Dengan sedikit deg-degan habis berlari agar tidak ketinggalan kereta Bima menuju Purwokerto, aku memulai perjalanan ini dari Gambir. Jam 16.30 menunjukkan 5 menit lagi kereta akan berangkat. Tepat 21.30 kereta Bima tiba di stasiun Purwokerto. Pengelaman menarik di kereta ketika ku harus sholat di kereta, sebuah ruangan kecil untuk satu orang tempat sholat, sambil merasakan goncangan kereta ku harus sholat seperti orang mabuk yang bergerak-gerak. Alhamdulillah, kereta ini telah memberikan fasilitas untuk sholat. Pengalaman yang luar biasa.
Manajemen KAI cukup bagus, kereta sangat tepat waktu. Teringat kembali bagaimana ketika kubernagkat dari stasiun Bogor pukul 14.40 dan tiba di Gondangdia jam 16.10. Sepanjang jalan kugunakan berdzikir istighfar dan sholawat agar tak ada gangguan di jalan sehingga harus ketinggalan kereta. Sekali lagi Alhamdulillah!
Setibanya di stasiun Purwokerto, ternyata pulsaku habis sehingga tidak bisa telepon orang yang mau menjemputku. Jadinya harus ke toko dan beli pulsa. Singkat cerita berhasil menghubungi dan tiba di Hotel Java Heritage dengan selamat dan siap beristirahat. Sayangnya, perut tak bersahabat, baru sadar bahwa belum makan malam, maka nasi goreng istimewa 50k hotel menjadi pelipur lara. Good night Purwokerto.
Esoknya, sebelum subuh pun kunikmati udara sejuk Purwokerto dengaan mempersiapkan tayangan untuk disampaikan dalam acara sosialisai kegiatan optimalisai pertanian. sampai siang acara lancar. kuundur diri untuk menyelesaikan tugas yang lain sambil istirahat mengganti jam tidur yang kurang. Sorenya, 250 meter dari hotel adan Ayam penyet Surabaya penambah nikmat suasana sore yang diramekan dengan genjrengan acara promo Rokok di pelataran Hotel.
Malamnya, jam 21.36 kuharus beprangkat ke Malang dengan agenda lain. Hampir kejadian di Gambir terjadi lagi. Kuharus berlari-lari agar tidak ditinggal kereta karena keasyikan mengerjakan tugas pengetikan dihotel.
Purwokerto, kota kecil nansyahdu yang pemuda pemudinya tak beda dengan kota-kota besar ada yang baik dan ada yang nyeleneh, tak habis pikir kuharus satu loft dengan pasangan muda mudi dengan tak segannya bermanjaan, semoga mereka suami istri. Selebihnya, yah inilah kota yag tak ada bedanya dengan kota lainnya secara pergaulan muda mudinya.
Hikmah yang bisa kupelajarai: persiapkan sedini mungkin, banyaklah berlatih, berpetualang dan nikmati kondisi apapun untuk mencari hikmah yang baru dan hargailah waktu sebaik mungkin.
Purwokerto, 3 Mei 2018
Manajemen KAI cukup bagus, kereta sangat tepat waktu. Teringat kembali bagaimana ketika kubernagkat dari stasiun Bogor pukul 14.40 dan tiba di Gondangdia jam 16.10. Sepanjang jalan kugunakan berdzikir istighfar dan sholawat agar tak ada gangguan di jalan sehingga harus ketinggalan kereta. Sekali lagi Alhamdulillah!
Setibanya di stasiun Purwokerto, ternyata pulsaku habis sehingga tidak bisa telepon orang yang mau menjemputku. Jadinya harus ke toko dan beli pulsa. Singkat cerita berhasil menghubungi dan tiba di Hotel Java Heritage dengan selamat dan siap beristirahat. Sayangnya, perut tak bersahabat, baru sadar bahwa belum makan malam, maka nasi goreng istimewa 50k hotel menjadi pelipur lara. Good night Purwokerto.
Esoknya, sebelum subuh pun kunikmati udara sejuk Purwokerto dengaan mempersiapkan tayangan untuk disampaikan dalam acara sosialisai kegiatan optimalisai pertanian. sampai siang acara lancar. kuundur diri untuk menyelesaikan tugas yang lain sambil istirahat mengganti jam tidur yang kurang. Sorenya, 250 meter dari hotel adan Ayam penyet Surabaya penambah nikmat suasana sore yang diramekan dengan genjrengan acara promo Rokok di pelataran Hotel.
Malamnya, jam 21.36 kuharus beprangkat ke Malang dengan agenda lain. Hampir kejadian di Gambir terjadi lagi. Kuharus berlari-lari agar tidak ditinggal kereta karena keasyikan mengerjakan tugas pengetikan dihotel.
Purwokerto, kota kecil nansyahdu yang pemuda pemudinya tak beda dengan kota-kota besar ada yang baik dan ada yang nyeleneh, tak habis pikir kuharus satu loft dengan pasangan muda mudi dengan tak segannya bermanjaan, semoga mereka suami istri. Selebihnya, yah inilah kota yag tak ada bedanya dengan kota lainnya secara pergaulan muda mudinya.
Hikmah yang bisa kupelajarai: persiapkan sedini mungkin, banyaklah berlatih, berpetualang dan nikmati kondisi apapun untuk mencari hikmah yang baru dan hargailah waktu sebaik mungkin.
Purwokerto, 3 Mei 2018
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!