Oleh: Aryo Notonogoro
Sejak jaman dulu bahkan di film-film telah diceritakan bagaimana kekayaan alam Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, dikuasai Belanda atau tepatnya VOC yaitu sebuah perusahaan dagang. Semua kekayaan dikuras habis. Rakyatnya tersiksa dengan kerja paksa, susah buat rumah, susah cari makan, susah buat baju, sampe pake goni bahkan ketika masa paceklik tikus pun dimakan.
Kupikir itu hanyalah sebuah cerita pengantar tidur, cerita orang-orang tua yang sudah udzur hanya ingin mengatakan bahwa bersyukurlah kita tidak mengalami seperti mereka.
Andai mereka masih hidup, aku ingin gantian bercerita kepada mereka “Mbah, cerita mbah ternyata masih bersambung dan ga tau tamatnya kapan.
Indonesia adalah bangsa yang aneh, bangsa terjajah dan bangsa yang pasrah ing pandum. Bayangkan 350 tahun dijajah, kok betah? Terus sekarang juga masih dijajah, tapi ya ga nyadar?
Bangsa yang suka tidur, suka nonton sinetron, suka nonton lawak, sehingga lebih suka meratapi nasib dengan bermimpi jadi lakon seperti dalam cerita sinetron dan sukanya menertawakan nasibnya sendiri.
Nasib…….nasib….!
Merdeka atau Mati!
Sejak jaman dulu bahkan di film-film telah diceritakan bagaimana kekayaan alam Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, dikuasai Belanda atau tepatnya VOC yaitu sebuah perusahaan dagang. Semua kekayaan dikuras habis. Rakyatnya tersiksa dengan kerja paksa, susah buat rumah, susah cari makan, susah buat baju, sampe pake goni bahkan ketika masa paceklik tikus pun dimakan.
Kupikir itu hanyalah sebuah cerita pengantar tidur, cerita orang-orang tua yang sudah udzur hanya ingin mengatakan bahwa bersyukurlah kita tidak mengalami seperti mereka.
Andai mereka masih hidup, aku ingin gantian bercerita kepada mereka “Mbah, cerita mbah ternyata masih bersambung dan ga tau tamatnya kapan.
Indonesia adalah bangsa yang aneh, bangsa terjajah dan bangsa yang pasrah ing pandum.
Di era cicitmu inipun merasakan yang sama. Walaupun barang ada dimana-mana tetapi susah belinya, karna hanya orang tertentu yang bisa menikmati. Jika mbah dulu diminta upeti sama belanda, sekarang namanya diganti lebih keren yaitu PAJAK. Kalo Mbah disuruh kerja rodi dengan upah seadanya, sekarang diganti namanya UMR (upah mencekik rakyat). Jika Mbah dulu suruh tanam tanaman pangan atau perkebunan lalu dipaksa Belanda untuk menyerahkan separoh hasilnya, sekarang ga usah dipaksa semuanya akan diberikan karena ga laku dijual. Ketika kita butuh makan telor, tempe, masak beras dan makanan pokok lainnya biar kita dianggap sama sebagai seorang manusia, tiba-tiba barang menjadi hilang dipasar dan tiba-tiba juga harganya naik sehingga rakyat ga kuat beli apalagi memakannya. Yang makan enak ya tetep Belanda-Belanda itu Mbah. Tapi Belanda sekarang ga pake rambut pirang. Belanda sekarang sudah reinkarnasi menjadi sama persis seperti kita, rambutnya, kulitnya, bahasanya, pokoknya persis banget dengan kita, yang beda cuma kelakuannya dan isi di otaknya”Indonesia adalah bangsa yang aneh, bangsa terjajah dan bangsa yang pasrah ing pandum. Bayangkan 350 tahun dijajah, kok betah? Terus sekarang juga masih dijajah, tapi ya ga nyadar?
Bangsa yang suka tidur, suka nonton sinetron, suka nonton lawak, sehingga lebih suka meratapi nasib dengan bermimpi jadi lakon seperti dalam cerita sinetron dan sukanya menertawakan nasibnya sendiri.
Nasib…….nasib….!
Merdeka atau Mati!
Merdeka itu belum pasti.. n relatif banget, kalau mati adalah pasti..
ReplyDeleteKalau merdeka itu kemauan manusia.. tapi mati adalah kehendak Tuhan..
Mempersiapkan kemerdekaankah atau mempersiapkan 'keberanian' untuk mati..
Manusia sekarang tengah terjajah dengan salah menjadikan pengabdian kepada sesama manusia.Saatnya kita memang menjadi diri sendiri yitu ibadurrahman.
ReplyDeleteStatus sejati yang kan dipertanggungjawabkan setelah kematian.....
Berani Hidup Beranimati