Skip to main content

Menkes: Namru-2 Injak-injak Kedaulatan Negara

Jakarta-RoL-- Menkes Siti Fadilah Supari menolak menjawab pertanyaan tertulis Komisi I DPR tentang keberadaan laboratorium medis Angkatan Laut Amerika Serikat "Namru-2" disini, bahkan menyebutkan Namru-2 menginjak injak kedaulatan negara RI .

"Bagi saya, sudah tidak ada yang perlu dijelaskan karena keberadaan Namru-2 sudah jelas-jelas tidak memberikan manfaat bagi Indonesia," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Rabu.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga itu, Menkes menyatakan sangat kecewa atas kunjungan Komisi I ke Laboratorium Riset milik Angkatan Laut Amerika Serikat itu pada Rabu (18/6).

Kunjungan Komisi I tersebut, menurut Menkes , sama sekali tidak ada gunanya karena Namru-2 selama ini tidak memberikan apa-apa bagi kepentingan riset di Indonesia.

"Laboratorium itu tidak lebih baik dari laboratorium yang kita miliki seperti Laboratorium Eijkman di Bandung. Kenapa Komisi I tidak meninjau saja laboratorium milik kita sendiri yang jelas-jelas memberikan manfaat," katanya.

Menkes mengatakan, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari kerja sama dengan Namru-2.

"Kita hanya mendapatkan penelitian-penelitian kecil, sedangkan ketika kami meminta kerja sama dalam penelitian "tuberculosis" (TBC) mereka tidak mau karena tidak ada kepentingan untuk mereka,"ungkapnya.

Jadi, katanya, Namru-2 hanya melakukan penelitian untuk kepentingan militer AS, dan tidak untuk kepentingan indonesia sebagai mitra yang sejajar dalam kerangka kerja sama yang telah disepakati sejak 1970 itu.

Menkes menambahkan, dalam sebuah kerja sama harus ada kesetaraan antara kedua belah pihak.

"Bukan salah satu menginjak-injak pihak yang lain. Apa kerja sama seperti ini akan kita teruskan karena sudah jelas Namru-2 menginjak-injak kedaulatan negara," katanya.

Karena itu, katanya, keberadaan Namru-2 di Indonesia harus dipertimbangkan lagi karena kedaulatan negara sama sekali tidak bisa ditawar-tawar.

Menanggapi sikap Menkes yang tidak menjawab pertanyaan tertulis Komisi I tersebut, Ketua Komisi I Theo L Sambuaga mengatakan bisa menghargai sikap tersebut.

Namun sejumlah anggota Komisi I seperti Andreas Pareira menilai sikap Menkes tersebut kurang tepat karena jawaban yang diberikan Menkes akan menjadi acuan untuk menetapkan kelanjutan kerja sama Namru-2 di Indonesia.

Dalam pertanyaan tertulisnya kepada Menkes, Komisi I antara lain mempertanyakan perihal sejarah dan perkembangan Namru-2 di Indonesia, dukungan anggaran, koordinasi antara Namru-2 dengan Depkes dan lembaga terkait lainnya, hak intelektual, kualitas dan kualifikasi peneliti Indonesia di lembaga riset tersebut.

Selain Menkes, pemerintah diwakili oleh Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Menristek Kusmayanto Kadiman, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, serta Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo. antara/abi
republika.co.id

Comments

Popular posts from this blog

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...

Lagi Rame Fufufafa

 Skandal akun Fufufafa menghangatkan politik di Indonesia. Bila benar memang fuffaf adalah akun milik Gibran, maka ini menjadi skandal yang memalukan bangsa karena banyak hatespeech dan rasis serta porno menghiasi statemen dan komentar fufufafa dalam akunnya.  Yang unik, fufufafa banyak menghina dan melecehkan Prabowo dan keluarganya. Banyak pernyataan fufufafa yang mengindikasikan isi kepala nya tak jauh dari porno dan kebencian. Menjijikkan! itulah kesan pertama membaca isi statemen fufufafa di kaskus. Entahlah apa yang terjadi bila Prabowo keluarga dan timnya tahu mengani skandal fufufafa ini, masihkah mereka nyaman bekerjasama dengan pelaku ujaran kebencian dan rasisme ini.  Menjadi babak baru bagi perpolitikan Indonesia. Pelajaran politik berharga bagi anak bangsa bahwa politik itu adalah urusan rakyat yang diberikan kepada penguasa untuk memberikan kemudahan dan pelayanan terbaik. Apa jadinya jika pelayan rakyat dengan paradigma dan pemikiran penuh ujaran kebencian ...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...