Apakah harus menunggu korban nyawa untuk memanggil hati nurani pemerintah agar mengurusi rakyatnya? Andre Victhek, novelis dan senior fellow di Oakland Institute Amerika Serikat, dalam tulisannya di The International Herald Tribune dan The Financial Times edisi 12 Februari 2007, menyatakan bahwa bencana beruntun yang menewaskan ribuan orang Indonesia lebih merupakan ‘pembunuhan massal’ ketimbang tragedi bencana alam.
Sistem penganggaran dan perencanaan dalam mengelola keungan negara, meminimalisir program perbaikan terhadap fasilitas umum secara cepat dan akurat. Jika kita melihat di media bagaimana pemerintah sering melempar kesalahan terhadap rakyatnya, maka seperti itu pula perlakuan rakyatnya yang "ogah" menurut kepada penguasanya.
Pemerintah yang baik mestinya mengingat pesan nabi Muhammad saw:
Siapa saja yang diberi oleh Allah kekuasaan untuk mengurus urusan kaum Muslim, kemudian tidak melayani mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, Allah pasti tidak akan melayani dan memenuhi kebutuhannya (HR Dawud).
Pemerintah dengan asas sekulerisme, menjaadikan agama hanya penyejuk hati bukan solusi dari masalah. Ketika Islam diterpkan, sejarah pernah mencatat bahwa Umar bin al-Khaththab ra., saat menjadi khalifah, begitu terkenal dengan kata-katanya yang menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang penguasa agung (al-imâm al-a’zham): “Seandainya ada seekor keledai terperosok di kota Bagdad karena jalan rusak, aku khawatir Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban diriku di Akhirat nanti.”
Bagaimana dengan penguasa kaum muslim sekarang ini?
Jika tiada perubahan kearah yang lebih baik yaitu syriat islam, bisa dipastikan kerusakan baik di daratan dan lauatan akan terus berlangsung dan menelan korban nyawa yang semakin bertamabah jumlahnya.
Sistem penganggaran dan perencanaan dalam mengelola keungan negara, meminimalisir program perbaikan terhadap fasilitas umum secara cepat dan akurat. Jika kita melihat di media bagaimana pemerintah sering melempar kesalahan terhadap rakyatnya, maka seperti itu pula perlakuan rakyatnya yang "ogah" menurut kepada penguasanya.
Pemerintah yang baik mestinya mengingat pesan nabi Muhammad saw:
Siapa saja yang diberi oleh Allah kekuasaan untuk mengurus urusan kaum Muslim, kemudian tidak melayani mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, Allah pasti tidak akan melayani dan memenuhi kebutuhannya (HR Dawud).
Pemerintah dengan asas sekulerisme, menjaadikan agama hanya penyejuk hati bukan solusi dari masalah. Ketika Islam diterpkan, sejarah pernah mencatat bahwa Umar bin al-Khaththab ra., saat menjadi khalifah, begitu terkenal dengan kata-katanya yang menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang penguasa agung (al-imâm al-a’zham): “Seandainya ada seekor keledai terperosok di kota Bagdad karena jalan rusak, aku khawatir Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban diriku di Akhirat nanti.”
Bagaimana dengan penguasa kaum muslim sekarang ini?
Jika tiada perubahan kearah yang lebih baik yaitu syriat islam, bisa dipastikan kerusakan baik di daratan dan lauatan akan terus berlangsung dan menelan korban nyawa yang semakin bertamabah jumlahnya.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!