Skip to main content

Perspektif Masa Depan Perekonomian Indonesia

Nama :
Drs H Muhammad Jusuf Kalla 
Lahir :
Watampone, 15 Mei 1942  
Jabatan:
Wakil Presiden RI (2004-2009)
Alamat Kantor:
Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat  
Untuk menyambut Pemilu 2009 para tokoh nasional sduah mengkampanyekan dirinya untuk maju menjadi RI 1. Oleh karena itu, saya sedang mencari dan menerima tulisan-tulisan yang berisi pemikiran para tokoh-tokoh tersebut, dan sekaligus mengkritisinya. Sehingga kita semua tahu siapa sebenarnya mereka. Tulisan ini adalah tulisan komentar dan analisis tentang cara pandang Bapak Jusuf Kalla.Tulisan ini dibuat oleh emil_XXY@yahoo.com (alamat lengkap dirahasiakan karena tidak ingin emailnya diketahui). Namun, jika ada bantahan dan sanggahan silahkan hubungi pengelola blog ini.
Perspektif Masa Depan Perekonomian Indonesia
adalah sebuah judul sambutan (pidato) berisi pemikiran Jusuf Kalla wakil presiden RI. Jika kita ingin tahu kenapa Indonesia menghadapai berbagai masalah khususnya di bidang ekonomi dan kesengsaraan berlarut-larut bagi mayoritas masyarakat Indonesia, maka kita harus bisa membaca arah kebijakan pemerintah. Untuk mengetahui pemerintah kita seperti apa maka salah satunya adalah mengetahui cara pandang pemegang kebijakan.
Tulisan ini bukan untuk black campaign namun sebagai pembelajaran dan pencerdasan politik untuk bersikap kritis mengetahui sebab dan ujung pangkal kesengsaraan kita.
Untuk mengetahui secara lengkap tulisan Jusuf Kalla bisa klik disini. Di tulisan ini cuplikan tulisan beliau akan bercetak miring. Dan komentar serta kritik saya langsung berada dibawah tulisan bercetak miring tersebut.
Krisis moneter dan perbankan terjadi 10 tahun yang lalu. Bisa kita katakan bahwa sejarah perkembangan ekonomi itu sama dengan sejarah perpolitikan. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an politik kita itu sangat liberal, karena itu ekonomi kita terbuka juga. Waktu zaman Bung Karno politik kita mulai otoriter. Kemudian juga zaman Pak Soeharto yang mula-mula demokratis, kemudian menjadi otoriter, maka ekonomi kita juga menjadi sangat monopolitis, baik oleh negara maupun swasta. Namun, 10 tahun terakhir ini pemerintah kita sangat demokratis dan ekonomi juga sangat terbuka. Jadi selalu ada hubungannya antara politik dan kebijakan ekonomi.(JK)
Ini menunjukkan bahwa pemegang kebijakan sebenrnya sangatlah paham  antara politik dan ekonomi sangatlah berhubungan. Ekonomi terbuka atau liberal telah mensengasarakan negeri ini sejak puluhan tahun yang lalu. Namun anehnya bukan belajar dari sejarah, malah kebijakan yang ada mengarah kepada liberalisasi besar-besaran (serba terbuka).
Kita sekarang berada dalam kondisi yang sangat terbuka dan sangat bersaing. Namun, kenapa ekonomi kita berkembang agak lambat setelah krisis dibandingkan dengan negara-negara lain? Tentu karena kita mengerjakan dua hal, yaitu perbaikan ekonomi, recovery ekonomi dan sekaligus melakukan reformasi terhadap masalah-masalah seperti demokrasi, desentralisasi, dan juga tentu keterbukaan media secara bersamaan. Memang tidak mudah.(JK) 
JK menyebutkan bahwa sebab lambatnya ekonomi adalah karena melakukan perbaikan ekonomi, recovery dan reformasi demokrasi, desentralisasi dan keterbukaan. Saya menangkapnya bahwa perbaikan yang dilakukan ”kurang tepat” karena hanyalah beredar di kalangan penguasaha saja dan dengan sistem yang sama yaitu Liberalisme Ekonomi. Masih ingat kan perhitungan pendapatan perkapita. Bahwa pembaginya adalah semua rakyat Indonesia sedangkan yang dibagi adalah jumlah pendapatan. Apakah ini logis? Jika seorang penguasaha seperti JK dan kerabatnya bisa menaikkan perhitungan diatas kertas ratusan ribu hingga jutaan kepala keluarga yang sebenarnya penghasilannya hanyalah puluhan ribu atau ratusan ribu rupiah per bulan.Diatas kertas para penghasilan penguasaha menyelamatkan rakyat miskin, sehingga tidak terlihat jika di Indonesia sangat banyak orang miskin diluar perhitungan mereka.
Demokrasi dan desentralisasi yang terjadi di Indonesia haruslah kita bayar mahal. Kita hanya disibukkan oleh pemilihan langsung kepala daerah dan wakil-wakil rakyat yang sejatinya tidak pernah mewakili suara rakyat. Keterbukaan (liberalisasi) telah mengundang asing untuk menguasaai hajat hidup orang banyak. Kita merasakan kesulitan cari air, cari BBM dan lainnya yang menguasai hidup kita adalah asing. Tragis bukan?

Jika ternyata obat-obatan menurut para penguasa, namun sejatinya racun bagi kita?
Memang bekerja dalam suasana terbuka begini tidak terlalu mudah, apa saja salah. Kadang-kadang malah kita sendiri suka mencederai keadaan kita sendiri, apa pun dianggap salah, apa pun yang dilakukan pemerintah salah. Pemerintah sekarang ini akan berjalan sesuai keyakinannya. Bahwa suatu hal dianggap benar atau tidak benar itu urusan kedua. Itu yang harus kita jalankan selama kita melangkah sesuai aturan-aturan yang ada.(JK)
Sungguh tragis lagi, ternyata penguasa kita mempunyai keyakinan yang tidak mengedepankan benar atau tidak benar. Namun berjalan berdasarkan keyakinannya (penguasa) sendiri. Seperti diatas telah terlihat jelas garis liberalisasi yang diyakini menjadi solusi dan dengan tegas para penguasa ini akan ”memaksakan” kebijakan beradasarkan keyakinan tersebut. Pantas bukan, jika selama ini mayoritas kita menderita sedangkan sebagian kecil dari bangsa ini bergelimang harta dan kuasa diatas penderitaan saudaranya.
Nah, apa yang sulit dalam menggerakkan ekonomi kita? Anda pengusaha, saya juga tentu masih berpikir saya pengusaha. Mari kita berpikir, “Kenapa kita tidak bisa tumbuh sebaik bangsa lain? Apa yang tidak kompetitif dari kita?” Yang paling sering kita ucapkan, pertama, yang tidak kompetitif dari kita adalah infrastruktur. Kenapa? Karena selama 10 tahun kita tidak membangun banyak jalan, kita tidak membikin banyak pengairan, kita tidak membangun banyak airport, hampir-hampir kita hanya mengatasi tsunami dan gempa bumi yang begitu dahsyat itu. 
Tsunami dan gempa adalah musibah yang luar biasa. Mengingatkan kita kepada siapa sebenarnya yang paling berkuasa? Dengan musibah tersebut Indonesia bisa menarik simpati luar biasa terhadap penduduk dunia dan bantuan mengalir begitu deras? Kemanakah sekarang hasilnya. Mengapa itu yang dijadikan sebab ekonomi tidak berjalan? Bukankah di daerah belahan bumi Indonesia yang lain harta kekayaan negeri ini sangat melimpah? Pasti ada yang salah dalam pengelolaanya.
karena bunga kita terlalu tinggi. Banyak orang mengatakan, “Bagaimana caranya, menstabilkan moneter, ditetapkan bunga tinggi, justru terbalik. Bunga tinggi kan akhirnya juga menyebabkan inflasi. Karena itu, kita berusaha menurunkan bunga tersebut. Akhirnya, sekarang bunga sudah turun. Untuk itu, target kita harus single digit. BI rate sekarang sudah single digit sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain. Akhir tahun ini saya berharap setidak-tidaknya sebagian besar sudah bisa dicapai(JK)
Sudah jelas bukan? bahwa mereka sebenarnya sadar masalah, cuman ga tahu solusi yang benar?Bunga hutang, bunga bank dan lain sebagainya adalah biang kerok ketidakstabilan ekonomi. Bukankah bunga itu tidak dibenarkan menurut keyakinan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa ini? Tentu saja solusinya mudah sekali HAPUS SISTEM BUNGA BERBUNGA. Selama sitem ini diterapkan dan solusinya hanya menaik turunkan maka bisa kita pastikan kita tetap akan berada pada jurang yang sama yaitu keterpurukan ekonomi, ketidakadilan dan penindasan ekonomi dengan tidak meratanya distribusi barang dan jasa. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin misikin, jurang diantara keduanya semakin lebara menganga. Maukah meninggalakan sistem bunga???
Setelah itu tentu masalah di luar. Apa yang dulu menghalangi kita dalam pembangunan? Konflik di mana-mana. Sekarang, tidak ada lagi konflik, ada riak-riak tapi itu bukan konflik. Sejak dulu, sejak saya menjadi Menteri, di Ambon, Poso, Kalimantan, di Timor Timur, di Aceh terjadi konflik. Sekarang, kita bersyukur bahwa masalah ini semua sudah dapat diselesaikan. Politik juga jauh lebih tenang, bahwa ada interpelasi itu memang justru di situ tempatnya, biar saja di situ, jangan di luar itu.
Benarkah klaim tersebut? Sudah tidak ada konflik? Seperti api dalam sekam. Penguasa bukanlah memadamkannya namun hanya mengalihkan sumber konflik. Contoh kecil saja dengan adanya desentralisasi atau otonomi daerah. Jika terjadi ketidak adilan pada jaman dulu maka semua pasti akan mudah menuding pemerintahan pusat. Namun sekarang kue kesalahan itu sudah dibagai rata termasuk dengan penguasa daerah, maka kita akan bisa rasakan konflik-konflik seputar pemilihan kepala daerah. lalu penggusuran-penggusauran rakyat kecil demi sang investor yang sudah masuk kampung. Matinya pasar-pasar tradisional termasuk di pelosok daerah karena masuknya sang raksasa pasar.
Saya yakin semua masalah eksternal ini dapat kita atasi dengan baik. Untuk dapat mengatasi dengan baik masalah politik yang merupakan masalah fundamental dan masalah ekonomi, tentu kita harus melihat kekuatan kita. Kekuatan kita dari sisi pertumbuhan ekonomi. Kita tahu semua, pertumbuhan ekonomi memerlukan kesediaan dari pihak pemerintah, swasta, dan tentu saja didukung foreign investment. Investasi pemerintah tergantung dari APBN. Masih ada sisa krisis yang luar biasa, yaitu harus membayar bunga, dan juga subsidi yang besar. Artinya, masih cukup besar, karena itu kita menaikkan harga BBM. Walaupun harga BBM sudah dinaikkan 100% lebih, masih besar subsidi kita. Yang harus dibayar saja kurang lebih hampir 40% dari total penerimaan negara, berupa kewajiban yang harus dibayar seperti subsidi, beban bunga, dan cicilan utang luar negeri. 
Ini statement yang sangat menyakitkan kita bahwa rakyat dianggap beban. Penguasa mengatakan sangat tergantung kepada APBN, dan tahu sendiri pendapatan APBN adalah dari pajak. Siapa dan apa yang diapajak? Semua milik rakyat kena pajak. bahkan bayi baru bernafas pun kena pajak dengan akte lahir. Penguasa tidak tahu diri, mungkin itu perlu disematkan bagi mereka. Sekali lagi penyebabnya adalah BUNGA dan kita yang harus menderita. Alasan subsidi menjadi beban mereka dengan teganya menaikkan harga BBM. Bukankah mereka pemerintah? yang bertugas mengurusi urusan rakyat, mempermudah dan tentu memurahkan kebutuhan hidup rakyatnya. Jika itu tidak ada pada mereka? masih layakkah?
Namun, karena ekonomi juga terus berkembang, pajak juga naik, maka tentu kemampuan kita untuk membiayai pembangunan itu juga lebih baik.
Benar kan, jika pajak jadi andalan mereka? Apa bedanya dengan Belanda yang terus menerus menaikkan upeti terhadap pribumi? Jika Belanda mengancam dengan pistol jika tidak membayar pajak, maka penguasa sekarang cukup dengan surat dan tahanan. Nggak beda bukan?
Lalu, di mana kekuatan ekonomi Indonesia selanjutnya? Sebenarnya, kekuatan Indonesia terletak pada kelemahan ekonomi dunia. Hari ini ekspor kita naik terus. Apa kelemahan ekonomi dunia? Kelemahan ekonomi dunia sederhana, energi dan komoditi yang terbatas, juga metal.
Artinya Indonesia akan Jaya jika dunia lain sudah kiamat mungkin sarkasmenya begitu? Sungguh jauh api dari panggang. Buktinya tidaklah demikian. Ketika ekonmi dunia melemah seprti sekarang ini (krisis 2008), Indonesia juga terkena imbasnya. Mengapa? Karena secara fundamental yang menguasai ekonomi kita adalah asing akibat diterapkan liberalisme ekonomi oleh penguasa. Coba siapa yang mempunya swaayan-swalayan besar, yang mengusai air, yang menguasai migas, yang menguasai perusahan-perusahaan pertanian, perusahana-perusahaan kebutuhan sehari-hari rakyat?pasti kita akan dapati PMA sudah ada dimana-mana. Mungkin lebih enak jaman dulu kita melawan asing, karena hanya Belanda yang kita anggap asing. tapi sekarang, penjajah kita banyak sekali di segala bidang.
Sering orang berkata, Jakarta ini macet dan listrik susah. Sebenarnya, tanpa membaca statistik pun kita tahu bahwa itu adalah kemajuan. Kalau Jakarta tidak macet, bahaya malah, artinya orang tidak bergerak di Jakarta ini, justru ekonomi tidak bergerak. Macetnya Jakarta itu berarti terjadi pertumbuhan ekonomi, hanya saja infrastrukturnya tidak di-manage dengan baik.
Macet dan susah listrik adalah KEMAJUAN. Ini adalah bukti bahwa penguasa bukanlah pemimpin yang menjadi pelayan. Mereka tidak pernah merasakan bagaimana susahnya orang bekerja dihadapkan pada kemacetan jalan. dan bagaiman jika di rumah atau kantor mereka mati listrik. Sungguh tragis! Katanya meeka sering jalan-jalan ke negara majau. Apakah mereka juga melihat kondisi seperti di jakarta ketika di negara maju? Jika di katakan jakarta tidak dimanage dengan baik, itu baru sepakat. Terus siapa sebenarnya yang selama ini memanage???
Setiap kenaikan subsidi dibayar oleh setiap kenaikan harga minyak. Jadi, kita tidak lagi banyak terpengaruh oleh tempat lain. Kalau gas Natuna dan Cepu sudah selesai, maka kita akan kembali menikmati surplus energi, dan tahun depan kita akan mengalami surplus energi yang lebih besar lagi. Jadi, kita mempunyai income yang cukup besar di situ.
Benarkah demikian pak JK?Bukankah Natuna dan cepu pengelolaanya sudah diserahkan asing?Masih mau ngandalkan pajak dari cepu dan natuna? padahal jika dikelola sendiri pastilah kaya bangsa ini.
Dari tulisan ini, jelas sekali bagaimana cara pandang JK di dalam pengelolaan negara ini. Bagi saya, harapan belum ada jika mindset JK masih seperti itu. Kekayaan negara di perjualbelikan. Sudah cukup penderitaan yang kita alami akibat sistem liberalisasi yang dijalankan oleh Coorperate State, termasuk JK ini.

Marilah bersikap kritis dan cerdas!
emil_Xxy@yahoo.com

Comments

Popular posts from this blog

Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Teringat masa bebrapa waktu yang lalu. Dunia web dan blog, seolah sutu hal yang menakjubkan bagiku. Dan terbesit sebuah tanya? bagaiman ya kok bisa membuat web yang begitu bagus. Mungkinkah seorang tanpa dasar ilmu komputer atau IT bisa membuatnya. Seiring perkembngan dunia internet. Ilmu ngeweb dan ngeblog begitu banyak bergentayangan, sehingga mampu membantu orang-orang yang awam tentang dunia bahasa pemrograman menjadi begit mudah. Jika saja, saya berkata "Tidak" atau "Stop" setiap menemukan kesukaran maka ilmu yang saya dapat pun sebtas keputusasaan. namun berbeda setiap saya mendapati kesukran, untuk terus mencari jawabannya. Distulah letak kenikmatannya, yaitu ketika meneukan jawabannya. Yang awalnya begitu sulit, ketika kita mampu melewati kesulitan tersebut. Maka kemudahan dan senyuman yang akan terkembang. Dari proses pembelajaran ini, saya semakin yakin bahwa sunanhatullah harus dilakukan. Kepandaian bisa diperoleh dengan rajin belajar. Dan tiada pernah

Free domain dan web hosting

Buat webmu sendiri!. Anda yang suka berkreasi dengan web maka perlu mencoba untuk belajar terlebih dahulu dengan layanan gratis. ketika saya berselancar di dunia maya ini, kemudian ketemu dengan web hasil gratisan www.viladavid.co.cc yang sedang baru dibangun. usut punya usut ternyata web tersebut dibangun dengan gratisan semuanya mulai dari domain dan web hostingnya. Untuk domainnya bisa mendaftar ke co.cc, anda bisa tentukan nama domain (alamat web yang anda sukai) selama masih tersedia secara free, langsung ambil saja dan register. Untuk web hostingnya yang gratisan anda bisa baca penjelasan berbahasa inggris di bawah ini: If you wish to have a professional shared hosting quality in a free hosting package, come and host with 000webhost.com and experience the best service you can get absolutely free. Founded in December 2006, 000webhost.com has a trusted free hosting members base of over 60,000 members and still counting! Offering professional quality hosting, support, uptime a

Soekarno-Hatta International Airport closed due to heavy rain

Indonesia was forced to temporarily close its main international airport Friday because of poor visibility during torrential downpours, an official said. More than 60 planes were delayed or diverted. Forty-three flights were delayed and 21 diverted to other airports, Hariyanto said. Indonesia was pounded by rain late Thursday and early Friday, bringing traffic to a standstill in much of the capital, Jakarta. Citywide floods last occurred in February 2007 in Jakarta, much of which is below sea level. Environmentalists have blamed the flooding on garbage-clogged rivers, rampant overdevelopment and the deforestation of hills south of the city.