Opini yang berhembus dalam pilpres saat ini adala calon kuat pendamping SBY sebagai cawaoresnya adalah Budiono. Siapakah Budiono?
Budiono adalah ekonom, yang sudah beberapa kali masuk pemerintahan, sejak zamannya Presiden Megawati menjadi Menkeu, dan di zamannya Presiden SBY menjadi Menko Ekuin, dan selanjutnya menjadi Gubernur BI. Budiono alumni Universitas Gajah Mada yang pernah dijuluki sebagai ‘the silent voice’ oleh koran di AS, Budiono dinilai orangnya tidak banyak omong dan tidak banyak dipublikasikan, tapi berhasil menyelamatkan ekonomi Indonesia.
Jika SBY memilih kalangan professional, dan pilihannya adalah Budiono, hanya memperlihatkan konsistensi pengaruh kelompok Neo-Lib, di Indonesia semakin kuat. Pilihan terhadap Budiono, menandakan betapa kuatnya pengaruh dan dukungan kelompok yang dibelakangnya adalah kepentingan AS.
Prediksi masa depan pasca pemilihan presiden Juli nanti, kalau Presiden SBY terpilih kembali, jajaran kabinet yang menangani ekonomi, sudah dapat dibaca dari sekarang. Posisi yang menangani ekuin, yang sekarang ini tidak akan berubah.
Sri Mulyani akan menjadi Menko Ekuin, dan kemungkinannya yang menjadi Menkeu, Anggito Abimanyu. Anggito, sudah menjadi Kepala Kebijakan Fiskal Depkeu, sejak zamannya Presiden Habibi, dan yang menjadi Menkeu adalah Bambang Sudibyo. Kemudian, berlanjut jamannya Gus Dur, Presiden Megawati, dan di zamannya Presiden SBY, yang Menko Ekuinnya Budiono, Anggito juga menjadi Kepala Kebijakan Fiskal, serta sampai Menkeunya Sri Mulyani.
Maka, lima tahun ke depan, pengaruh kelompok Neo-Lib, yang kebijakan ekonominya lebih pro-Bartat, di dalam kekuasaan Indonesia semakin kuat. Artinya, pengaruh Barat dan Lembaga Multilateral seperti IMF terhadap Indonesia akan mempunyai tempatnya. Pilihan kebijakan ekonominya yang lebih pro-pasar, atau menganut sistem ekonomi pasar, dan yang lebih berorientasi pada kebijakan ekonomi makro.
Tentu, yang tak kalah pentingnya, penguasaan atas SDA (sumber daya alam) Indonesia, termasuk asset BMUN, yang masuk dalam daftar penjualan. Dan, apakah tokoh-tokoh yang dipilih akan menjadi solusi atas krisis yang sekarang dihadapi oleh Indonesia? Tidak pasti. Apalagi, krisis ekonomi global, belum menampakkan tanda-tanda akan berakhir.
Tapi, di jajaran orang yang ada di sekitar Presiden SBY, bukan hanya di sektor ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap Presiden SBY, tapi juga ada yang disebut sebagai ‘American Boys’, cukup nampak. Seperti Andi Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, Dino Patti Jalal, yang akan banyak mempengaruhi kebijakan politik dan luar negeri Indonesia.
Partai-partai politik yang sudah memberikan dukungan kepada Presiden SBY, melalui 'koalisi' hanyalah akan menjadi faktor ‘komplementer’ (pelengkap), dan tidak akan mempunyai arti apa-apa, dan atas dukungan yang mereka berikan, dan akan dibarter dengan ‘kursi’ (portofolio) di kabinet yang akan datang.
Mereka akan senang hati menjadi stempel ‘rubber stamp’ atas kebijakan-kebijakan pemerintah SBY yang lebih cenderung pro-Barat. Ini adalah kelanjutan yang panjang sejak zamannya Soeharto, yang pro-Barat, dan sekarang dilanjutkan oleh Presiden berikutnya, yaitu SBY. Wallahu ‘alam
Sumber: eramuslim.com
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!