23 Juli 2008. Ku baru tahu jika di hari ini adalah Hari Anak Nasional. Entah apa maksud dari dicanangkan hari tersebut, karena bagiku tiada yang special. Tiap hari adalah hari yang special bagi setiap anak dalam menapaki hidupnya dengan perkembangan dan pertumbuhan menuju arah kedewasaan. Berbicara tentang anak jaman sekarang, sungguh memprihatinkan. Bukan karena anaknya tetapi kondisi dan lingkungan yang mencetak anak-anak kita.Teknologi memang semakin maju namun sistem liberalisasi dalam demokrasi membuat arus informasi tiada terbendung. Banyak informasi-informasi yang tidak layak dikonsumsi anak-anak malah menjadi makanan harian mereka. Pengaruh acara-acara TV yang tidak mendidik sangat dirasakan terhadap pola sikap dan prilaku anak yang jauh dari norma agama.Di zaman teknologi yang canggih ini, justru anak-anak menjadi korban atas tayangan televisi kita. Seperti yang telah disampaikan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bahwa ada 10 tayangan siaran televisi bermasalah. Sejumlah tayangan itu mengandung unsur kekerasan fisik, sosial, psikologis, baik dalam bentuk tindakan verbal maupun nonverbal.
Kita bisa lihat bagaimana nasib-nasib anak-anak yang kurang beruntung,jumlahnya tidaklah sedikit (sangat besar) jika dibandingkan dengan anak-anak yang beruntung (anak orang kaya atau pejabat).
“Daripada mencuri dan digebukin lalu masuk penjara, lebih baik mengamen saja,” demikian tutur seorang anak lelaki dekil usia 10 tahunan. Filosofi hidupnya itu simpel saja, “Lebih baik ngamen daripada mencuri dan digebuki”. Seolah dia tidak mencuri hanya karena takut digebuki. Bukan karena takut dosa atau takut memiliki masa depan suram selamanya. Logika hidupnya juga sangat bersahaja, lebih baik ngamen saja. Lalu ditanya, kenapa tidak sekolah? “Capek, buang-buang duit. Lebih baik ngamen, capek tapi dapet duit.”
Filosofi anak pengamen tadi adalah filosofi generasi yang hilang milik Indonesia. Mencari uang adalah segalanya, lebih dari pendidikan yang baik dan masa depan cerah. Jika seorang anak sudah berpikir lebih baik cari uang daripada sekolah, apakah ia punya cita-cita?
Betul, pendidikan formal memang bukan segalanya. Bahkan Andre Wongso yang motivator sukses itu tidak lulus SD. Betul, ijazah bukan segalanya. Sebab Steve Jobs pun tidak lulus S1. Namun melupakan pendidikan dasar dan lebih suka mengamen atau mengemis, atau bahkan berisiko menjadi pelaku kriminil, bukanlah sebuah pemandangan yang indah dipandang dari sebuah negara seperti Indonesia.
Akankah ada perubahan nasib anak bangsa? jika kita tidak mau dan mampu untuk merubah kondisi yang menyebabkan mereka "rusak".
Tahun Kentang Internasional (Potato Year 2008)
Di Departemen Pertanian, pada hari ini ada acara Makan kentang bersama dengan menu utama berbahan baku kentang sambil menyaksikan visualisasi profil kentang dengan peserta pejabat terakit lingkup Departemen pertanian dan dari luar Departemen Pertanian (UNIC, FAO, WHO, WFP, Kementrian Lingkungan Hidup, BKKBN, PKK, Meneg UKM, Depkes, Depkominfo, dan display kentang segar dan makanan berbahan baku baku kentang dari daerah sentra produksi kentang serta koleksi plasma nuftah kentang dari balitas dan CIP.
Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, Ditjen Hortikultura bekerjasama dengan unit kerja terkait lingkup Departemen Pertanian (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil pertanian, badan Ketahanan pangan, Korpri Unit Deptan, dan Dharma Wanita Persatuan Unit Deptan) akan menyelenggarakan Perayaan tahun Kentang Internasional 2008 dengan tema “Kentang Sebagai Bahan Pangan Yang Dibudidayakan Secara Ramah Lingkungan”.
Entah apa maksudnya Tahun Kentang ini. Apakah gara-gara di tahun ini banyak orang "ngentang"? akibat resesi ekonomi di dunia?. Di Tahun ini, khususnya di Indonesia memang sungguh memprihatinkan. Karena harga BBM membumbung tinggi, membuat beban hidup semakin berat. Ditambah banyak konflik horisontal masyarakat yang tidak terselesaikan. Banyak rakyat Indonesia yang "ngentang" karena kemarau membuat kering sumber-sumber air sehingga harus cari air bermil-mil jaraknya. Krisis energi juga membuat listrik byar pet, walaupun khusus kasus PLN ini akibat pasokan batubara yang ditahan oleh oknum.Dan ujung-ujungnya sudah ada proyek mega besar untuk membuat perusahaan listrik baru.
Masyarakat semakin "ngentang" ketika harus menyekolahkan anaknya, karena harus mengeluarkan dana yang cukup besar. Liberalisasi pendidikan semakin menyengsarakan rakyat. Namun beberapa bulan kedepan, rakyat akan banyak dapat "kentang" karena masa kampanye sudah dimulai. Rakyat akan termanjakan dengan pembagian-pembagian sedikit "kentang" baik oleh partai maupun calon pemimpinnya.
Pada tanggal ini juga, di Jawa Timur diadakan pemilu Gubernur dan wakil gubernur baru, ada 5 pasang calon, yang konon katanya basis massanya sama-sama dari nahdliyin. Rakyat Jawa Timur sudah kenyang janji "kentang" penguasanya, Lumpur LAPINDO sampai sekarang masih "ngentang".
Apakah gara-gara itu semua, ada acara Perayaan Tahun Kentang???
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!