Dana pemilu tahun 2004 4,4 triliun rupiah, dana tersebut didapat dari 3,8 triliun dari APBN dan tambahan dari instrumen APBD Rp 600 miliar. Untuk pemilu tahun 2009 membengkak menjadi Rp 47,9 triliun.Anggaran pemilu tersebut akan digunakan untuk dua tahun anggaran. Yakni, persiapan pemilu pada 2008 sebesar Rp 18,6 triliun dan anggaran pada 2009 Rp 29,3 triliun.Dana Rp 47,9 triliun itu dialokasikan untuk KPU pusat, 33 KPU provinsi, 456 KPU kabupaten/kota, 5.622 panitia pemungutan kecamatan, 138 panitia pemilihan luar negeri, serta 77.757 panitia pemilihan kelurahan.Rincian alokasi anggaran pelaksanaan Pemilu 2009 terdiri atas biaya pelaksanaan pemilu di tingkat panitia pemungutan suara (PPS) Rp 8,2 triliun; panitia pemilihan kecamatan (PPK) Rp 437,6 miliar; serta panitia pemungutan suara luar negara (PPLN) Rp 43 miliar. Selain itu, anggaran pemutakhiran data pemilih (Rp 479 miliar), anggaran operasional Setjen KPU (Rp 2,2 triliun), anggaran operasional KPUD provinsi (Rp 528 miliar), dan anggaran operasional KPU kabupaten/kota (Rp 2,5 triliun).
Edan bukan? begitu mahalnya harag sebuah pesta demokrasi.Data diaas adalah usulan tahun anggarn 2007, diperkirakan membengkak kembali dengan adanya pemilu daerah yang melakukan beberapa tahapan. Belum lagi jika kita hitung dengan biaya para peserta pemilu baik calon legislatif maupun pemimpin daerah dan presiden nantinya.
Demi pemilu, pihak incombent biasanya akan mengeluarkan kebijakan yang populis untuk menyengkan rakyat dan memilihnya kembali. Andaikan pemilu tiap tahun... maka sungguh enak rakyat karena akan mendapat kebijakan yang berpihak kepada rakyat secara terus menerus.
Untuk memenangkan pemilu banyak program partai yang langsung berkenaan dengan rakyat mulai bakti sosial, bantuan sosial, pengobatan gratis, bagi-bagi sembako dan jika perlu uang. Andaikan pemilu tiap tahu... rakyat enak bukan?
Belum lagi di bidang bisnis.Pada Pemilu 2004 total biaya iklan politik mencapai Rp 400 miliar. Nielsen di Media Indonesia mencatat biaya iklan pemerintahan dan politik tahun 2008 telah mencapai Rp 2,208 triliun, atau naik 66 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya Rp 1,327 triliun. Periklanan dan media di Idonesia akan terus hidupa karena partai-partai politik akan mengeluarkan uangnya untuk iklan partai.
Jika rata-rata biaya beriklan secara excessive di sebuah stasiun TV per harinya adalah Rp 500 juta, maka per bulan adalah Rp 15 milyar. Sutrisno Bachir dan Rizal Malarangeng adalah contoh dua calon yang beriklan di TV secara excessive. Ketua Umum PAN menghamburkan uang sampai Rp 300 miliar untuk beriklan. Itu hanya untuk satu stasiun TV saja. Silakan kalikan dengan 10 stasiun TV, misalnya. Angka ini hanya untuk di media TV, belum termasuk media lain seperti, radio, internet, bioskop, baliho, spanduk, bendera, kalender, brosur, kaos, dan material kampanye lainnya. Kampanye tahap awal ini hanya sekadar untuk menciptakan awareness.
Wow, begitu besar bukan biaya para kandidat atau partai peserta pemilu? pertanyaan yang bergelanyut darimana uang tersebut? Apakah mereka adalah kumpulan orang-orang baik yang mendedikasikan uangnya untuk kepentingan rakyat? dan setelah menjadi penguasa akan menghambur-hamburkan uangnya kembali untuk kepentingan rakyat? atau malah sebaliknya menjadi vampire atau drakula penghisap darah rakyat dengan menyedot habis kekayaan negeri ini?
Mengapa mereka hanya baik setiap 5 tahun sekali ketia pra pemilu?....Andaikan pemilu tiap tahun.. patilah kebaikan dan pembelaan mereka kepada rakyat akan terasa tiap tahun.
Tulisan ini hanya joke belaka untuk melihat begitu besarnya uang untuk pemilu.. andaikan pemilu tiap tahun pastilah mereka akan bangkrut :)
Edan bukan? begitu mahalnya harag sebuah pesta demokrasi.Data diaas adalah usulan tahun anggarn 2007, diperkirakan membengkak kembali dengan adanya pemilu daerah yang melakukan beberapa tahapan. Belum lagi jika kita hitung dengan biaya para peserta pemilu baik calon legislatif maupun pemimpin daerah dan presiden nantinya.
Demi pemilu, pihak incombent biasanya akan mengeluarkan kebijakan yang populis untuk menyengkan rakyat dan memilihnya kembali. Andaikan pemilu tiap tahun... maka sungguh enak rakyat karena akan mendapat kebijakan yang berpihak kepada rakyat secara terus menerus.
Untuk memenangkan pemilu banyak program partai yang langsung berkenaan dengan rakyat mulai bakti sosial, bantuan sosial, pengobatan gratis, bagi-bagi sembako dan jika perlu uang. Andaikan pemilu tiap tahu... rakyat enak bukan?
Belum lagi di bidang bisnis.Pada Pemilu 2004 total biaya iklan politik mencapai Rp 400 miliar. Nielsen di Media Indonesia mencatat biaya iklan pemerintahan dan politik tahun 2008 telah mencapai Rp 2,208 triliun, atau naik 66 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya Rp 1,327 triliun. Periklanan dan media di Idonesia akan terus hidupa karena partai-partai politik akan mengeluarkan uangnya untuk iklan partai.
Jika rata-rata biaya beriklan secara excessive di sebuah stasiun TV per harinya adalah Rp 500 juta, maka per bulan adalah Rp 15 milyar. Sutrisno Bachir dan Rizal Malarangeng adalah contoh dua calon yang beriklan di TV secara excessive. Ketua Umum PAN menghamburkan uang sampai Rp 300 miliar untuk beriklan. Itu hanya untuk satu stasiun TV saja. Silakan kalikan dengan 10 stasiun TV, misalnya. Angka ini hanya untuk di media TV, belum termasuk media lain seperti, radio, internet, bioskop, baliho, spanduk, bendera, kalender, brosur, kaos, dan material kampanye lainnya. Kampanye tahap awal ini hanya sekadar untuk menciptakan awareness.
Wow, begitu besar bukan biaya para kandidat atau partai peserta pemilu? pertanyaan yang bergelanyut darimana uang tersebut? Apakah mereka adalah kumpulan orang-orang baik yang mendedikasikan uangnya untuk kepentingan rakyat? dan setelah menjadi penguasa akan menghambur-hamburkan uangnya kembali untuk kepentingan rakyat? atau malah sebaliknya menjadi vampire atau drakula penghisap darah rakyat dengan menyedot habis kekayaan negeri ini?
Mengapa mereka hanya baik setiap 5 tahun sekali ketia pra pemilu?....Andaikan pemilu tiap tahun.. patilah kebaikan dan pembelaan mereka kepada rakyat akan terasa tiap tahun.
Tulisan ini hanya joke belaka untuk melihat begitu besarnya uang untuk pemilu.. andaikan pemilu tiap tahun pastilah mereka akan bangkrut :)
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!