24 Juli 2008. Pagi itu di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, Subang, Jawa Barat ada acara besar yaitu peresmian Pekan Padi Nasional III oleh Susilo Bambang Yudoyono.Tema yang diangkat dalam rangka Pekan Padi Nasional III tahun 2008 adalah "Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global dalam rangka Mendukung Ketahanan Pangan"
PPN III mempunyai tujuan, antara lain, untuk memamerkan kekayaan dan keragaan sumberdaya genetik nasional, memperagakan berbagai varietas unggul dan komponen teknologi dari pra-panen sampai dengan pasca panen, serta perbaikan efisiensi usaha tani padi. Melalui kegiatan ini diharapkan berbagai informasi teknologi peningkatan produksi padi dapat tersosialisasikan disamping terjadinya komunikasi dan kesamaan persepsi antara peneliti dengan stakeholder guna penanganan program penelitian padi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Dalam pidatonya Presiden Yudhoyono mencanangkan revolusi hijau kedua, di mana Indonesia harus bisa menerapkan teknologi penelitian padi. Di saat yang sama, ketika berdialog dengan masyarakat tani, Presiden berjanji untuk memperhatikan peneliti yang berhasil menemukan bibit-bibit unggul. Dalam kesempatan ini juga diperkenalkan sembilan jenis varian benih padi terbaru dengan berbagai keunggulan.
"Setelah mendengar apa yang disampaikan Gubernur dan Menteri Pertanian, saya percaya Indonesia yang kita cintai ini bisa suatu saat surplus beras. Bahkan bisa mengekspor beras dan bisa menjadi lumbung padi dunia," kata Presiden saat membuka Pekan Padi Nasional III
Selain membuka Pekan Padi Nasional III Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan laboratorium analisis flavor beras Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Meneg BUMN Sofjan Djalil, dan Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali.
Saat mengelilingi lokasi, Presiden selalu didampingi oleh Bos Artha Graha Group Tomy Winata. Tomy memamerkan hasil pembibitan padi jenis hibrida kepada Presiden.
Presiden menugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk menguatkan konsorsium penelitian padi. Supaya menghasilkan varietas unggul baru dan inovasi teknologi.
"Saya berharap Indonesia dapat menjadi negara eskportir beras yang diperhitungkan di dunia," katanya.
Presiden mengatakan pada tahun 2008 dan 2009 pemerintah prioritas pada keterjangkauan harga pangan.
"Ini artinya kita akan terus mengerahkan anggaran, memberikan subsidi, dan berbagai program yang nyata untuk meningkatkan pertanian,"
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Jawa Barat sanggup menambah produksi gabah kering giling untuk memenuhi target nasional. Target produksi padi Jawa Barat tahun 2008 sebanyak 10,55 juta ton atau bertambah 550 ribu ton dari tahun 2007. Jumlah ini dihasilkan di atas lahan seluas 1,8 juta hektar.
Untuk memenuhi target itu, maka produktifitas petani minimal 5,7 ton per hektar dengan kebutuhan benih sebanyak 4,6 juta ton.
"Jawa Barat sudah memenuhi 18 persen produksi padi nasional," katanya.
PPN III mempunyai tujuan, antara lain, untuk memamerkan kekayaan dan keragaan sumberdaya genetik nasional, memperagakan berbagai varietas unggul dan komponen teknologi dari pra-panen sampai dengan pasca panen, serta perbaikan efisiensi usaha tani padi. Melalui kegiatan ini diharapkan berbagai informasi teknologi peningkatan produksi padi dapat tersosialisasikan disamping terjadinya komunikasi dan kesamaan persepsi antara peneliti dengan stakeholder guna penanganan program penelitian padi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Dalam pidatonya Presiden Yudhoyono mencanangkan revolusi hijau kedua, di mana Indonesia harus bisa menerapkan teknologi penelitian padi. Di saat yang sama, ketika berdialog dengan masyarakat tani, Presiden berjanji untuk memperhatikan peneliti yang berhasil menemukan bibit-bibit unggul. Dalam kesempatan ini juga diperkenalkan sembilan jenis varian benih padi terbaru dengan berbagai keunggulan.
"Setelah mendengar apa yang disampaikan Gubernur dan Menteri Pertanian, saya percaya Indonesia yang kita cintai ini bisa suatu saat surplus beras. Bahkan bisa mengekspor beras dan bisa menjadi lumbung padi dunia," kata Presiden saat membuka Pekan Padi Nasional III
Selain membuka Pekan Padi Nasional III Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan laboratorium analisis flavor beras Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Meneg BUMN Sofjan Djalil, dan Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali.
Saat mengelilingi lokasi, Presiden selalu didampingi oleh Bos Artha Graha Group Tomy Winata. Tomy memamerkan hasil pembibitan padi jenis hibrida kepada Presiden.
Presiden menugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk menguatkan konsorsium penelitian padi. Supaya menghasilkan varietas unggul baru dan inovasi teknologi.
"Saya berharap Indonesia dapat menjadi negara eskportir beras yang diperhitungkan di dunia," katanya.
Presiden mengatakan pada tahun 2008 dan 2009 pemerintah prioritas pada keterjangkauan harga pangan.
"Ini artinya kita akan terus mengerahkan anggaran, memberikan subsidi, dan berbagai program yang nyata untuk meningkatkan pertanian,"
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Jawa Barat sanggup menambah produksi gabah kering giling untuk memenuhi target nasional. Target produksi padi Jawa Barat tahun 2008 sebanyak 10,55 juta ton atau bertambah 550 ribu ton dari tahun 2007. Jumlah ini dihasilkan di atas lahan seluas 1,8 juta hektar.
Untuk memenuhi target itu, maka produktifitas petani minimal 5,7 ton per hektar dengan kebutuhan benih sebanyak 4,6 juta ton.
"Jawa Barat sudah memenuhi 18 persen produksi padi nasional," katanya.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!