Skip to main content

Mengatasi Kebosanan

Kembali ngeblog untuk mengisi kebosanan work from home. Saya menulis ini di kamar di depan laptop mungil di atas meja kecil ditemani suara hujan yang membuat damai dan sejuk kamarku. Sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar, otomatis aktifitasku tak banyak diluar rumah. Bosan? itu pasti. Namun, dengan tetap berjalannya target pekerjaan dan munculnya kembali target pribadi, dinikmati saja.

Sudah lebih dari sebulan kerja dirumah, belajar dirumah dan beribadah dirumah, membuatku banyak merubah manajemen waktu. Sekarang lebih banyak dengan keluarga. Keluar pun hanya ke tempat ibadah dan warung. Sesuatu yang baru, semua terkoneksi dengan internet. Rapat, pengajian, komunikasi dengan orang lain menggunakan video call. 

Bertepatan dengan bulan Ramadhan, alhamdulillah masih bisa meningkatkan kapasitas diri dengan target hatam al Quran minimal 2x, menambah hafalan, upgrade english, membuat research proposal (mau phd nih ceritanya), dan memperbanya literasi. Outputnya ya kualitas bertambah, hari ini lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari sekarang. Menjadi orang yang beruntung.

Kebosanan itu muncul karena kita melakukan rutinitas yang tak tahu endingnya. Rutinitaspun jika bertarget tak pernah bosan bahkan bisa menghasilkan akselerasi atau percepatan karena otot terlatih dan terbiasa. Dengan target 2x hatam, saya mulai terbiasa dengan membaca beberapa lembar halaman alquran setelah sholat wajib. Awalnya hanya setelah maghrib. Kini berubah setiap selesai sholat. 

Target upgrading english, kuota internet yang didapta dari bonus paket dikhusukan untuk ikut kursus online gratis yang berjibun. Sekarang mulai terbiasa dengan mendengarkan para native berbicara di video kursus dan youtube. Asyik juga proses belajar ini meski masih pasif. Targetnya sederhana yaitu di bulan juni atau juli nilai toefl ku harus naik dan nyampe syarat daftar phd luar negri.

Target hafalan ini cukup berat, tak semudah teori di buku mudah menghafal. Praktiknya setiap menghafal ayat yang baru maka yang lama tetap harus diulang. Kebanyakan hafal yang baru, yang lama memudar, akhirnya berkutat bolak balik. Asyiknya, kita banyak berinteraksi dengan Al Quran. Untuk yang satu ini, saya bertekad biarkan kebosanan yang bosan sendiri. Kapan lagi kita mau berazzam untuk menjadi penghafal kalamNya, jika bukan sekarang, mau nunggu mati?.

Memperbanyak literasi dengan memperbanyak membaca buku koleksi pribadi baik yang hardcover maupun softfile. Ternyata koleksi ku berserakan banyak dan belum banyak yang tersentuh untuk dikupas tuntas. Inilah kesempatannya ketika work from home digunakan untuk upgrade pengetahuan. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini. Layaknya berkepompong yang siap jadi kupu-kupu yang indah mempesona.

Satu hal jangan terlupa, kesempatan berkumpul dengan keluarga terutama anak-anak. Jadikanlah untuk mendidik mereka dengan menanamkan keyakinan untuk hidup sukses berjuang demi kebahagian yang abadi. Pondasi paham yang harus di share bahwa kita hidup di dunia hanya sementara, hanya untuk beribadah dan mencari bekal di kampung akhiratlah tempat kita sesungguhnya. Maka, jadilah manusia yang diridloi Allah SWT. Cintailah yang harus dicintai dan bencilah yang kudu dibenci. Belajar bersama dengan mereka, berbagi pengetahuan dengan berdiskusi dan bermain. Asyik bet.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Bogor, 5 Ramadhan 1441 H.

Comments

Popular posts from this blog

Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Teringat masa bebrapa waktu yang lalu. Dunia web dan blog, seolah sutu hal yang menakjubkan bagiku. Dan terbesit sebuah tanya? bagaiman ya kok bisa membuat web yang begitu bagus. Mungkinkah seorang tanpa dasar ilmu komputer atau IT bisa membuatnya. Seiring perkembngan dunia internet. Ilmu ngeweb dan ngeblog begitu banyak bergentayangan, sehingga mampu membantu orang-orang yang awam tentang dunia bahasa pemrograman menjadi begit mudah. Jika saja, saya berkata "Tidak" atau "Stop" setiap menemukan kesukaran maka ilmu yang saya dapat pun sebtas keputusasaan. namun berbeda setiap saya mendapati kesukran, untuk terus mencari jawabannya. Distulah letak kenikmatannya, yaitu ketika meneukan jawabannya. Yang awalnya begitu sulit, ketika kita mampu melewati kesulitan tersebut. Maka kemudahan dan senyuman yang akan terkembang. Dari proses pembelajaran ini, saya semakin yakin bahwa sunanhatullah harus dilakukan. Kepandaian bisa diperoleh dengan rajin belajar. Dan tiada pernah

Free domain dan web hosting

Buat webmu sendiri!. Anda yang suka berkreasi dengan web maka perlu mencoba untuk belajar terlebih dahulu dengan layanan gratis. ketika saya berselancar di dunia maya ini, kemudian ketemu dengan web hasil gratisan www.viladavid.co.cc yang sedang baru dibangun. usut punya usut ternyata web tersebut dibangun dengan gratisan semuanya mulai dari domain dan web hostingnya. Untuk domainnya bisa mendaftar ke co.cc, anda bisa tentukan nama domain (alamat web yang anda sukai) selama masih tersedia secara free, langsung ambil saja dan register. Untuk web hostingnya yang gratisan anda bisa baca penjelasan berbahasa inggris di bawah ini: If you wish to have a professional shared hosting quality in a free hosting package, come and host with 000webhost.com and experience the best service you can get absolutely free. Founded in December 2006, 000webhost.com has a trusted free hosting members base of over 60,000 members and still counting! Offering professional quality hosting, support, uptime a

Soekarno-Hatta International Airport closed due to heavy rain

Indonesia was forced to temporarily close its main international airport Friday because of poor visibility during torrential downpours, an official said. More than 60 planes were delayed or diverted. Forty-three flights were delayed and 21 diverted to other airports, Hariyanto said. Indonesia was pounded by rain late Thursday and early Friday, bringing traffic to a standstill in much of the capital, Jakarta. Citywide floods last occurred in February 2007 in Jakarta, much of which is below sea level. Environmentalists have blamed the flooding on garbage-clogged rivers, rampant overdevelopment and the deforestation of hills south of the city.