Skip to main content

Kami Sedang Marah

Oleh: Aryo Notonegoro

Padi ditanam tak tentu musim
ketika kemarau terjadi gagal panen
air menghilang
ketika hujan gagal panen
air membanjiri lahan
Entah apakah gerangan?

Sebuah senyuman pahit teriris hati
Sebuah tangisan sudah tak terdengar lagi
Karena negeri ini telah tergadai

Mati tikus di lubuk padi
Kami bukanlah tikus


Kami bukan pemalas
Kami bukan pembohong
Kami bukan penipu
Kami bukan perampok
Kami bukan penjahat
Tetapi mengapa kami diberlakukan lebih kejam daripada penjahat?

Apakah bukan kekejaman
Membiarkan anak-anak kami busung lapar
Karena Keringat kami tidak menghasilkan rupiah yang bisa membeli gizi

Apakah bukan kekejaman
membiarkan kami menahan sakit
Karena kami tidak punya rupiah untuk masuk rumah sakit?
Karena keringat kami untuk makan pun tidak cukup

Apakah bukan kekejaman
membiarkan kami tidak mampu sekolah menyebabkan kebodohan
karena keringat kami telah kering menahan sakit

Apakah bukan kekejaman
memperlihatkan kekayaan kami di rampas di depan mata
karena keringat kami tidak mampu membeli para penguasa

Jika ada Nabi Isa
akan kami minta hidupkan pejuang-pejuang kemerdekaan dan kami bersama mereka
Jika ada Nabi Nuh
akan kami minta buatkan perahu dan kami kan jadi penumpangnya

Dan jika masih ada umur
akan kami selamatkan generasi ini

Wahai anak cucu kami
kenanglah kami
yang menahan penderitaan ini
akibat kebiadaban manusia-manusia serakah yang berkuasa
akibat nafsu-nafsu syahwat dipertuhankan

Tak kan kami biarkan kondisi ini berlarut
akan kami korbankan semuanya
demi tegaknya kebenaran di muka bumi

Sadarlah wahai penguasa!

Jakarta, 24 maret 2008

Comments

Popular posts from this blog

Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Teringat masa bebrapa waktu yang lalu. Dunia web dan blog, seolah sutu hal yang menakjubkan bagiku. Dan terbesit sebuah tanya? bagaiman ya kok bisa membuat web yang begitu bagus. Mungkinkah seorang tanpa dasar ilmu komputer atau IT bisa membuatnya. Seiring perkembngan dunia internet. Ilmu ngeweb dan ngeblog begitu banyak bergentayangan, sehingga mampu membantu orang-orang yang awam tentang dunia bahasa pemrograman menjadi begit mudah. Jika saja, saya berkata "Tidak" atau "Stop" setiap menemukan kesukaran maka ilmu yang saya dapat pun sebtas keputusasaan. namun berbeda setiap saya mendapati kesukran, untuk terus mencari jawabannya. Distulah letak kenikmatannya, yaitu ketika meneukan jawabannya. Yang awalnya begitu sulit, ketika kita mampu melewati kesulitan tersebut. Maka kemudahan dan senyuman yang akan terkembang. Dari proses pembelajaran ini, saya semakin yakin bahwa sunanhatullah harus dilakukan. Kepandaian bisa diperoleh dengan rajin belajar. Dan tiada pernah

Free domain dan web hosting

Buat webmu sendiri!. Anda yang suka berkreasi dengan web maka perlu mencoba untuk belajar terlebih dahulu dengan layanan gratis. ketika saya berselancar di dunia maya ini, kemudian ketemu dengan web hasil gratisan www.viladavid.co.cc yang sedang baru dibangun. usut punya usut ternyata web tersebut dibangun dengan gratisan semuanya mulai dari domain dan web hostingnya. Untuk domainnya bisa mendaftar ke co.cc, anda bisa tentukan nama domain (alamat web yang anda sukai) selama masih tersedia secara free, langsung ambil saja dan register. Untuk web hostingnya yang gratisan anda bisa baca penjelasan berbahasa inggris di bawah ini: If you wish to have a professional shared hosting quality in a free hosting package, come and host with 000webhost.com and experience the best service you can get absolutely free. Founded in December 2006, 000webhost.com has a trusted free hosting members base of over 60,000 members and still counting! Offering professional quality hosting, support, uptime a

Soekarno-Hatta International Airport closed due to heavy rain

Indonesia was forced to temporarily close its main international airport Friday because of poor visibility during torrential downpours, an official said. More than 60 planes were delayed or diverted. Forty-three flights were delayed and 21 diverted to other airports, Hariyanto said. Indonesia was pounded by rain late Thursday and early Friday, bringing traffic to a standstill in much of the capital, Jakarta. Citywide floods last occurred in February 2007 in Jakarta, much of which is below sea level. Environmentalists have blamed the flooding on garbage-clogged rivers, rampant overdevelopment and the deforestation of hills south of the city.