Manusia itu sering lupa, ketika mendapatkan kenikmatan malah digunakan untuk membangkang kepada Sang Pencipta. Senantiasa berulang-ulang bermaksiat meski diberi banyak kesempatan untuk berhenti. Efek maksiat atau perbuatan dosa memang adiktif, nagih pelaku untuk mengulanginya. Menjaga kesadaran diri dan kembali kepada jalan yang benar sesuai tuntunan Sang Maha Pengatur tak semudah yang diangankan bia sudah berkubang dalam enaknya kemaksiatan.
Ada beberapa hal yang perlu diingat dan dipikirkan bila kita ingin berhenti dari kemaksiatan. Bila mau bermaksiat pada-Nya:
1. Janganlah makan dari rezeki-Nya,
2. Janganlah tinggal di negeri-Nya,
3. Carilah tempat dimana Allah tak melihat perbuatanmu,
4. Apabila malaikat maut datang padamu, maka katakan padanya untuk menunda pencabutan nyawamu, dan
5. Ketika malaikat Zabaniah menjemputmu untuk memasukkanmu ke neraka, maka janganlah pergi bersamanya.
Lima hal tersebut bila selalu dipikirkan setiap mau bermaksiat, niscaya akan mencegah untuk bermaksiat.
Entah sehitam apa hati manusia yang dengan terang-terangan menentang larangan Allah, dengan melakukannya didepan umum atau sebaliknya melanggar perintah Allah, dengan terang-terangan didepan publik tidak mau mengerjakan kewajibannya sebagai hamba. Sedangkan mereka setiap hari hidup dari rezeki Allah dan menikmati tinggal di negeri milik Allah. Perbuatan mereka pun tak luput dari catatan amal yang selalu diawasi dan nantinya dipertanggungjawabkan.
Untuk terlepas dari jeratan maksiat memang sangatlah susah, karena hati terlanjur hitam pekat dan susahnya masuk petunjuk Allah. Mereka memeilih untuk berteman dengan iblis dan menjadi setan bagi yang lain. Bahkan meskipun dirinya sadar bahwa yang dilakukannya adalah salah, untuk berbalik kembali ke jalan yang benar pun terlalu berat dan susah. Mereka cenderung akan berkumpul dengan yang sefrekuensi, pemabuk akan berkumpul dengan pemabuk, penjudi akan suka nongkrong dengan penjudi dan semisalnya.
Untuk itulah, mengapa kesadaran diri dalam melepaskan kebiasaan maksiat membutuhkan juga bentuk "hijrah" perpindahan tempat dan frekuensi. Berkumpul dengan orang-orang yang sholih akan diskukai oleh orang yang menginginkan keshalihan, namun tidak dengan para pelaku maksiat.
Setidaknya, bagi ahli maksiat selama masih berpikir dan mau untuk memikirkan ciptaan Allah dan kenikmatan yang masih diberikanNya, semoga itu menjadi harapan untuk kembali kepada petunjuk (hidayah) Allah.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!