Merasa bosan dan terpuruk, seolah kehilangan kebiasaan posistif yang selama ini telah dibangun. Mencoba mencari sebabnya. Mengapa kemalasan selalu menerpa. Seolah tak punya target dan tujuan. Meskipun tahu, enggan untuk melangkah dan berjuang mencapainya. Mungkin inilah yang disebut penyakit hati.
Kemalasan dimulai dengan meninggalkan kabiasaan membaca, menambah ilmu baru dan merenungkannya. Dilanjutkan dengan kemalasan untuk menambah ibadah sunnah seperti puasa. Secara spiritualpun sedang down. Malas setelah giat. Istilahnya Futur. Banyak hal sebabnya, salah satunya lingkungan yang tidak mendukung atau terlalu toxic.
Mencoba mengatasinya, dengan bangkit kembali, dengan memperbaiki hati, lebih mendekat kepada Ilahi. memperbanyak dzikir dan menghindar dari lingkungan toxic. Memulai kembali kebiasaan positif mulai dari pagi hingga tidur kembali. Mencoba sesibuk mungkin sehingga tak sempat untuk berpikir negatif.
Mentransformasi kebiasaan memang tak semudah yang diceritakan. Butuh kekuatan dan ketetapan hati untuk memulai dan melakukannya secara terus menerus. Setidaknya memaksa diri untuk melakukan meski kadang pikiran dan tubuh tak mau melakukan. Keberhasilan untuk memulai dan melakukan setiap hari, akan memperingan tindakan yang berbuah kepada habit.
Ini sepertinya yang harus dilakukan. Menyibukkan diri dengan ketaatan. memulai banyak kebiasaan positif. Lambat laun kebiasaan negatif bisa ditinggalkan meskipun kecanduan untuk kembali melakukan.
Bila tidak berani berubah, pastilah tak kan berubah. Putuskan saja bahwa setiap hari adalah lembaran baru yang harus didisi dengan penuh kepositifan dan kebaikan. Sibuk dan sibuk hanya untuk sesuatu yang bernilai bagi diri di dunia dan akhirat.
Salah satu cara menyibukkan diri adalah dengan belajar. Membaca terkadang menyenangkan dan membosankan. Bila membaca sudah jadi tabiat, maka salurkanlah dengan menulis. Semakin banyak bacaan, maka tentu saja banyak hal yang bisa dituliskan. Karena bahan bakar seorang penulis adalah dengan membaca, memperbanyak serapan informasi dan mengetahui fakta, lalu merenungkannya dan menyatakan sikap dan sudut pandangnya dengan sebuah tulisan. Itupun cara terbaik yang bisa untuk dilakukan dalam memulai sebuah habit positif. Membaca dan menulis, kebiasaan berharga yang tak butuh banyak uang, hanya butuh banyak energi dan waktu dan menciptakan kesenangan yang mengasyikkan.
Selain membaca dan menulis, bisa juga memulai dengan banyak mendengarkan hal-hal yang positif seperti pelajar, kuliah, motivasi, keiluan dan lain-lain. Semakin banyak mendengarkan maka outputnya pun bisa dengan berbicara. Mulai berani untuk berbicara dengan keilmuan yang dikuasai, banyak mencari panggung untuk berdiskusi dan saling tukar pikiran. mendengar dan berbicara pun bisa jadi habit positif yang menyenangkan.
Maka, cobalah untuk mencari lingkungan yang mendukung untuk selalu mengambangkan keterampilan membaca dan menulis. Dan juga, lingkungan yang mendukung untuk mendengarkan dan berbicara yang bisa menambah tentang kedalaman ilmu dan pengetahuan.
Fisik pun perlu dibuatkan kebiasaan agar bisa menunjang ketahanan dalam belajar. Olahraga yang bisa menambah stamina dan kekuatan otot bisa juga diagendakan agar tubuh mendukung dalam setiap gerak menjalankan kebiasaan baru.
Mungkin pekerjaan rumah baru dengan mencari sasaran baru untuk meluapkan energi yang tersimpan dengan membaca, menulis, mendengar dan berbicara. Carilah panggung sebanyak mungkin untuk bertanding. Lakukan saja tanpa jeda. Berlelahlah sampai lelah itu pun merasa lelah.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!