Mungkin sudah terlalu banyak kesedihan yang hadir dalam kehidupan ini, sehingga kebahagian bersifat semu, tertawa pun sudah tidak iklas.Lihatlah tontonan di TV,acara-acara berita pasti liputannya adalah musibah mulai dari criminal, kebakaran, jiwa melayang, banjir, peperangan dan lain sebgainya yang menggambarkan kenestapaan dan kepedihan. Sedangkan acara-acara lain (selain berita) semuanya bersifat “bohongan” mulai film,sinetron atau lawakan,tujuannya untuk menghibur.
Atau gara-gara terlalu banyak kesedihan dan kenestapaan sehingga acara-acara TV menyuguhkan hiburan terus agar kita sejenak bisa lupa tentang kesedihan diri sendiri terutama kesedihan orang lain?
Aku berpikir lagi apakah kita hidup ini memang untuk “happy”?lalu seperti apa yang disebut happy itu? Mungkin setiap orang pasti bisa merasakannya sesuai kadarnya masing-masing,bagi orang miskin bisa makan tiap hari adalah kebahagiaan yang tiada
Nah,kalo begitu sungguh tidak adil bagiku jika kebahagiaan hanya ditentukan individual. Perasaan “happy” pun harus diatur,jika tidak bisa kebalngsak. Ga bener tuh jika penjudi menang disebut kebahagiaan walaupun hatinya “happy”. Aku juga ga setuju jika maling berhasil mencuri disebut kebahagiaan.
Apakah tidak ada kebhagiaan yang semua orang bisa menerimanya bahwa itu adalah kebahagiaan? Sehingga semua orang akan merasa resah dan susah jika kondisi itu tidak ada pada diirinya dan orang lain.
Aku teringat kyaiku di desa yang begitu ”happy” menjalani hidupnya dengan berjuang dan beribadah. Masih teringat juga bahwa ia mengatakan dunia ini tempat ujian, ga ada yang kekal di dalamnya, kebahagiaan manusia adalah ketika ia berjumpa dengan penciptanya. Jika ia ditempatkan yang layak maka itulah kebahagiaan sesungguhnya yaitu dibalas dengan syurganya. Tetapi jika sampai salah tempat maka sungguh tiada kebahagiaan yang pernah ia rasakan karena dahsyatnya balasan itu.
Maka kebhagiaan sejati itu adalah ketika tahu tempat dimana setelah kematiaan. Janganlah takut menghadapi kematiaan. Dan buatlah hidupmu di dunia in bahagia ketika mengaraha ketempat setelah kematian yang penuh kebahagiaan abadi.
Be happy tidak harus ketika kondisi kita kekurangan materi atau terkena musibah tetapi setiap ketika berani memilih bahwa jalan hidup kita sesuai aturan illahi itulah kebahagiaan. Masa Bodo, orang mengatakan pada kondisi kita, selama tiada melanggar syariatNya.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!