Sejarah masa lalu sering kali membelenggu seseorang untuk tetap dan statis. Ayahnya Tukang Cendol, maka sang anakpun belajar menjadi tukang cendol dan berjualan cendol. Itu Sejarah. Kalau penjualan produk A tahun lalu 500 Juta,maka tidak akan berani menulis target 2 M. Ini adalah belenggu sejarah.Benarkah sejarah membelenggu?Atau bahakan menjadi sebuah kumpulan buku pelajaran yang bisa diambil hikmah dan pelajaran demi sebuah kemajuan?
Jas Merah.Jangan Lupakan Sejarah, kata Bung Karno.Kita tidak bisa menjadikan sejarah sebagai pembenaran keberadaan kita atau menjadikan sejarah sebagai alasan atas kepasrahan.Sejarah adalah sejarah, kumpulan peristiwa masa lalu bisa berisi kebaikan atau kesalahan, bisa kesuksesan atau pun kegagalan.
Yang membelenggu diri kita bukanlah sebuah masa lalu yang mengharu biru atau gegap gempita, tetapi mindset (cara berpikir) yang kita punya.tentu tidaklah salah ketika kita ingin menjadi seperti Bapak kita walaupun tukang cendol, yang menurut kita beliau adalah orang yang sukses sehingga kita menginginkan kesuksesan yang sama dan bahkan melebihi beliau,kita akan menjadi tukang jendol tersukses di seantero nusantara.Dan kita tidak akan menyalahkan ketika pernah dalam masa lalu melakukan penjualan hanya mampu 500 juta,kemudian mengevaluasinya dan membuat target yang baru bisa lebih tinggi atau rendah,tergantung tujuan dan kondisi yang ingin kita upayakan.
Kesalahan di dalam berpikir kita ketika menjadikan sejarah sebagai dalil dalam menentukan masa depan atau pembenaran sifat pasrahisme kita yang cenderung tidak mau berubah.
Kebodohan Abu Jahal dan Abu Lahab ketika menjadikan sejarah nenek moyangnya sebagai pembenaran tindakannya untuk menolak kebenaran yaitu Islam.Kebodohan Mustafa kemal Ataturk juga ketika menjadikan sejarah kelamnya untuk menghancurkan islam,sehingga dia lebih memilih menjadi agen Inggris dan yahudi daripada menjadi pembela Islam.
Sejarah tidaklah bisa dinilai dengan sejarah juga,tetapi untuk menjadi pembelajaran bagi manusia-masnusia setelahnya agar bisa lebih sukses daripada sebelumnya.Bukankah orang yang beruntung adalah orang-orang yang hari sekarang lebih baik daripada hari kemarin?
Maka,kita yang hidup di jaman ini,lakukanlah yang terbaik agar bisa menjadi pelajaran bagai generasi setelah kita,dan kebarhasilan yang kita raih bisa diteruskan menjadi lebih baik.
Belajarlah dari sejarah....
Jika dulu pernah baik maka tiada mengapa kita menginginkan kembali seperti dulu dan dengan kondisi yang lebih baik.Tetapi jika dulu buruk,maka kita akan menghindari dan mengkondisikan agar tidak terjadi kembali.
Dan tetaplah benar salah bukan dari sejarah tetapi dari pemilik kebenaran yaitu Allah SWT,melalui kitab suciNya.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!