Beberapa bulan kedepan, publik akan disuguhkan pada wacana perubahan dan statua quo. Proses suksesi kepemimpinan politik dan kekuasaan sedang berebut wacana publik untuk meyakinkan pemilih agar bisa mendukung dengan memberikan pilihan suaranya kepada para jagoannya. Sementara ini, ada tiga kandidat yang jelas-jelas siap maju melalui kendaraan partai politik: Anies Baswedan, Prabowo dan Ganjar.
Posisi Anies didukung oleh tiga parpol: Nasdem, PKS, dan Demokrat. Prabowo didukung oleh Gerindra dan PKB. Dan, Ganjar didukung oleh PDIP dan PPP. Menariknya, hanya Anies yang mengusung perubahan sedangkan Prabowo dan Ganjar memilih melanjutkan status quo.
Menariknya, bila melihat dan memetakan kondisi masyarakat di Indonesia. Tokoh-tokoh politik dan penggerak seolah terpecah naya pada dua posisi: oposisi atau koalisi. Oposisi didefiniskan sebagai pihak-pihak yang tidak puas terhapad penguasa dan koalisi adalah mitra berkuasa penguasa.
Dua tawaran ini baik perubahan dan status quo akan cukup menarik bila politik dipenuhi oleh adu konsep baik ide perubahan atau ide status quo. Yang mengusung perubahan, harus meyakinkan rakyat mengapa harus berubah. Salah satu kuncinya adalah membuka kegagalan status quo dan segala ketidaknyamanan hidup di masa kekuasaan sekarang. Sebaliknya, bagi pihak yang mengusung status quo harus meyakinkan rakyat bahwa kondisi sekarang ini meneyengakan dan nyaman sehingga harus diteruskan dan jangan diubah.
Apapun itu, sementara ini pengusung perubahan pun belum jelas konsep apa yang ditawarkan, yang ada hanya ingin mengubah pemain berkuasanya. Begitupun status quo, hanya berkuta kepada klaim keberhasilan sedangkan pemerataan kekayaan masih jadi PR besar seluruh rakyat Indonesia, termasuk keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai, orang yang netral. Hanya berharap ada secercah ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Al khoir.
Comments
Post a Comment
Allah always see what we do!