Sejak tahun 1999, saya hijrah ke malang karena kuliah di Unibraw. Pada tahun 2006, saya pergi meninggalkan malang dan hijrah ke jakarta. Kemarin, tanggal 12 agustus 2008, saya berkesempatan ke daerah malang kembali selama dua hari. Banyak hal di masa lalu yang teringat kembali, diantaranya teringat sahabat-sahabat dan keluarga-keluarga malang yang telah menjadikanku sebagai bagian keluarganya.
Sebuah keluarga dengan 3 orang anak: Mbak Hamidah, arif dan Dik Anik. Saya berkenalan dengan arif sejak kuliah. Kebetulan ia "terpaksa" jadi ketua angkatan agronomi karena ke "aremaannya". Ditambah, satu-satunya teman sekelas yang istiqomah dalam berorganisasi untuk kemaslahatan ummat.
Arif Hidayat, nama lengkapnya, lahir di malang kurang lebih seminggu sebelum kelahiranku, pada bulan dan tahun yang sama. Anaknya sregep, ga "neko-neko", dan satu-satunya anak lelaki yang diharapkan mewarisi pertanian ortunya. Sekarang, ia masih di malang menjadi penyuluh sebuah perusahaan benih disana.
Bagaimana saya sangat dekat dengannya? karena sejak kuliah aktif dalam satu organisasi. Ketika Praktek Kerja Lapang selama satu bulan di Jember, ia menginap di rumahku. Dan ketika saya Skripsi, ia dan keluarganya yang memberikan tempat praktik dan membantu logistik.
Arif adalah sahabat dan sekaligus saudara seakidah dan seperjuangan. Mungkin, jika ke oarang lain saya tidak bisa berterus terang tetapi kepadanya saya ingin menceritakan semuanya. Begitu pula ia, jika pada orang lain mungkin sungkan tetapi tidak kepadaku. Semoga persahabatn dan persaudaraan ini kekal dunia-akhirat.
Dalam setiap doaku, insya Allah ada sahabat-sahabatku.
Persahabatan itu, bukanlah karena kepentingan sesaat. Persahabatan semakin erat jika bisa saling merasakan setiap suak dan duka. Membantu jika dibutuhkan ataupun tidak. Dan pasti akan senang jika melihat sahabatnya bisa entas dari setiap maslahnya. dan ikut bersedih dalam setiap dukanya.
Salak dan makan adalah sesuatu yang pasti bisa kuarasakan ketika berkunjung kerumahnya. Ibunya bisa marah besar jika saya tidak mau makan disana. Dan salak adalh buah yang akan dibawakan untuk oleh-oleh keluargaku (jika lagi panen).
Dengan berkunjungnya ke Arif, saya pun bisa bertemu dengan Alaik In'ami, sahabat awal kuliah ketika sama-sama di masjid.Alhamdulillah!
2. Masa Anang (anis) dan Yulistyowati
Saya berkenalan dengan mas anang ketika ada seorang sahabat operasi usus buntu. Alhamdulillah, ia pun aktif berorganisasi hingga sekarang. Ia menikah dengan Yulis-adik kelasnya- yang teman seangkatanku. Namun, walaupun saya seangkatan dengan Yulis ketika kuliah tak pernah satu patah kata pun yang terucap diantara kita alias ga pernah komunikasi. saya malah mengenalnya ketika sudah lulus kuliah. Pernikahan mereka pun hasil konspirasi teman-teman (termasuk saya).
Sekarang, mereka tengah menunggu momongan yang sudah "ngendon" 4 bulan jalan. Semoga menghasilkan karya nyata demi dunia-akhirat. Mas anang sekarang jadi tim research pestisida di sebuah perusahaan.Semoga terus sukses dan mampu mengejar cita-citanya.
3. Bapak dan ibu "Hidayatullah"
Sebutan Hidayatullah karena ada sebuah musholla yang dulu ditempati teman-teman dan Bapak Ibu inilah yang paling memperhatikan kondisi teman-teman. Hingga, banyak diantara mereka yang menajdiakan Bapak Ibu sebagai orangtuanya sendiri.
Alahamdulillah, ketika berkunjung ke mereka. Kondisi badanku kurang prima, batukku kambuh, sehingga dipijat Bapak Hidayatullah (pak Madjid) yang ternyata jago pijat dan refleksi juga. Badanku mulai mendingan dan fresh kembali, meski hari pertama setelah pijat badanku "jarem' semuanya.
Di malang, saya berkesempatan bertemu dengan sahabatku yang lain yaitu Mas Zainal. Lelaki usia 30an ini mendapat istri dari malang. Lulusan Ikip malang ini berprofesi sebagai juru dakwah yang hobinya ngajar di STM Muhammadiyah.
Badannya semakin tambun, ia sekarang tengah menunggu kelahiran anaknya yang diperkirakan syawal tahun ini akn hadir di dunia menjadi hamba Allah yang baru tiba di kancah dunia yang fana ini.Kemarin, ia dan keluarganya terkena musibah dengan amblasnya bebrapa perhiasan dan uang karena rumahnya di bobol maling. Maling emang kurang ajar ga tau diuntung. mentang-mentang belum diterpakan syariat Islam, maling-maling ga pernah jera hukuman yang berlaku di Indonesia.Semoga diberi keabahan bagi mas Zainal beserta keluarganya, dan Allah menggantikan dengan yang lebih baik. Amien.
Swalayan Sardo
Swalayan yang berposisi di jalam Gajayana Malang ini dekat dengan Kampus Unibraw dan UIN malang sangat strategis dan hampir tiap hari ramai dengan pengunjung. Sardo menjadi tempat tersendiri khusunya bagi mahasiswa, karena menyediakan banyak berang-barang kebutuhan dengan harag yang lumayan lebih murah. Makanya, jika ke malang coba saj deh mamapir ke Sardo.
SportMania
Toko kaos, jaket dan pakaian. Perkenalanku ketika ada seorang sahabat yang kos dekat dengan toko ini. Ternyata, pemilikny adalah orang Madura. Dengan modal bahsa madura yang kukuasai bisa kenalan dengannya bahakan pernah diajak konsinyasi.
Ketika ku pergi kesana lagi, tokonya sudah ada dimana-mana dan tambah besar. Dan taklupa kubeli satu jaket yang semi jas yang kusuka. Sayangnya, ga ada diskon sehingga kubeli dengan harag pasar. Mungkin jika ada pemiliknya bisa kuajak bicara dengan bahasa madura lagi trus kuminta diskon ke dia.
Perjalanan ke malang sungguh membuka kenangan lama yang tak kan terlupakan. Penuh suka duka kulalui disana. Mulai tinggal di masjid hingga kos dekat kampus. Dan alhamdulillah setiap tempat yang kusinggahi mengahdirkan persahabatan damn kekeluargaan.
O, ya. ada yang terlupa. Saya belum sempat main ke tempat kos. Yang pemiliknya sudah kakek dan nenak tapi masih "tahes". Mereka sangat senang padaku dan teman satu kamarku yaitu Fajar UIN. Kerana kami berdua yang paling nurut dan suka ngaji.
Mereka pasti marah jika tahu saya ke malang namun tidak mampir.
Persahabatan dan persaudaraan bagaikan dua mata uang. Ia takkan pernah terpisahkan karena telah mendekam di benak dan hati kita.
Masih banyak sahabat-sahabat yang ingin kukunjungi, sayangnya belum ada kesempatan. seperti Pak Abdullah yang punya TK dan toko buku ini, Pak Khoir, Pak Arfi, Abu Ridlo, Pak Malik, Pak Arifin, Ust. Alwan, Pak Malik, Mas suardi, Yusuf Safira, Mas In, Agusti, Pak Udin. Dan buat si Tembem, semoga porosmu tidak berubah, semakin kuat, sabar dan terus berkarya demi cita-cita sucimu.
Semoga, saya bisa membuat mereka bangga karena mempunyai saudara dan sahabat sepertiku ini, yang belum bisa memberikan apa-apa, malah seringnya merepoti mereka.
i love them!
Sebuah keluarga dengan 3 orang anak: Mbak Hamidah, arif dan Dik Anik. Saya berkenalan dengan arif sejak kuliah. Kebetulan ia "terpaksa" jadi ketua angkatan agronomi karena ke "aremaannya". Ditambah, satu-satunya teman sekelas yang istiqomah dalam berorganisasi untuk kemaslahatan ummat.
Arif Hidayat, nama lengkapnya, lahir di malang kurang lebih seminggu sebelum kelahiranku, pada bulan dan tahun yang sama. Anaknya sregep, ga "neko-neko", dan satu-satunya anak lelaki yang diharapkan mewarisi pertanian ortunya. Sekarang, ia masih di malang menjadi penyuluh sebuah perusahaan benih disana.
Bagaimana saya sangat dekat dengannya? karena sejak kuliah aktif dalam satu organisasi. Ketika Praktek Kerja Lapang selama satu bulan di Jember, ia menginap di rumahku. Dan ketika saya Skripsi, ia dan keluarganya yang memberikan tempat praktik dan membantu logistik.
Arif adalah sahabat dan sekaligus saudara seakidah dan seperjuangan. Mungkin, jika ke oarang lain saya tidak bisa berterus terang tetapi kepadanya saya ingin menceritakan semuanya. Begitu pula ia, jika pada orang lain mungkin sungkan tetapi tidak kepadaku. Semoga persahabatn dan persaudaraan ini kekal dunia-akhirat.
Dalam setiap doaku, insya Allah ada sahabat-sahabatku.
Persahabatan itu, bukanlah karena kepentingan sesaat. Persahabatan semakin erat jika bisa saling merasakan setiap suak dan duka. Membantu jika dibutuhkan ataupun tidak. Dan pasti akan senang jika melihat sahabatnya bisa entas dari setiap maslahnya. dan ikut bersedih dalam setiap dukanya.
Salak dan makan adalah sesuatu yang pasti bisa kuarasakan ketika berkunjung kerumahnya. Ibunya bisa marah besar jika saya tidak mau makan disana. Dan salak adalh buah yang akan dibawakan untuk oleh-oleh keluargaku (jika lagi panen).
Dengan berkunjungnya ke Arif, saya pun bisa bertemu dengan Alaik In'ami, sahabat awal kuliah ketika sama-sama di masjid.Alhamdulillah!
2. Masa Anang (anis) dan Yulistyowati
Saya berkenalan dengan mas anang ketika ada seorang sahabat operasi usus buntu. Alhamdulillah, ia pun aktif berorganisasi hingga sekarang. Ia menikah dengan Yulis-adik kelasnya- yang teman seangkatanku. Namun, walaupun saya seangkatan dengan Yulis ketika kuliah tak pernah satu patah kata pun yang terucap diantara kita alias ga pernah komunikasi. saya malah mengenalnya ketika sudah lulus kuliah. Pernikahan mereka pun hasil konspirasi teman-teman (termasuk saya).
Sekarang, mereka tengah menunggu momongan yang sudah "ngendon" 4 bulan jalan. Semoga menghasilkan karya nyata demi dunia-akhirat. Mas anang sekarang jadi tim research pestisida di sebuah perusahaan.Semoga terus sukses dan mampu mengejar cita-citanya.
3. Bapak dan ibu "Hidayatullah"
Sebutan Hidayatullah karena ada sebuah musholla yang dulu ditempati teman-teman dan Bapak Ibu inilah yang paling memperhatikan kondisi teman-teman. Hingga, banyak diantara mereka yang menajdiakan Bapak Ibu sebagai orangtuanya sendiri.
Alahamdulillah, ketika berkunjung ke mereka. Kondisi badanku kurang prima, batukku kambuh, sehingga dipijat Bapak Hidayatullah (pak Madjid) yang ternyata jago pijat dan refleksi juga. Badanku mulai mendingan dan fresh kembali, meski hari pertama setelah pijat badanku "jarem' semuanya.
Di malang, saya berkesempatan bertemu dengan sahabatku yang lain yaitu Mas Zainal. Lelaki usia 30an ini mendapat istri dari malang. Lulusan Ikip malang ini berprofesi sebagai juru dakwah yang hobinya ngajar di STM Muhammadiyah.
Badannya semakin tambun, ia sekarang tengah menunggu kelahiran anaknya yang diperkirakan syawal tahun ini akn hadir di dunia menjadi hamba Allah yang baru tiba di kancah dunia yang fana ini.Kemarin, ia dan keluarganya terkena musibah dengan amblasnya bebrapa perhiasan dan uang karena rumahnya di bobol maling. Maling emang kurang ajar ga tau diuntung. mentang-mentang belum diterpakan syariat Islam, maling-maling ga pernah jera hukuman yang berlaku di Indonesia.Semoga diberi keabahan bagi mas Zainal beserta keluarganya, dan Allah menggantikan dengan yang lebih baik. Amien.
Swalayan Sardo
Swalayan yang berposisi di jalam Gajayana Malang ini dekat dengan Kampus Unibraw dan UIN malang sangat strategis dan hampir tiap hari ramai dengan pengunjung. Sardo menjadi tempat tersendiri khusunya bagi mahasiswa, karena menyediakan banyak berang-barang kebutuhan dengan harag yang lumayan lebih murah. Makanya, jika ke malang coba saj deh mamapir ke Sardo.
SportMania
Toko kaos, jaket dan pakaian. Perkenalanku ketika ada seorang sahabat yang kos dekat dengan toko ini. Ternyata, pemilikny adalah orang Madura. Dengan modal bahsa madura yang kukuasai bisa kenalan dengannya bahakan pernah diajak konsinyasi.
Ketika ku pergi kesana lagi, tokonya sudah ada dimana-mana dan tambah besar. Dan taklupa kubeli satu jaket yang semi jas yang kusuka. Sayangnya, ga ada diskon sehingga kubeli dengan harag pasar. Mungkin jika ada pemiliknya bisa kuajak bicara dengan bahasa madura lagi trus kuminta diskon ke dia.
Perjalanan ke malang sungguh membuka kenangan lama yang tak kan terlupakan. Penuh suka duka kulalui disana. Mulai tinggal di masjid hingga kos dekat kampus. Dan alhamdulillah setiap tempat yang kusinggahi mengahdirkan persahabatan damn kekeluargaan.
O, ya. ada yang terlupa. Saya belum sempat main ke tempat kos. Yang pemiliknya sudah kakek dan nenak tapi masih "tahes". Mereka sangat senang padaku dan teman satu kamarku yaitu Fajar UIN. Kerana kami berdua yang paling nurut dan suka ngaji.
Mereka pasti marah jika tahu saya ke malang namun tidak mampir.
Persahabatan dan persaudaraan bagaikan dua mata uang. Ia takkan pernah terpisahkan karena telah mendekam di benak dan hati kita.
Masih banyak sahabat-sahabat yang ingin kukunjungi, sayangnya belum ada kesempatan. seperti Pak Abdullah yang punya TK dan toko buku ini, Pak Khoir, Pak Arfi, Abu Ridlo, Pak Malik, Pak Arifin, Ust. Alwan, Pak Malik, Mas suardi, Yusuf Safira, Mas In, Agusti, Pak Udin. Dan buat si Tembem, semoga porosmu tidak berubah, semakin kuat, sabar dan terus berkarya demi cita-cita sucimu.
Semoga, saya bisa membuat mereka bangga karena mempunyai saudara dan sahabat sepertiku ini, yang belum bisa memberikan apa-apa, malah seringnya merepoti mereka.
i love them!
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!