Skip to main content

Trouble is A Friend

Masalah adalah gap/perbedaan antara realita dan harapan. Sejak kita lahir mungkin sudah menjadi masalah. Bisa jadi orang tua kita berharap mempunyai anak yang berjenis laki-laki atau perempuan sebagaimana harapan mereka. Orang tua yang bijak akan bersikap realistis dan bersyukur, bukan dengan menimbulkan masalah baru yaitu anak perempuan yang tomboy atau laki-laki yang feminim.

Atau sebaliknya ketika sang anak sudah bisa berpikir dan mendapatkan realita kehidupan yang mungkin tidak nyaman, bisa saja berpikir mengapa ia dilahirkan dari orang tua yang tidak sesuai harapannya? Masalah baru muncul dengan sikap balelo atau ketidakpuasan.

Gap antara idealita dan realita akan menjadikan masalah, sehingga masalah ada dimana-mana selama kita hidup dan punya harapan/impian/idea. Apakah kita bisa bijak menyikapi realita dengan mencoba merubah apa yang bisa dirubah sesuai idealisme yang kita punya atau hanya menyerah pada keadaan dan mengikuti realita yang ada. Dan sikap "menyerah" itu pun akan berujung pada masalah juga. Trouble will find you, no matter where you go.

Bagaimana menyikapi masalah?

Tentu saja tak ada satu pun realita yang sesuai dengan harapan tiap-tiap manusia sehingga jika idealita (harapan terbaik) diserahkan kepada tiap-tiap manusia akan menjadi lebih rumit karena masing-masing memiliki idea yang berbeda-beda. Namun, tentu saja sang Pencipta tak membiarkan trouble without solution. Oleh karena itu, Risalah Illahi lah penyatu perbedaan tersebut.
Idealisme semestinya dibangun berdasarkan pemahaman yang benar. Jika kita sebagai seorang muslim maka standar kebenaran adalah syariat Islam. Realita yang tidak sesuai dengan Islam adalah masalah dan perubahannya harus diusahakan dengan Islam, itu saja!

Seorang muslimah yang akil baligh, keluar rumah tanpa menggunakan jilbab dan kerundung adalah masalah karena idealnya memakai jilbab dan kerudung.
Anak yang durhaka (tidak berbakti) kepada orang tua adalah masalah atau anak yang taat kepada orangtua untuk bermaksiat adalah masalah.
Orang tua yang lalai dalam mendidik anak-anaknya adalah masalah.
Boss yang mengatur anak buahnya tidak sesuai dengan akad kerja adalah masalah atau sebaliknya karyawan yang tidak mengindahkan kewajiban-kewajibannya dalam akad kerja juga masalah.
Suami yang tidak menafkahi istri adalah masalah atau sebaliknya istri tidak berbakti dan melayani suami juga masalah. Suami menjaga anak jadi bapak rumah tangga di rumah saja dan istri kerja keluar rumah mencari nafkah adalah masalah.
So, Trouble is a friend!

Bayangkan jika manusia diberi wewenang untuk menentukan standarnya sendiri-sendiri maka yang saya sebutkan masalah-masalah diatas bisa jadi bukan masalah karena itulah yang diharapkan. Masyarakat pun carut marut karena individu-individunya tidak mampu mengidentifikasi masalahnya karena tidak punya standar kebenaran yang jelas.

Sebagai seorang muslim tentu saja kita harus tunduk kepada Islam sehingga tolok ukur kita adalah Islam, realita yang tidak sesuai dengan Islam adalah BIG PROBLEM. Bukannya mengikuti realita yang rusak tersebut seharusnya kita berusaha sekuat mungkin mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan Islam. Tunduk terhadap realita yang tidak sesuai dengan Islam hanya akan menjauhkan manusia dari kebenaran. Titik!

Comments

Popular posts from this blog

Tantangan Dakwah di Dunia Kerja

 Sekulerisme merupakan paham yang memisahkan agama (aturan Allah) dan kehidupan. Agama, khususnya Islam, aturannay dikebiri hanya dibolehkan dijalankan dalam urusan ibadah ritual, sedikit masalah malan minum (halal) dan pernikahan (nikah dan cerai), selebihnya dianggap urusan private yang tidak boleh dipaksakan untuk diterapkan di area publik. Tentu saja, kondisi negeri yang menerapkan paham sekuler akan membuat menderita bagi orang-orang beriman. Bayangkan sesuatu yang diayakini benar tetapi tidak boleh dialakukan dan harus tunduk kepada yang tidak diyakini meskipun itu salah. Contohnya, ribawi praktik perbankan, dengan sistem simpan pinjam dan investasinya. Bunga bank menjadi faktor utama dalam akad ribawai yang dilegalkan bahkan "wajib" dilaksanakan, dan semua warga tidak bisa menolak akad tersebut. Di negeri berkembang, atau dengan pendapatan yang rendah, para pekerja dengan gajinya yang terkategori minim, dipastikan tidak akan mampu membeli rumah, mobil atau barang sekun...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...