Tanggal 6 Agustus jam 8.40 adalah jadwal penerbangan Lion Air ke Makasar. Maka, jam 8 pagi saya sudah di Bandara dan check in, ternyata jawaban petugasnnya "maaf pak, ada sedikit masalah pengaturan tempat duduk, sudah penuh karena ada pergantian pesawat, mohon Bapak tunggu dulu di ruang tunggu VIP, akan saya uruskan dan atur kembali tempat duduk, ini pasti ada kesalahan"
Dengan berat hati saya pun menunggu, sambil baca koran Jakarta dan minum secangkir kopi yang disediakan diruang tersebut. Beberapa menit berlalu, petugas tidak kunjung datang, maka saya pun mulai resah, dan mencari manajer atau petugas pengaduan. Petugas awal yang melayani pun tak tampak batang hidungnya. Dengan sedikit geram dam mencoba menekan pihak petugas agar bisa dibereskan.
Untungnya, teman saya sudah berada di pesawat dan menelpon bahwa masih ada satu kursi kosong. Dengan meminta petugas saya pun berlari agar tidak ngantri dan bisa cepat sampai ke pesawat. Alhamdulillah, akhirnya bisa berangkat juga dengan sedikit perjuangan, berlari-lari samapi ke pesawat (seperti di film-film saja :) )
Itulah gambaran manajemen penerbangan Lion Air. Pesan tiket jauh-jauh hari, tidak ada jaminan tidak bermasalah. Siapa yang cepat ia yang dapat. Pelajaran dari hal tersebut maka lebih baik datang ke bandara seawal mungkin. Jika penerbangan jam 8 pagi, di bandara sudah siap jam 6 dan check in saja.
Ketika dari Makasar ke Jakarta dengan Lion Air juga, belajar dari pengalaman maka ketika penerbangan jam 13.40, saya sudah berada di bandara jam 11.30, dengan harapan dapat tempat duduk di depan dan tidak terjadi lagi kejadian seperti di Jakarta.
Ternyata, saya memang dapat tempat duduk nomor 10, tetapi pesawat ditunda pemberangkatannya sampai satu jam. Sungguh membosankan, walaupun saya menerima alasan pen delayan karena faktor cuaca yang tidak mendukung penerbangan, katanya sih begitu. Meski saya lihat penerbangan lain tetap melakukan penerbangan.
Ya, begitulah manajemen penerbangan di Indonesia khususnya Lion Air. "Mau Bagaimana lagi?" adalah suatu pernyataan yang kerap di dengar oleh konsumen.
Alhamdulillah selamat sampai tempat tujuan.
Dengan berat hati saya pun menunggu, sambil baca koran Jakarta dan minum secangkir kopi yang disediakan diruang tersebut. Beberapa menit berlalu, petugas tidak kunjung datang, maka saya pun mulai resah, dan mencari manajer atau petugas pengaduan. Petugas awal yang melayani pun tak tampak batang hidungnya. Dengan sedikit geram dam mencoba menekan pihak petugas agar bisa dibereskan.
Untungnya, teman saya sudah berada di pesawat dan menelpon bahwa masih ada satu kursi kosong. Dengan meminta petugas saya pun berlari agar tidak ngantri dan bisa cepat sampai ke pesawat. Alhamdulillah, akhirnya bisa berangkat juga dengan sedikit perjuangan, berlari-lari samapi ke pesawat (seperti di film-film saja :) )
Itulah gambaran manajemen penerbangan Lion Air. Pesan tiket jauh-jauh hari, tidak ada jaminan tidak bermasalah. Siapa yang cepat ia yang dapat. Pelajaran dari hal tersebut maka lebih baik datang ke bandara seawal mungkin. Jika penerbangan jam 8 pagi, di bandara sudah siap jam 6 dan check in saja.
Ketika dari Makasar ke Jakarta dengan Lion Air juga, belajar dari pengalaman maka ketika penerbangan jam 13.40, saya sudah berada di bandara jam 11.30, dengan harapan dapat tempat duduk di depan dan tidak terjadi lagi kejadian seperti di Jakarta.
Ternyata, saya memang dapat tempat duduk nomor 10, tetapi pesawat ditunda pemberangkatannya sampai satu jam. Sungguh membosankan, walaupun saya menerima alasan pen delayan karena faktor cuaca yang tidak mendukung penerbangan, katanya sih begitu. Meski saya lihat penerbangan lain tetap melakukan penerbangan.
Ya, begitulah manajemen penerbangan di Indonesia khususnya Lion Air. "Mau Bagaimana lagi?" adalah suatu pernyataan yang kerap di dengar oleh konsumen.
Alhamdulillah selamat sampai tempat tujuan.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!