Sebelum keluar exit gate, teman berinisiatif untuk memesan taksi online dari aplikasi. Tak lama, ada penerimaan langsung sehingga kami berlima keluar untuk bertemu di tempat penjemputan. Taksi yang dipesan tipe xl sehingga berkapasitas 6 orang dan tertulis bahwa mobilnya adalah mobil innova. Sesampainya di tempat penjemputan dan bertemu dengan drivernya masih ada tawar menawar dengan meminta tambahan bayaran karena mobilnya hanya untuk 4 orang dan jika ada tambahan orang makan harus bayar 20 ribu rupiah.
Semua tercengang bingung dan sedikit marah. Akhirnya, meminta untuk di cancel. Dan kami pun pergi ke konter taksi online tersebut. Semakin dibuat bingung, karena kami tidak bisa mengcancel dan hanya si driver yang bisa mengcancel.
Tidak ada solusi, kami pun pesan taksi blue bird yang jelas argo dan catatan billnya.
Anehnya, si driver taksi online tersebut tetap tidak mengcancel dan malah memberi keterangan bahwa sudah mengantar sampai tujuan. Dan aplikasi konsumen yang memesan taksi online tersebut tidak bisa digunakan, seoalh seperti kena hack. Tambah anehnya lagi, si driver menggunakan akun pengguna bisa memberikan nilai bintang lima dan memberi komen bagus terhadap pelayanannya sendiri.
Kok bisa ya? Inilah Indonesia. Kami hanya bisa menggerutu dan bergumama, "Inilah Indonesia."
Berhati-hati saja dengan pelayanan transportasi online di bandara Palembang. Lebih baik datang ke konternya saja agar dipesankan. Ini salah satu praktik monopolli pelayanan transportasi. Tidak mengikuti sistem yang mereka kuasai, malah beresiko rugi. Tak ada pelayanan dan perlindungan bagi konsumen!
Kesan yang membagongkan. Aneh tapi nyata. Meski rugi tak seberapa. Sakit ditipu dan dibohongi itu menyakitkan. Entah doa apa yang dipanjatkan oleh para konsumen yang tertipu tersebut dan seperti apa hidupnya para driver tersebut. Dan bisa-bisanya juga ketika kami meminta agar di cancel ke driver, maka dengan arogan si driver bilang, "Ya sudah cancel saja, saya juga mau sholat di jamaah ini tadi di masjid."
"Hah, sekulerisme itu emang penyakit yang membahayakan. Satu sisi, si driver masih ingat untuk ibadah sebagai tanda dia taat pada Allah. Sisi lain, si driver tanpa takut berbuat sesuatu yang di larang Allah yaitu menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan," gumamku.
Sekulerisme memang lebih berbahaya dari komunis bahkan paganisme. Penganut komunis ateis dan penyembah berhala jelas-jelas mendeklarasikan kekufurannya. Sedangkan sekulerisme membuat orang kufur secara tidak sadar.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!