Skip to main content

Menuju Tsukuba

Bermula dari Yagoto Nissheki, salah satu stasiun di Nagoya. Perjalanan pertama menggunakan Shinkansen.
Seperti biasa, malasnya untuk bersiap. Padahal tinggal masukkan semua pakaian dalam tas. Akhirnya, berangkat tanpa sarapan. Rejeki tetangga, nasi yang sudah ditanak dihibahkan.
08.14 kereta tiba untuk menuju ke Nagoya eki, transit di motoyama. Kereta menuju Nagoya Eki hanya berjarak 5 menit berangkat, jadi setelah keluar di motoyama harus agak berjalan cepat.
Sesampainya di Nagoya eki, meskopun agak penuh sesak manusia, tinggal keluar ke arah petunjuk jalur Shinkansen.
Sekitar 7 menit jalan sampai juga di gerbang tiket Shinkansen. Berhubung belum sarapan, maka beli onigiri dan sebotol minuman sebagai teman di perjalanan.
Enaknya tiket reserved, posisi pintu atau disebut car, dan nomor tempat duduk sudah tersedia jelas. Sedangkan yang non reserved, biasanya di gerbong 1-3 dan bila beruntung ya dapat tempat atau berdiri.
Shinkansen berangkat jam 09.06 dan sampai Tokyo jam 10.45, dengan tepat tak ada terlambat. 
Kecepatan rata-rata Shinkansen 280 km/jam, sangat cepat. Sesampainya di Tokyo pun dengan mudah untuk memilih jalur keluar yang mana, karena semua petunjuk jalan sudah tersedia dalam bahasa Inggris.
Wajarlah jika Jepang disebut negara terbaik untuk Transportasi nya.
Emang nyaman. Selanjutnya, perjalanan dilanjut dengan naik bus menuju Tsukuba, sekitar 1,5 jam lah.

Tokyo, 20 Oktober 2022.

Comments

Popular posts from this blog

Tantangan Dakwah di Dunia Kerja

 Sekulerisme merupakan paham yang memisahkan agama (aturan Allah) dan kehidupan. Agama, khususnya Islam, aturannay dikebiri hanya dibolehkan dijalankan dalam urusan ibadah ritual, sedikit masalah malan minum (halal) dan pernikahan (nikah dan cerai), selebihnya dianggap urusan private yang tidak boleh dipaksakan untuk diterapkan di area publik. Tentu saja, kondisi negeri yang menerapkan paham sekuler akan membuat menderita bagi orang-orang beriman. Bayangkan sesuatu yang diayakini benar tetapi tidak boleh dialakukan dan harus tunduk kepada yang tidak diyakini meskipun itu salah. Contohnya, ribawi praktik perbankan, dengan sistem simpan pinjam dan investasinya. Bunga bank menjadi faktor utama dalam akad ribawai yang dilegalkan bahkan "wajib" dilaksanakan, dan semua warga tidak bisa menolak akad tersebut. Di negeri berkembang, atau dengan pendapatan yang rendah, para pekerja dengan gajinya yang terkategori minim, dipastikan tidak akan mampu membeli rumah, mobil atau barang sekun...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...