
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang besar.”(QS.Al Anfal 28)
Seorang muslim yang zuhud tidak mengambil harta kecuali yang halal. Ia tidak mengambil yang haram sedikit maupun banyak.
Pernah seorang sahabat Rasulullah saw yaitu Abdullah bin Rawahah ditugaskan untuk mengambil hasil tanaman tanah Khaibar yang dikerjakan oleh Yahudi. Orang-orang Yahudi berusaha menyuapnya untuk mengurangi hak Baitul Mal. Pemimpin mereka mengatakan: “Ambillah perhiasan-perhiasan wanita kami ini dan ringankanlah pungutan kepada kami”. Abdullah menjawab:”Hai Yahudi, aku semakin membenci kalian. Ketahuilah bahwa harta yang kalian sodorkan adalah kotor dan kami tidak memakannya”. Maka orang Yahudi itu mengatakan:”Dengan pejabat-pejabat seperti inilah langit tetap tegak”.
Dalam sistem kapitalisme yang diterapkan sekarang ini,masalah gaji atau upah memang jauh dari keadilan,hanya distandartkan kepada kebutuhan harga barang poko sehingga gaji sangatlah terbatas dan pas-pasan. Muncullah begitu banyak sifat yang culas dan curang dari para buruh atau karyawan demi menutup kebutuhan keluarganya. Bahkan bukan itu saja jika kita cermati bagaimana mental pelayan masyarakat sudah menjadi rahasia umu jika suka korup dan suap menyuap.
Di dakam buku sisitem ekonomi prespektif islam,kesalahan di dunia kapitalis sekarang ini adalah dalam penentuan upah menstandartkan kepada kebutuhan minimum sehingga kita mengenal upah minimum regional. Padahal seharusnya dalam Islam, upah tidak ditentukan berdasarkan hal tersebut tetapi berdasarakan penilaian para ahli tentang kerjanya,sehingga benar-benar dihargai tenaga dan pikirannya.
Oleh karena itu muncullah keinginan-keinginan kuat untuk terlepas dari zona keminimuman tadi dengan menjadi penguasaha atau entrepreneur. Padahal jika kita lihat juga dunia mereka sangatlah keras dan banyak penyimpangan nilai-nilai,teruitama dalam masalah suap menyuap.Ya, ini meman gbentukan sistem.
Lalu bagaimanakah kita bersikap?
Sebagai seorang muslim yang berstandartkan kepada nilai-nilai Islam tentunya kita akan mencari kerja yang halal dan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan nilai Islam.
Menjadikan harta hanyalah titipan dari Allah yang akan diminta pertanggungjawbkan, dariman kita memperolehnya dan untuk apa kita membenalanjakannya.
Menjadikan kerja yang halal sebgai sebuah ibadah yang sangat luhur bahkan nilainya sama dengan jihad di jalan Allah.
Selamat Bekerja dengan cara yang halal demi mengharap ridlo Allah.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!