Skip to main content

The Real home


Kampung Halaman
Jika Hari raya tiba terutama Idul fitri kebanyakan orang-orang di kota-kota
besar mudik kembali ke kampung halaman, termasuk di jakarta. Di kota-kota banyak kita temui orang-orang yang hanya mencari kerja,mereka rela hidup "menderita" jauh dari keluarga dan tinggal di tempat seadanya, bahkan jika mereka punya uang pun, lebih memilih membangun rumahnya yang di kampung dulu.Mengapa? karena mereka berpikir dan merasa bahwa mereka suatu saat nanti pasti kembali ke kampung halaman. di jakarta (kota) hanya sementara.Berbeda halnya orang yang menganggap bahwa dikota itulah tempat tinggalnya,dan ia akan hidup seterusnya disana maka orang-orang tersebut mulai mengumpulkan uangnya untuk memenuh isemua kebutuhannya termasuk membangun rumah.Hanya dari sebuah paradigma yang berbeda muncul sebuah kecenderungan "kedepan" yang berbeda pula.

Orang-orang yang merasa bahwa di jakarta ia hanya sementara dan pasti kembali ke kampung halamannya,setiap hasil usahanya digunakan untuk membangun rumah di kampung halamannya,setelah itu baru untuk hidup "enak" di jakarta,mereka lebih memilih hidup bersusuah payah di jakarta,tetapi dianggap "sukses" di kampungnya.Saya pernah bertemu dengan seorang sopir angkutan kota yang sudah sebelas tahun bekerja di jakarta,dari hasil kerjanya ia bisa membeli tanah dan membangun rumah di kampungnya,bahkan ia bisa pensiun dini dan menjalankan usaha di kampung.kembali ke kampung ia dianggap sukses,padahal ia bercerita bagaimana susahnya ketika di jakarta.kesuksesan sesaat tersebut membuat ia lupa diri,akhirnya ia terjebak di kehidupan "gelap",ia berselingkuh sehingga demi sang wanita ia rela korbankan harta yang telah lama ia kumpulkan.Sekarang, ia kembali memulai dari nol lagi,menjadi supir angkutan kota.Bahkan ia pun menyesali karena harus menjual rumahnya yang di jakarta,kembali menjadi "kontraktor".Penyesalan memang tidak pernah ada di depan.Beruntung ia masih bisa memperbaikinya kembali dan memulai usahanya untuk membangun keluarga dan kampung halamannya.Bagaimana jika tidak?
Saya teringat juga sebuah cerita Abu Darda' (seorang sahabat Rasulullah) yang kaya dengan bekerja sebagai saudagar.Suatu ketika,Umar bin Khaththab main kerumahnya di malam hari,ketika Umar mau masuk,Abu Darda' mematikan penerangan di rumahnya,dan menyuruh Umar masuk dengan bergelap-gelap ria di rumah Abu Darda'.Maka insting Umar pun jalan untuk mengetahui kehidupan sebenarnya sahabat Rasul ini.Umar sambil berbicara meraba alas tempat duduknya yang ternyata dari kain yang kasar,lalu meraba pakaian Abu darda' juga yang ternyata juga bukan baju yang bagus.Maka, Umar pun tidak betah melihat kondisi sahabatnya tersebut dan bertanya "Ya Abu darda',kamu kemanakan hartamu?".Abu Darda' pun menjawab "Aku kirimkan ke kampung halamanku untuk membangun rumahku disana".seketika itupun Umar menangis dan terharu karena teringat tentang dirinya sendiri, bagiaman kehidupannya nanti di kampung halaman yang tak lain yang dimaksud adalah kampung akhirat.
Sebuah fragmen yang sangat menggugah, bahwa dari sebuah paradigma tetang kampung halaman maka cara bertindak dan bersikap serta menentukan arah tujuan sangat menentuka n sebuah pola kehidupan.
Orang yang merasa hidupnya hanya di dunia, tentu dia akan menumpuk-numpuk hartanya untuk kesenangan dunia semata. tetapi orang yang berpikir bahwa kampung halamannya (tempat kembalinya) adalah di sisi Allah maka tentu akan mempersiapkan segala apa yang dilakukan di dunia untuk akhiratnya.

Comments

Popular posts from this blog

Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Teringat masa bebrapa waktu yang lalu. Dunia web dan blog, seolah sutu hal yang menakjubkan bagiku. Dan terbesit sebuah tanya? bagaiman ya kok bisa membuat web yang begitu bagus. Mungkinkah seorang tanpa dasar ilmu komputer atau IT bisa membuatnya. Seiring perkembngan dunia internet. Ilmu ngeweb dan ngeblog begitu banyak bergentayangan, sehingga mampu membantu orang-orang yang awam tentang dunia bahasa pemrograman menjadi begit mudah. Jika saja, saya berkata "Tidak" atau "Stop" setiap menemukan kesukaran maka ilmu yang saya dapat pun sebtas keputusasaan. namun berbeda setiap saya mendapati kesukran, untuk terus mencari jawabannya. Distulah letak kenikmatannya, yaitu ketika meneukan jawabannya. Yang awalnya begitu sulit, ketika kita mampu melewati kesulitan tersebut. Maka kemudahan dan senyuman yang akan terkembang. Dari proses pembelajaran ini, saya semakin yakin bahwa sunanhatullah harus dilakukan. Kepandaian bisa diperoleh dengan rajin belajar. Dan tiada pernah

Free domain dan web hosting

Buat webmu sendiri!. Anda yang suka berkreasi dengan web maka perlu mencoba untuk belajar terlebih dahulu dengan layanan gratis. ketika saya berselancar di dunia maya ini, kemudian ketemu dengan web hasil gratisan www.viladavid.co.cc yang sedang baru dibangun. usut punya usut ternyata web tersebut dibangun dengan gratisan semuanya mulai dari domain dan web hostingnya. Untuk domainnya bisa mendaftar ke co.cc, anda bisa tentukan nama domain (alamat web yang anda sukai) selama masih tersedia secara free, langsung ambil saja dan register. Untuk web hostingnya yang gratisan anda bisa baca penjelasan berbahasa inggris di bawah ini: If you wish to have a professional shared hosting quality in a free hosting package, come and host with 000webhost.com and experience the best service you can get absolutely free. Founded in December 2006, 000webhost.com has a trusted free hosting members base of over 60,000 members and still counting! Offering professional quality hosting, support, uptime a

Soekarno-Hatta International Airport closed due to heavy rain

Indonesia was forced to temporarily close its main international airport Friday because of poor visibility during torrential downpours, an official said. More than 60 planes were delayed or diverted. Forty-three flights were delayed and 21 diverted to other airports, Hariyanto said. Indonesia was pounded by rain late Thursday and early Friday, bringing traffic to a standstill in much of the capital, Jakarta. Citywide floods last occurred in February 2007 in Jakarta, much of which is below sea level. Environmentalists have blamed the flooding on garbage-clogged rivers, rampant overdevelopment and the deforestation of hills south of the city.