Seorang ibu di Deli serdang mati bunuh diri bersama keluarganya. Ibu tersebut memberikan minum susu dan roti kepada anak-anaknya yang telah dicampur racun pestisida. Beruntung suaminya yang sedang bekerja di ladang-saking sibuknya, belum sempat minum susu yang diberikan istrinya. Tentunya ditahun-tahun ini, cerita bunuh diri menjadi hal yang wajar, karena di jaman ini kehidupan begitu susah. Pemerintah SBY-Jk sangat bertanggungjawab dengan terciptanya kesulitan ekonomi ini.
BBM sudah tiga kali dinaikkan yang awalnya 200an sekarang sudah menjadi 6000. Bisa dibayangkan bagiamana susuahnya hidup di negeri ini. Sedangkan lapangan kerja juga semakin sulit, pendidiakn dan kesehatan semakin mahal. Apakah yang salah di dalam negeri ini?dengan kekayaan alam dan SDm yang sangat banyak.
Sistem Demokrasi yang diterapkan semakin mengaraha kepada liberalisasi. Orang sudah sulit untuk memikirkan urusan orang lain. Yang penting dirinya bisa makan, bisa beli BBM, anak-anaknya bisa seklah, bisa punya rumah, pekerjaan yang nyaman. Masa bodoh dengan kemisikinan, masa bodoh dengan mahalnya harga-harga barang, selama "saya" masih bisa beli. Itulah prinsip-prinsip yang terjadi di masyarakat kapitalis liberal. Indonesia mengarah kesana. Kalau ga percaya, cek mental kita masing-masing?
1. Apakah kita masih peduli dengan kesulitan orang lain?
2. Apakah kita masih menikirkan kebijakan negara yang menyusahkan banyak orang?
3. Apakah kita masih memikirkan bagaimana agar sekolah murah, kesehatan gratis?
4. Apakah kita masih memikirkan bagaimana pegelolaan kekayaan rakyat yang benar?
5. Apakah kita masih prihatin terhadap kriminalitas di masyarakat?
6. Apakah kita masih menkhawatirkan kerusakan yang terjadi di masyarakat?
Jika anda sudah tidak memikirkannya maa anda sudah terkena virus individualistik, salah satu karakter kehidupan Kapitalisme yang menyengsarakan ummat. Hidup serasa seperti di rimba raya. Yang kuat yang menang, yang lemah tertindas. Tiada lagi salaing percaya, karena saling memangsa.Apakah kehidupan seperti ini yang mau dipertahankan???
Kita lihat kenaikan BBM di jaman SBY -JK ini. Para pakar ekonomi yang tidak duduk di pemerintahan begitu kritis dan sangat kuat menyuarakan untuk menolak dan menentang liberalisasi perminyakan. Tapi apa lacur, paradigma pemerintah sudah di set sebagai penjaga dan pelaksana liberalisasi. Yang menyedihkan adalah masyrakatnya pun begitu, orang-orang yang sudah merasa "nyaman" tidak begitu mau tahu terhadap urusan ini. Yang penting mereka masih bisa beli, masa bodoh mau dinaikan berapa saja?
Bahaya sebuah pemikiran adalah seperti diatas, sesorang tidak sadar jika ia bersikap dan bertingkahlaku secara salah karena mindset nya yang salah.
Orang-orang setiap hari "dibodohi" dengan media yang terus-menerus menyuarakan kepentingan para kapitalis sehingga masyarakat pun qonaah terhadap sistem yang diterapkan walaupun mensengsarakan. Bagaimana lagi, wong negara juga ga bisa berbuat apa-apa? kata mereka.
Sangat wajar jika Belanda bisa menjajah sampai 350 tahun di negeri Indonesia karena masyarakatnya mudah dibodohi, Bahkan sekarang pun masih begitu,cuman penjajahannya bukan secara fisik tetapi secara ekonomi.Para pegawai Belanda dari kalangan pribumi hampir tidak terbesit untuk mengusir penjajah Belanda karena mereka termasuk yang nyaman. Bagitu pula di kehidupan sekarang, rata-rata orang yang sudah nyama dan pengikut aliran individualisme maka ga akan pernah mau merubah masyarakat yang ada.
jangan pernah berharap perbaikan dari mereka, kalo kerusakan pasti mereka melakukan dengan dlih adalah melakukan perbaikan.
Tunggu apa lagi?Apakah kita terus menerus mau dikendalikan oleh asing?dijajah dengan pemerintahnya sendiri?
Masihkah tidak mau beralih kepada sistem Islam?
BBM sudah tiga kali dinaikkan yang awalnya 200an sekarang sudah menjadi 6000. Bisa dibayangkan bagiamana susuahnya hidup di negeri ini. Sedangkan lapangan kerja juga semakin sulit, pendidiakn dan kesehatan semakin mahal. Apakah yang salah di dalam negeri ini?dengan kekayaan alam dan SDm yang sangat banyak.
Sistem Demokrasi yang diterapkan semakin mengaraha kepada liberalisasi. Orang sudah sulit untuk memikirkan urusan orang lain. Yang penting dirinya bisa makan, bisa beli BBM, anak-anaknya bisa seklah, bisa punya rumah, pekerjaan yang nyaman. Masa bodoh dengan kemisikinan, masa bodoh dengan mahalnya harga-harga barang, selama "saya" masih bisa beli. Itulah prinsip-prinsip yang terjadi di masyarakat kapitalis liberal. Indonesia mengarah kesana. Kalau ga percaya, cek mental kita masing-masing?
1. Apakah kita masih peduli dengan kesulitan orang lain?
2. Apakah kita masih menikirkan kebijakan negara yang menyusahkan banyak orang?
3. Apakah kita masih memikirkan bagaimana agar sekolah murah, kesehatan gratis?
4. Apakah kita masih memikirkan bagaimana pegelolaan kekayaan rakyat yang benar?
5. Apakah kita masih prihatin terhadap kriminalitas di masyarakat?
6. Apakah kita masih menkhawatirkan kerusakan yang terjadi di masyarakat?
Jika anda sudah tidak memikirkannya maa anda sudah terkena virus individualistik, salah satu karakter kehidupan Kapitalisme yang menyengsarakan ummat. Hidup serasa seperti di rimba raya. Yang kuat yang menang, yang lemah tertindas. Tiada lagi salaing percaya, karena saling memangsa.Apakah kehidupan seperti ini yang mau dipertahankan???
Kita lihat kenaikan BBM di jaman SBY -JK ini. Para pakar ekonomi yang tidak duduk di pemerintahan begitu kritis dan sangat kuat menyuarakan untuk menolak dan menentang liberalisasi perminyakan. Tapi apa lacur, paradigma pemerintah sudah di set sebagai penjaga dan pelaksana liberalisasi. Yang menyedihkan adalah masyrakatnya pun begitu, orang-orang yang sudah merasa "nyaman" tidak begitu mau tahu terhadap urusan ini. Yang penting mereka masih bisa beli, masa bodoh mau dinaikan berapa saja?
Bahaya sebuah pemikiran adalah seperti diatas, sesorang tidak sadar jika ia bersikap dan bertingkahlaku secara salah karena mindset nya yang salah.
Orang-orang setiap hari "dibodohi" dengan media yang terus-menerus menyuarakan kepentingan para kapitalis sehingga masyarakat pun qonaah terhadap sistem yang diterapkan walaupun mensengsarakan. Bagaimana lagi, wong negara juga ga bisa berbuat apa-apa? kata mereka.
Sangat wajar jika Belanda bisa menjajah sampai 350 tahun di negeri Indonesia karena masyarakatnya mudah dibodohi, Bahkan sekarang pun masih begitu,cuman penjajahannya bukan secara fisik tetapi secara ekonomi.Para pegawai Belanda dari kalangan pribumi hampir tidak terbesit untuk mengusir penjajah Belanda karena mereka termasuk yang nyaman. Bagitu pula di kehidupan sekarang, rata-rata orang yang sudah nyama dan pengikut aliran individualisme maka ga akan pernah mau merubah masyarakat yang ada.
jangan pernah berharap perbaikan dari mereka, kalo kerusakan pasti mereka melakukan dengan dlih adalah melakukan perbaikan.
Tunggu apa lagi?Apakah kita terus menerus mau dikendalikan oleh asing?dijajah dengan pemerintahnya sendiri?
Masihkah tidak mau beralih kepada sistem Islam?
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!