Skip to main content

Mengapa Penyerapan Anggaran dalam Pemerintah Begitu Sangat Penting

Pada bulan-bulan di ahir tahun, instansi-intansi pemerintah disibukkan dengan kegiatan untuk penyerapan anggaran (belanja) agar APBN bisa terserap (dibelanjakan) secara maksimal, mengapa?

Dalam teroi ekonomi makro, untuk menghitung GDP (Gross Domestic Product) BPS menggunakan pendekatan faktor produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Pada pendekatan pengeluaran rumus GDP yaitu Y = C + I + G =+ X - M, dimana C adalah konsumsi rumah tangga dan perusahaan, I adalah investasi, G adalah pengeluaran pemerintah (APBN dan APBD), X adalah ekspor dan M adalah impor.

Terkait dengan G, yang menjadi salah satu unsur yang membantu naiknya GDP, telah ditentukan oleh pemerintah sejak ahir tahun sebelum belanja tersebut dilaksanakan. Jika ternyata penyerapan atau belanja pemerintah tidak sebesar dengan anggarannya maka tentu saja hal ini akan menurunkan GDP Indonesia di tahun berjalan.

Dari konsep sederhana inilah, mengapa pada bulan-bulan ahir tahun seolah-olah pegawai pemerintah di "push" untuk segera menghabiskan anggaran yang tersisa. Sedikit beruntungnya pada pegawai tingkat pusat dengan belanja perjalanan yang cukup tinggi maka bisa kita lihat padat ramainya para pegawai di bandara dalam rangka tugsa perjalana ke daerah.

Disinilah yang perlu dikritisi dan di evaluasi secara ketat terkait mindset penyerapan tinggi tetapi bagaimana dengan kualitas belanja yang dilakukan. Celah-celah penyelewengan banyak terjadi ketika hanya berorientasi kepada banyaknya belanaj demi penyerapan tetapi apakah untuk sesuatu yang benar dan tepat?


Comments

Popular posts from this blog

Tantangan Dakwah di Dunia Kerja

 Sekulerisme merupakan paham yang memisahkan agama (aturan Allah) dan kehidupan. Agama, khususnya Islam, aturannay dikebiri hanya dibolehkan dijalankan dalam urusan ibadah ritual, sedikit masalah malan minum (halal) dan pernikahan (nikah dan cerai), selebihnya dianggap urusan private yang tidak boleh dipaksakan untuk diterapkan di area publik. Tentu saja, kondisi negeri yang menerapkan paham sekuler akan membuat menderita bagi orang-orang beriman. Bayangkan sesuatu yang diayakini benar tetapi tidak boleh dialakukan dan harus tunduk kepada yang tidak diyakini meskipun itu salah. Contohnya, ribawi praktik perbankan, dengan sistem simpan pinjam dan investasinya. Bunga bank menjadi faktor utama dalam akad ribawai yang dilegalkan bahkan "wajib" dilaksanakan, dan semua warga tidak bisa menolak akad tersebut. Di negeri berkembang, atau dengan pendapatan yang rendah, para pekerja dengan gajinya yang terkategori minim, dipastikan tidak akan mampu membeli rumah, mobil atau barang sekun...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...