Sekulerisme merupakan paham yang memisahkan agama (aturan Allah) dan kehidupan. Agama, khususnya Islam, aturannay dikebiri hanya dibolehkan dijalankan dalam urusan ibadah ritual, sedikit masalah malan minum (halal) dan pernikahan (nikah dan cerai), selebihnya dianggap urusan private yang tidak boleh dipaksakan untuk diterapkan di area publik.
Tentu saja, kondisi negeri yang menerapkan paham sekuler akan membuat menderita bagi orang-orang beriman. Bayangkan sesuatu yang diayakini benar tetapi tidak boleh dialakukan dan harus tunduk kepada yang tidak diyakini meskipun itu salah. Contohnya, ribawi praktik perbankan, dengan sistem simpan pinjam dan investasinya. Bunga bank menjadi faktor utama dalam akad ribawai yang dilegalkan bahkan "wajib" dilaksanakan, dan semua warga tidak bisa menolak akad tersebut.
Di negeri berkembang, atau dengan pendapatan yang rendah, para pekerja dengan gajinya yang terkategori minim, dipastikan tidak akan mampu membeli rumah, mobil atau barang sekunder/tersier lainnya tanpa menggunakan skema konsumsi jangka panjang alias kredit. Dan, pemberi modal utama pastilah instanis finance, bank sebagi aktor utamanya yang memberlakukan bunga ribawai sebagai alat/instrumen transaksi. dalam konteks syariat Islam, diharamkan.
Banyak pegawai/karyawan yang terlilit utang kepada bank dan harus pusing putar otak untuk membayar tagihannya yang dinamis setiap bulan karena faktor ribawi tersebut. Mereka ambil skema pembiayaan mulai lima hingga dua puluh tahun.
Ketika para pegawai tersebut mulai tercerahkan dengan akidah dan syariat islam terutama bagaimana harus terikat dengan hukum-hukum Allah, maka terjadi dilema batin dan kejiwaan. Satu sisi, mereka sudah banyak yang terjebak kepada hutang ribawai untuk membeli rumah dan mobil. Disisi lain, ketiak mereka semakin belajar Islam maka hal tersebut harus ditinggalkan. Pilihan praktis, mereka jelas tak mampu meninggalkan praktik transaksi ribawi tersebut karena sudah terjebak sejak awal. Mereka banyak yang tidak sanggup jika harus menjual asetnya untuk segera melunasi hutangya di bank.
Pilihan paling praktis adalah meninggalkan belajar Islam. Seperti halnya perokok yang belajar hidup sehat dan mengetahui banyak hal dampak buruk rokok terhadap kesehatan diri dan lingkungan. yang tidak sanggup meningglkan merokok, pasti memilih berhenti belajar hidup sehat.
Namun demikian, dakwah Islam bukanlah didasari kebencian apalagi kemarahan. harus tetap dilakukan kepada siapapun termasuk yang sudah terjebak kepada lubang kemaksiatan. Pintu taubat sangat luas dan masih terbuka hingga nafas di tenggorokan. Tugas seorang mukmin hanyalah terus menyampaikan, bukan penentu taufiq hidayah. Jangan pernah bosa untuk terus mengajak, meskipun probabilitasnya sangat kecil karena banyak orang yng sudah terjebak pada kubangan sistem sekulerisme ini.
Itulah tantangan dakwah di dunia kerja, dan mengapa faktor pemuda yang masih duduk di bangku sekolah menjadi faktor penting untuk didakwahi. Sebelum mereka terjebak kepada dosa besar akibat sekulerisme ini. Wallahualam.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!