Oleh: Aryo Notonegoro
Ketika kurebahkan badan sehabis pulang dari aktivitas silaturahmi dengan asatidz, tak terasa HP ku bergetar, sebuah sms masuk, berbunyi "Syg,aku telah mampu mewujudkan targetmu.Skrg, gantian kutagih janjimu untuk melangsingkan badan dan menambah hafalan, Salam rindu dari kami". Wuih, aku sedikit kaget,seperti baru tersadar,orang yang mencintaiku dan merindukanku, secara perlahan tapi pasti, diam-diam mewujudkan target-targetku yang kuminta untuknya. Dan, sekarang malah aku yang ditagih. "Ya, baiklah. Beri waktu satu bulan insyaAllah ada perubahan dan pencapaian janjiku padamu". Sejak kerja di kantoran memang membuatku kurang bergerak dan kurang olahraga,sedangkan makan malah menjadi rutin bahkan yang biasanya puasa rutin tidak pernah terlewatkan, sejak ngantor banyak saja godaan membatalkannya. Tetapi aku optimis, janjiku pasti bisa kuwujudkan setidaknya yang ditagih sekarang kan cuma melangsingkan dan menambah hafalan. Memang luar biasa pengaruh perhatian orang yang sayang pada kita dan kita pun juga begitu. Yang awalnya aku ogah lari pagi, kemarin aku berani memulainya lari pagi selama satu jam (termasuk jalan santai, duduk-duduk sambil liat yang lain). Luar biasa, gara-gara sms dari yang tersayang bisa merubahku dan rutinitasku. Setidaknya memberiku kesadaran baru bahwa celana-celanaku mulai berteriak karena ga cukup kupakai, sayangnya mereka ga bersuara, dan disuarakan oleh sms tersebut. Bahkan untuk mengejar target dan janjiku pada orang yang kusayangi,aku rela mendaftar fitnes agar bisa memberi lebih nantinya,apalagi jika badanku bisa seperti di iklan L-Men,bisa jadi aku akan diberi bonus sayang yang sangat besar walaupun aku tahu tanpa itu semua sayangnya pasti kan diberikan hanya untukku. Aku teringat syair-syair Jarir sebagai berikut:
Aku tak dapat melihat
semua kekurangan orang yang kukasihi
dan tidak pula sebagiannya
jika memang aku menyukainya
Pandangan puas
terhadap setiap kekurangan yang ada
adalah pandangan yang sakit
tetapi pandangan kebencian
akan memperlihatkan
semua keburukan yang ada
Aku jadi malu pada orang yang menyayangiku, aku jadi malu dengan orang-orang disekitarku. Bukan karena tambah melarnya badanku, tetapi karena aku bisa membuatkan target untuk orang lain sedangkan melupakan diriku sendiri. Aku harus berubah dan pasti berubah. Aku jadi teringat juga syairnya Dewa 19, tapi kurubah sedikit,
Cinta kan membawaku
Kembali disini
Menuai rindu
Membasuh perih
Bawa serta diriku
Diriku yang dulu
Mencintaimu apa adanya
Aku memang harus belajar bercinta darinya,belajar merindu. Kuingin semua orang merasakan cinta dan rindu seperti rindunya mayoritas rakyat Indonesia yang sengsara akan kesejahteraan dan keamanan, rindunya seorang ibu melihat anaknya sehat tanpa busung lapar, rindunya orang yang sakit akan obat yang murah dan pelayanan kesehatan yang nyaman.
Maka, demi sayang dan rindunya orang-orang yang menyayangiku dan merindukanku. Tak kan pernah kuberbuat diluar batas kerinduan mereka. Kan kubuat mereka bangga punya anak, adik, suami, kakak, teman, sahabat, bapak, pimpinan, bawahan, guru, murid sepertiku.
Demi mereka, kuharus terus berjuang demi keadilan dan tegaknya prinsip-prinsip kebenaran, setidaknya aku bukan pahlawan bangsa ini tetapi pahlawan orang-orang yang merindukanku.
Obat kerinduan adalah perjumpaan. Kan kutemui dirimu, jika saatnya nanti.
mas_aryo@telkom.net
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!