Skip to main content

Ke Batam Naik Lion Air, Ada yang Lucu

Pagi ini harus bangun lebih pagi,sebelum shubuh untuk mengejar jam terbang dengan Lion Air jam 9.25.  Keterpaksaan naik Lion Air karena sudah kehabisan tiket Garuda. Pengalaman masa lalu yang "buruk" dengan Lion Air membuatku harus lebih pagi agar jatah tempat duduk aman,tidak diambil orang. Dulu, kupernah mau check in 15 menit sebelum waktu penutupan ternyata sudah kehabisan kursi.

Pagi ini ku harus datang sebelum jam 8. Alhamdulillah, lalu lintas kota sangat membantu dengan tidak sepadat hari-hari biasanya sehingga jam 7.30 sudah bisa check in. Kejadian "lucu" terulang kembali ketika sudah berada di pesawat. Ada beberapa penumpang yang kebingungan harus duduk dimana karena di tiketnya tertulis Nomor 39 sedangkan di pesawat nomor tempat duduk maksimal hanya 38. Pramugari pun bingung dan resah untuk mengatur kembali dan mengecek ke manajeman Lion Air di bawah (bandara). Penerbangan tertunda 25 menit untuk memastikan tempat duduk lain yang kosong tidak ada penumpang yang naik lagi.

Manajemen yang belum berubah, pengalaman burukku terjadi pada tahun 2008. Di tahun 2013 masih saja terjadi. Apa sulitnya menata manajemen sebagaimana masakapai Garuda?

Perlindungan terhadap konsuen di negeri ini memang sangat minim. Hak konsumen banyak yang terabaikan. Tujuan meraih profit yang tinggi seolah mengabaikan kenyamanan konsumen atau pelanggan. Peran negara juga tidak terasa dalam melindungi hak-hak warganya, mengapa hal-hal yang merugikan konsumen masih begitu mudah ditemui dan seolah para pengelola public service tidak jera dan memperbaiki pelayanan yang terbaik bagi konsumen.

Sangat jauh berbeda dengan negara-negara maju, saya contohkan di Jepang, bagaimana negara negitu melindungi hak-hak warganya dengan erlindungan konsumen yang cukup tinggi. Bisinis online pun disana sangat terpercaya, ketika ada barang yang tidak sesuai atau ingin dikembalikan maka begitu mudah produsen atau pedagang menerima pengaduan dan segera memperbaiki manajemennya etika ada pengaduan. Mereka (pengusaha dan pemerintah) ingin memberkan yang terbaik bagi onsumen dan warganya.

Menurutku, negeri ini memang sudah parah. Yang rusak bukan hanya personil individu saja tetapi sudah sistemik. Perubahan pejabat atau personil tidak serta merta merubah kondisi pelayanan, karena yang harus dirubah bukan hanya personal tetapi juga sistem.

Comments

  1. Manajemen Lion Air memang perlu diawasi secara ketat oleh pemerintah dan diberi sangsi yg tegas jk pelayanannya buruk. Perlindungan terhadap konsumen masih lemah di Indonesia, buktinya kasus-kasus Lion Air terus terjadi tanpa ada reform yg pasti

    ReplyDelete

Post a Comment

Allah always see what we do!

Popular posts from this blog

Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Teringat masa bebrapa waktu yang lalu. Dunia web dan blog, seolah sutu hal yang menakjubkan bagiku. Dan terbesit sebuah tanya? bagaiman ya kok bisa membuat web yang begitu bagus. Mungkinkah seorang tanpa dasar ilmu komputer atau IT bisa membuatnya. Seiring perkembngan dunia internet. Ilmu ngeweb dan ngeblog begitu banyak bergentayangan, sehingga mampu membantu orang-orang yang awam tentang dunia bahasa pemrograman menjadi begit mudah. Jika saja, saya berkata "Tidak" atau "Stop" setiap menemukan kesukaran maka ilmu yang saya dapat pun sebtas keputusasaan. namun berbeda setiap saya mendapati kesukran, untuk terus mencari jawabannya. Distulah letak kenikmatannya, yaitu ketika meneukan jawabannya. Yang awalnya begitu sulit, ketika kita mampu melewati kesulitan tersebut. Maka kemudahan dan senyuman yang akan terkembang. Dari proses pembelajaran ini, saya semakin yakin bahwa sunanhatullah harus dilakukan. Kepandaian bisa diperoleh dengan rajin belajar. Dan tiada pernah

Soekarno-Hatta International Airport closed due to heavy rain

Indonesia was forced to temporarily close its main international airport Friday because of poor visibility during torrential downpours, an official said. More than 60 planes were delayed or diverted. Forty-three flights were delayed and 21 diverted to other airports, Hariyanto said. Indonesia was pounded by rain late Thursday and early Friday, bringing traffic to a standstill in much of the capital, Jakarta. Citywide floods last occurred in February 2007 in Jakarta, much of which is below sea level. Environmentalists have blamed the flooding on garbage-clogged rivers, rampant overdevelopment and the deforestation of hills south of the city.

Perubahan vs Status Quo

 Beberapa bulan kedepan, publik akan disuguhkan pada wacana perubahan dan statua quo. Proses suksesi kepemimpinan politik dan kekuasaan sedang berebut wacana publik untuk meyakinkan pemilih agar bisa mendukung dengan memberikan pilihan suaranya kepada para jagoannya. Sementara ini, ada tiga kandidat yang jelas-jelas siap maju melalui kendaraan partai politik: Anies Baswedan, Prabowo dan Ganjar.  Posisi Anies didukung oleh tiga parpol: Nasdem, PKS, dan Demokrat. Prabowo didukung oleh Gerindra dan PKB. Dan, Ganjar didukung oleh PDIP dan PPP. Menariknya, hanya Anies yang mengusung perubahan sedangkan Prabowo dan Ganjar memilih melanjutkan status quo.  Menariknya, bila melihat dan memetakan kondisi masyarakat di Indonesia.  Tokoh-tokoh politik dan penggerak seolah terpecah naya pada dua posisi: oposisi atau koalisi. Oposisi didefiniskan sebagai pihak-pihak yang tidak puas terhapad penguasa dan koalisi adalah mitra berkuasa penguasa.  Dua tawaran ini baik perubahan dan status quo akan cukup