Skip to main content

Kamu yang sekarang adalah Takdir dan Pilihan

 Sejenak coba renungkan bahwa Kamu adalah produk dari semua pilihan dan takdirmu. 

Bagi seorang muslim, tentu sudah familiar dengan konsep takdir atau ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Maha Pencipta. Tak ada yang bisa dilakukan dalam masalah takdir ini kecuali kita mengimaninya dan menerimanya dengan sepenuh hati. Namun demikian, tidak sedikit dari kita yang muslim ini salah paham terhadap konsep takdir. Ada yang berpandangan bahwa semuanya ini tak ada keterlibatan kita sebagai manusia, semua sudah ditakdirkan, padahal itu menyangkut perbuatan manusia yang pasti ada pilihan dan konsekuensinya.

Dulu, pernah salah paham terhadap takdir ini dan akhirnya salah pilih dan salah ikhtiar. Pernah berkeyakinan jika memang ditakdirkan kuliah di UGM atau IPB, maka belajar atau tidak maka pasti masuk. Ternyata salah, karena syarat diterimanya masuk UGM atau IPB cukup banyak, mulai dari mendaftar lalu ujian dan harus lulus dengan nilai yang ditentukan. Harusnya, opsi yang dilakukan adalah mendaftar dan mampu lulus semua tahapan ujian. 

Salah paham terhadap takdir, jadi bodoh dalam menentukan pilihan. Bayangkan jika salah piih jalan hidup, hanya karena salah memahami takdir.

Kesalahan fatal yang dilakukan adalah, ketika membahas perbuatan manusia yang disitu pasti ada pilihan, kita malah menyandarkan kepada perbuata Sang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. 

Sering kan mendengar ketika ditanya, apakah mau kuliah di luar negeri? jawabannya, ya jika Allah berkehendak pasti kuliah di luar negeri. Padahal, pertanyaannya adalah opsi perbuatan manusia, apakah punya keinginan atau kemauan ke luar negeri. Ini kesalahan fatal. Bukan porsinya. Jawaban yang benar tentu saja, insyaallah akan coba daftar kuliah di luar negeri. Perkara diterima atau tidak, itu persoalan lanjutan. 

Ada satu prinsip untuk mempermudah mana wilayah manusia harus tepat memilih dan bersandar kepada Sang Maha Pengatur dalam setiap pilihan, yaitu di wilayah syariat atau aturan. Bila pilihan itu sudah ada aturan mainnya atau syariatNya, maka pilihan terbaik adalah menyesuaikan dengan petunjuk tersebut.

Kedepan atau future adalah masalah gaib, tiada satu pun manusia yang tahu seperti apa nasibnya. Maka, cara yang terbaik adalah berilmu. Dengan ilmu, setiap opsi akan dipilih dengan tepat berdasarkan ilmunya. Kondisi dan keinginan apapun kedepan akan disesuaikan dengan pemahamannya tentang syariat dan keimanan pada takdir Allah. 

Setiap kesalahan pilihan di masa lalu pasti resikonya diterima sekarang. Malas belajar, pasti bodoh hingga saat ini. Malas bergerak, ya pasti tak kan kemana-mana hingga saat ini. 

Tak ada yang mampu mengganti waktu dan kejadian masa lalu, hanya orang bijak yang menjadikannya pembelajaran untuk mengulangi dengan lebih baik atau meninggalkan yang tak layak dilakukan kembali.Penyesalan itu penting bagi menusia pembelajar yang dinamis. 

Untuk itu, yang sudah terjadi cukup jadikan pelajaran. Sekarang apa yang bisa dan harus dilakukan, segera saja lakukan dan nikmati semua prosesnya. Masa depan itu gaib, raih dengan mengambil semua kemungkinan terbaik sekarang ini. 

Comments

Popular posts from this blog

Suka Membaca

 Mengenaskan, literasi penduduk Indonesia cukup rendah. Hanya 1 orang dari 1000 orang yang suka baca. Pantas dan wajar jika dai pun kesulitan untuk mengajak ummat berpikir untuk bangkit dari keterpurukan. Membaca adalah ayat pertama yang dirunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Perintah ini seolah menjadi solusi awal dari masalah masyarakat yang jahiliah.  Begitupun rasanya jahiliah modern ini. Kemampuan dan kesukaan membaca sangatlah rendah sehingga mempersulit untuk mengajak dalam menyadari kondisi yang terpuruk dan segera bangkit. Mungkin, inilah solusi yang harus ditawarkan.  Membaca itu menjadi asyik jika merasa butuh. Membaca bukan hanya untuk membaca, namun ada target lebih mengapa harus suka membaca. Menulis misalnya merupakan skill yang tidak boleh tidak kudu suka membaca agar tulisannya berbobot dan kaya ide.  Menjadi pembicara juga akan menyenangkan untuk didengarkan jika apa yang dibicarakan banyak isi (daging semua), yang bisa diperoleh dengan membaca. M...

Aliran Sesat Satria Piningit Weteng Buwono

Pagi tadi, di salah satu stasiun TV di bahas tentang aliran sesat yang muncul ke permukaan yaitu aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono .Ternyata, markasnya di daerah Kebagusan Jakarta Selatan (dekat kantor kerjaku). Tidak dinyana, hari gini masih saja banyak yang percaya dengan ajaran-ajaran yang "nyleneh" alias ga masuk akal. Aliran ini dikabarkan memerintahkan SEKS BEBAS .Namun, salah satu eks pengikut aliran ini, Ricky Alamsyah membantah berita tersebut saat berbincang dengan mediaDia membantah bahwa aliran Satria Piningit ini mempraktekkan seks bebas sebagaimana diberitakan media massa. Yang ada, lanjutnya, pernah suatu waktu 13 orang pengikut diperintahkan untuk bugil bersama-sama. Kemudian, bagi pengikut yang sudah menikah disuruh untuk melakukan hubungan seks di situ disaksikan dengan pengikut lainnya. "Tapi, tidak ada tukar pasangan seperti yang diberitakan. Yang berhubungan badan, hanya pasangan suami istri saja," jelasnya.Namun, Ricky tidak menjela...

Lagi Rame Fufufafa

 Skandal akun Fufufafa menghangatkan politik di Indonesia. Bila benar memang fuffaf adalah akun milik Gibran, maka ini menjadi skandal yang memalukan bangsa karena banyak hatespeech dan rasis serta porno menghiasi statemen dan komentar fufufafa dalam akunnya.  Yang unik, fufufafa banyak menghina dan melecehkan Prabowo dan keluarganya. Banyak pernyataan fufufafa yang mengindikasikan isi kepala nya tak jauh dari porno dan kebencian. Menjijikkan! itulah kesan pertama membaca isi statemen fufufafa di kaskus. Entahlah apa yang terjadi bila Prabowo keluarga dan timnya tahu mengani skandal fufufafa ini, masihkah mereka nyaman bekerjasama dengan pelaku ujaran kebencian dan rasisme ini.  Menjadi babak baru bagi perpolitikan Indonesia. Pelajaran politik berharga bagi anak bangsa bahwa politik itu adalah urusan rakyat yang diberikan kepada penguasa untuk memberikan kemudahan dan pelayanan terbaik. Apa jadinya jika pelayan rakyat dengan paradigma dan pemikiran penuh ujaran kebencian ...