Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2017

Menulis Itu Mudah

Semua punya pengalaman menulis. Pemula kesulitan memulai suatu tulisan. Ketika sudah dimulai akan mengalir. Banyak hal kebiasaan yang bisa membantu untuk membiasakan menulis. Bukankah kita senang berbagi di medsos atau yang suka nulis di buku harian. Semua harus dikondisikan menjadi kebiasaan. Awalnya, tulislah apa saja. Bisa dari sutau hal yang biasa dilakukan. Menulis itu sederhana. Mulailah dari banyak membaca. Karena membaca akan bisa menabung kosa kata. Jadilah peneliti kecil-kecilan. meneliti dari hal-ha kecil. Tak perlu meneliti yang berat sebagaimana profesi peneliti. Tempakan sebagai pembaca ketika menulis. Mulailah menulis dengan memilih topik/tema. Wajar bagi pemula jika bingung memilih tema, maka biasakan tulis saja apapun ide yang muncul, baik di kertas, handphone atau laptop. Carilah tema yang mudah dan dipahami. Lalu, buatlah kerangka tulisan. Penting agar kita bisa lebih fokus dengan adanya outline tersebut. Mulailah membuat kalimat. Hindari kalimat raksasa dan k

Menulis Berita

Ahir-ahir ini, pemerintah disibukkan dengan berita-berita bohong (hoax) yang beredar secara masif melalui media sosial dan web. Tentu saja, penulisannya tidak menggunakan kaidah jurnalistik dan etika. Bahkan, ada tim opini yang sengaja memuat berita hoax demi kepentingan politik (pilkada, dll). Ada hal yang perlu kita ingat bahwa berita yang ditulis seharusnya layak berita. Berita yang layak dipublikasikan untuk khalayak. Kriteria-kriteria layak berita haruslah sesuai dengan etika jurnalistik, memenuhi nilai-nilai dan unsur-unsur berita serta dengan bahasa yang baik. Unsur-unsur berita yang perlu diperhatikan mencerminkan 5W+1H (Who, What, Where, When, Why, dan How). Unsur tersebut menuntun untuk memberitakan faktual berdasarkan fakta/kejadian, bukan sesuatu yang dibuat-buat. Nilai-nilai berita yang bisa diangkat menjadi berita semisal keunikan, keterbaruan, tren, keterkenalan, pertama kali, manusiawi dll. Nilai-nilai ini perlu dipegang bukan untuk membuat berita hoax dan

Menjauhlah dari Sifat Sombong dan Ujub

Kenalilah kebenaran, semoga kita terhindar dari kesombongan. Sombong itu ketika kita menolak kebenaran, dari manapun datangnya dan dari siapapun yang membawanya. Dikatakan sombong, ketika kita meremehan manusia yang lain. Seolah diri ini melebihi segalanya, dan yang lain hina atau lebih rendah dari kita. Pernahkan melihat ada orang membusungkan dada (merasa lebih dari yang lain) hanya karena kekayaan, jabatan atau pengaruh?. Maka, ingin kuingatkan bahwa yang layak sombong hanya Sang Pencipta, karena kesombonan selendangNya. Sang Baginda Nabi pun mengingatkan dengan ancaman tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat kesombongan, sekalipun hanya sebesar biji sawi. Berbeda halnya dengan ujub. Bila kita memandang diri sendiri terlalu berlebihan dan seolah menduduki martabat yang tinggi padahal tak layak, itulah ujub. Membanggakan diri sendiri!. Ujub lebih menonjolkan diri sendiri sedangkan sombong selain menolak kebenaran, diikuti dengan merendahkan orang lain. Keduany

Kebijakan dan Program Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Proses perencanaan pembangunan pertanian tahun 2018 sudah dimulai sejak Januari 2017. Bappenas telah menetapkan tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 adalah “Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”. Pada tahun 2018, program prioritas Kementerian Pertanian dalam rangka prioritas nasional ketahanan pangan. Secara makro, ada dua program prioritas peningkatan produksi pangan dan pembangunan sarana dan prasarana pertanian. Program-program tersebut di break down menjadi kegiatan-kegiatan prioritas diantaranya: 1. Produksi padi 79,3 juta ton 2. Produksi jagung 23,4 juta ton 3. Produksi gula 3,2 juta ton 4. Produksi daging sapi 710 ribu ton 5. Produksi kedelai 2,3 juta ton 7. Produksi cabai merah 1,2 juta ton, cabai rawit 782,3 ribu ton dan bawang merah 1,3 juta ton Target-terget tersebut yang sudah terdokumen di perencanaan Bappenas. Sejtinya, Kementan selalu mengevaluasi dan menyesuaikan target-target dengan realit

Seni Memimpin

Menjadi pemimpin adalah pilihan, begitupun menjadi pengikut. Seorang pemimpin yang menyiapkan dirinya untuk memimpin akan berbeda dengan orang yang tanpa persiapan. Saya ceritakan dua tipe orang dengan dan tanpa persiapan: Pertama, ada seorang anak muda yang baru masuk di perusahaan. Sebagai yuniro, ia banyak belajar dan bekerja keras. Tidak sampai empat tahun, ia diangkat menjadi manajer. Banyak yang marah dan heran terhadapnya karena seniro-seniornya yang lebih pengalaman dan menta karir, diserobot olehnya. Banyak yang tidak tahu tentangnya, bahwa sejak ia menjadi karyawan ia sudah disiapkan oleh perkumpulan karyawan yang sifatnya rahasia dan angota-anggotanya diisi oleh kalangan direksi dan manager. Ia menjadi salah satu anggota perkumpulan tersebut. Oleh pengurus organisasi, ia sudah disiapkan secara mental dan keahlian serta dukungan ornag-orang kuat. Proses yang ddilakukan oleh perkumpulan, ia lalui dengan sempurna sehingga ia menjadi salah satu yang paling layak dipromosikan.

Model Baru Perang di Media Sosial

Mencuatnya kasus Ahok dengan tuduhan penistaan agama dan event pilkada DKI semakin ramainya perang opini di Media Sosial. Bahkan, opini yang dibangun mengarah kepada informasi bohong (hoax) yang berujung dengan fitnah. Fitnah yang disebar pun bukan hanya karena unsur benci namun sudah menjadi bagian dari perang opini. Baru-baru ini, aksi ummat Islam menuntut Ahok agar segera ditahan, menjadikan ada arus gerak bersama dikalangan ummat Islam untuk membela agama dan ulamanya. Ketika ada perusahaan roti yang memberikan pengumuman perihal ketidakterlibatannya dalam aksi ummat Islam dan ada kesan menuduh ummat Islam sebagai gerakan radikal, di media sosial muncul gerakan boikot yang membuat turun saham perusahaan. Begitu pula dengan dua TV nasional yang terkesan dikalangan ummat Islam selalu menyudutkan ummat ini, muncul juga gerakan boikot TV tersebut sehingga ratingnya pun turun.