Syair Arab mengatakan:
Sesungguhnya ada hamba-hamba Allah yang cerdik yaitu yang tidak mementingkan masalah dunia karena mereka takut fitnah
Mereka sangat berhati-hati terhadap dunia, kemudian ketika mereka mengerti bahwa dunia bukanlah tempat tinggal untuk selama-lamanya
Kemudian mereka menganggap dunia ini bak samudra dan mereka menjadikan amal-amal sholih sebagai sampan untuk mengarunginya.
Saudaraku, seharusnya kita memperhatikan untuk apa kita diciptakan sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan terhadap dunia
"Tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebajikan dan takwa"(Al Maidah:2)
Dalam mengarungi dunia yang bak samudra ini kita tidaklah sendiri. Oleh karena itu, kita harus saling tolong-menolong dalam beramal shaolih. Individual (egois) bukanlah ciri khas seorang mukmin, tetapi didikan kapitalisme. Seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah bersaudara seperti satu jasad. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain ikut sakit.
Bentuk atau bukti dari persaudaraan kita adalah tidak rela melihat saudaranya bermaksiat atau berdiam diri tanpa melakukan amal shalih bagi dirinya.
Rasulullah saw bersabda:
"Demi Allah, seandainya Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran ajakanmu maka itu lebih baik bagimu daripada menyedekahkan ternak yang merah-merah".
Marilah saudaraku, kita harus bahu membahu dan berlomba menjadi yang terbaik disisi Allah dengan amal-amal sholih.
Masihkah kita layak berdiam diri ketika melihat kemaksiatan dari saudara-saudara kita? Relakah jika saudara-saudara kita membangkang terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya?
Jakarta, 29 Juli 2007
Sesungguhnya ada hamba-hamba Allah yang cerdik yaitu yang tidak mementingkan masalah dunia karena mereka takut fitnah
Mereka sangat berhati-hati terhadap dunia, kemudian ketika mereka mengerti bahwa dunia bukanlah tempat tinggal untuk selama-lamanya
Kemudian mereka menganggap dunia ini bak samudra dan mereka menjadikan amal-amal sholih sebagai sampan untuk mengarunginya.
Saudaraku, seharusnya kita memperhatikan untuk apa kita diciptakan sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan terhadap dunia
"Tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebajikan dan takwa"(Al Maidah:2)
Dalam mengarungi dunia yang bak samudra ini kita tidaklah sendiri. Oleh karena itu, kita harus saling tolong-menolong dalam beramal shaolih. Individual (egois) bukanlah ciri khas seorang mukmin, tetapi didikan kapitalisme. Seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah bersaudara seperti satu jasad. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain ikut sakit.
Bentuk atau bukti dari persaudaraan kita adalah tidak rela melihat saudaranya bermaksiat atau berdiam diri tanpa melakukan amal shalih bagi dirinya.
Rasulullah saw bersabda:
"Demi Allah, seandainya Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran ajakanmu maka itu lebih baik bagimu daripada menyedekahkan ternak yang merah-merah".
Marilah saudaraku, kita harus bahu membahu dan berlomba menjadi yang terbaik disisi Allah dengan amal-amal sholih.
Masihkah kita layak berdiam diri ketika melihat kemaksiatan dari saudara-saudara kita? Relakah jika saudara-saudara kita membangkang terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya?
Jakarta, 29 Juli 2007
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!