikan apa yang dipikirkannya –meskipun ia sampai pada pemikiran tertentu– atau berusaha merealisasikannya tapi tidak setaraf dengan apa yang dipikirkannya, maka ia tidak dianggap serius dalam berpikir. Terkait dengan hal ini, perkataan seseorang bahwa ia serius dalam berpikir tidaklah cukup untuk membuktikan keseriusannya. Begitu pula, usahanya untuk menciptakan berbagai kondisi, situasi atau aktivitas fisik –baik berupa gagasan ataupun perbuatan fisik– dalam rangka merealisasikan maksud berpikirnya, tidaklah cukup untuk membuktikan adanya keseriusan. Yang menunjukkan (membuktikan) seseorang serius dalam berpikir adalah dia melakukan aktivitas-aktivitas fisik, dan berbagai aktivitas fisik ini setaraf dengan apa yang dia pikirkan. Jadi, melakukan aktivitas-aktivitas fisik yang setaraf dengan apa yang dipikirkan adalah suatu keharusan agar dapat dibuktikan adanya kesungguhan atau keseriusan dalam berpikir.
Bersungguh-sungguh, itu inti dari berpikir jaddy. Setiap apa yang ingin kita raih dan tuju sehrusnya diimbangi dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk meraihnya.Percuma,jika kita mengatakan akan menjadi juara kelas sedangkan usaha kita hanya ngerpek ketika ujian dan tidak pernah belajar.Juga sia-sia kita berpikir untuk menjadi orang kaya sedangkan kita tidak pernah berpikir caranya dan mengusahakannya. Tingkatan usaha akan senilai dengan pemikiran yang ada untuk meraih tujuan.Tidak ada yang tidak bisa diraih selama ada kemauan dan kemampuan untuk berusaha. di dalam menentukan tujuan/target kita juga mesti melihat kemampuan diri kita. Jika target tersbut jauh melampaui kemampuan kita maka hanya akan membuat putus asa, tetapi jika target tersebut dibwah kemampuan kita hanya akan membuat sikap meremehkan. oleh karena itu yang terbaik adalah membuat target yang terukur dengan keberadaan kita.
Selamat Berjuang dan Bekerja Keras!
Goodbye untuk kemalasan!
Bersungguh-sungguh, itu inti dari berpikir jaddy. Setiap apa yang ingin kita raih dan tuju sehrusnya diimbangi dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk meraihnya.Percuma,jika kita mengatakan akan menjadi juara kelas sedangkan usaha kita hanya ngerpek ketika ujian dan tidak pernah belajar.Juga sia-sia kita berpikir untuk menjadi orang kaya sedangkan kita tidak pernah berpikir caranya dan mengusahakannya. Tingkatan usaha akan senilai dengan pemikiran yang ada untuk meraih tujuan.Tidak ada yang tidak bisa diraih selama ada kemauan dan kemampuan untuk berusaha. di dalam menentukan tujuan/target kita juga mesti melihat kemampuan diri kita. Jika target tersbut jauh melampaui kemampuan kita maka hanya akan membuat putus asa, tetapi jika target tersebut dibwah kemampuan kita hanya akan membuat sikap meremehkan. oleh karena itu yang terbaik adalah membuat target yang terukur dengan keberadaan kita.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka umat dan bangsa yang merosot, individu yang malas, orang-orang yang tidak mau menanggung resiko (tidak berani berbenturan), orang-orang yang didominasi rasa malu, takut atau tergantung pada orang lain (tidak mandiri) dinilai tidak serius dalam berpikir. Hal ini karena ‘kemerosotan’ akan mendorong seseorang untuk menginginkan hal yang mudah-mudah sehingga ia enggan mengupayakan hal yang lebih berat dan sulit. Sedangkan ‘kemalasan’ bertentangan dengan keseriusan, sehingga tidak akan menghasilkan berpikir serius. Adapun ‘ketidak-mauan menanggung resiko’ (tidak berani berbenturan) akan memalingkan orang dari keseriusan. Bisa jadi pada awalnya dia berusaha untuk merealisasikan apa yang dipikirkannya, namun ketika usaha itu beresiko pahit, ketidakberaniannya akan mendorongnya untuk menghentikan usahanya. Inilah yang dimaksud dengan ‘memalingkan dari keseriusan’. Bahkan bukan tidak mungkin ia terpalingkan pada saat masih dalam proses berpikirnya (masih belum melakukan aktivitas fisik). Rasa ‘malu’, ‘takut’, dan ‘tergantung’ juga akan menghalangi seseorang dari keseriusan
Selamat Berjuang dan Bekerja Keras!
Goodbye untuk kemalasan!
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!