Menentukan tujuan menulis itu penting. Apakah itu untuk tujuan organisasi/institusi/lembaga atau untuk personal branding. Bila untuk personal, kita bisa memberikan sentuhan rasa yang lebih spesifik dan kontennya bisa banyak hal tentang yang kita sukai seperti hobi dll. Berbeda halnya untuk institusi maka perlu diperhatikan baik-baik mengenai konten, konteks dan audien pembacanya.
Disinilah posisi penulis harus mengerti tujuan dari menulis di sosmed. Sudah banyak korban bagaimana admin sosmed instansi karena lupa mengganti ke akun pribadinya sehingga akun institusi berisi konten personal.
Apabila anda menjadi admin organisasi maka perhatikanlah konten yang perlu diunggah. Apakah itu sebuah pengumuman, instruksi, penjelasan dengan sasaran internal atau eksternal. Setelah itu menentukan apakah diunggah di web, FB atau sosmed lainnya.
Maka, sekali lagi diperlukan kejelian dan ketepatan dalam menentukan tujuan dan konteks lalu menetapkan metode penulisan apakah dengan feature story, Q&A, dll.
Setelah itu, pikirkan lah dalam penentuan konteks tentang pihak pembaca. Apa saja yang ingin anda beritahukan kepada mereka, dan apa saja yang mereka ingin ketahui dan mau membaca. Disinilah seninya menulis di sosmed.
Ingat: tujuan, konteks dan konten. Silahkan dicoba.
Selamat menulis.
Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah. Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan. Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide. Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!